visitaaponce.com

Ini Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA

Ini Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air(Dok.PLN )

PEMBANGKIT Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan sumber pembangkit listrik yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air guna menghasilkan energi listrik. Nah, bendungan menjadi salah satu tempat sumber listrik. Lalu bagaimana cara kerja air menjadi listrik?

Air diperlukan PLTA untuk menggerakan turbin. Air dalam bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Putaran turbin itu akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi listrik.

Listrik tersebut akan diteruskan ke power supply listrik melalui kabel yang dibentangkan dan ditahan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Aliran listrik itu dibagikan ke daerah atau rumah penduduk. 

Baca juga: Pembelajaran Perdana Pendidikan Kecakapan Wirausaha 2023 Resmi Dibuka

Selain itu, air yang sudah melewati turbin akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber kehidupan.

Kelebihan PLTA

Baca juga: Ini Daftar Nama Pelabuhan di Indonesia Beserta Letaknya

  1. Pembangkit listrik ini merupakan energi yang ramah lingkungan, bebas dari karbon emisi, dan tidak menyebabkan polusi yang berakibat efek rumah kaca. Pembangkit listrik ini memiliki gas emisi yang lebih kecil dari pembangkit listrik lainnya.
  2. Kapasitas output yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air lebih besar dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Teknologi yang ada di Indonesia pun mampu dikuasai dengan baik untuk PLTA.
  3. PLTA dapat menjadi objek destinasi wisata air. Bendungan yang digunakan untuk PLTA dapat juga digunakan sekaligus untuk sarana wisata dan edukasi. Potensi wisata waduk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Adanya PLTA mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kekurangan PLTA

  1. Pembangkit listrik ini membutuhkan investasi yang besar.
  2. Lahan yang digunakan cukup luas untuk pusat listrik dengan kapasitas listrik yang besar.
  3. Dengan adanya pembuatan bendungan air untuk PLTA, dapat mengakibatkan ekosistem sungai atau danau pada tempat tersebut terganggu.

Terlihat mirip dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau PLTMH, PLTA di bawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Keduanya mendapatkan energi listrik dari energi potensial jatuhan air. PLTA juga dapat memanfaatkan tenaga air dalam bentuk lain selain bendungan yakni tenaga ombak. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat