visitaaponce.com

Mengenal Kanker Kolorektal, Gejala, Penyebab, dan Potensi Kesembuhannya

Mengenal Kanker Kolorektal, Gejala, Penyebab, dan Potensi Kesembuhannya
Ilustrasi kanker kolorektal(Dok. UChicago Medicine)

Dari namanya, kanker kolorektal mungkin belum familiar di telinga sebagian besar masyarakat awam. Namun, sebenarnya, ini adalah salah satu jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di Indonesia. Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah sampai anus (rektum).

Biasanya masyarakat lebih mengenak kanker kolorektal dengan sebutan kanker usus besar. Kanker kolorektal sebagian besar dimulai dari pertumbuhan polip pada lapisan dalam usus besar atau rektum.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Profesor Aru W. Sudoyo, mengatakan di Indonesia saat ini angka kasus kanker kolorektal semakin meningkat. Karena itu sangat penting untuk mengedukasi masyarakat tentang jenis kanker ini.

Baca juga: Waspada, Sembelit Ternyata Bisa Sebabkan Kanker Usus

Berdasarkan data dari The Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2020, diketahui kanker kolorektal menjadi kanker penyebab kematian nomor dua tertinggi di dunia. Di dunia, kanker kolorektal menjadi jenis kanker dengan angka kematian tertinggi kelima. Khusus pada pria, kanker tersebut merupakan tertinggi kedua jumlah kasusnya setelah kanker paru-paru.

“Masalahnya, kata Aru, 70 persen dari pasien kanker kolorektal baru berkonsultasi ke dokter ketika mereka sudah memasuki stadium tiga bahkan empat. Padahal, penanganan kanker kolorektal akan semakin mudah dan efektif jika ditemukan lebih awal melalui deteksi dini,” ujar Aru, Rabu, (12/4).

Baca juga: Ini Beda Antara Wasir dan Kanker Usus Besar

Untuk meningkatkan kewaspadaan, berikut ini gejala, penyebab, dan cara pengobatan kanker kolorektal yang perllu diketahui.

1. Gejala

Dokter Aru mengatakan ada beberapa gejala umum yang muncul pada penderita kanker kolorektal. Di antaranya adalah nyeri pada perut, berat badan turun, merasa lemah berlebihan, buang air besar berdarah, dan adanya perubahan pola buang air besar. Selain itu, diare kronik juga bisa menjadi tanda seseorang menderita kanker kolorektal.

2. Penyebab

Sama dengan jenis kanker lainnya, salah satu penyebab kanker kolorektal adalah gaya hidup yang tidak sehat. Mulai dari kebiasaan konsumsi daging merah berlebihan, diet tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, merokok, hingga konsumsi alkohol berlebihan.

Selain karena gaya hidup, kanker kolorektal juga bisa disebabkan karena faktor genetik, akibat gangguan pencernaan berulang, riwayat infeksi usus besar, hingga riwayat diabetes melitus tipe 2.

3. Pengobatan

Pada tahap awal, dokter akan melakukan beberapa tahap pemeriksaan seperti kondisi anus, DNA feses, kadar CEA dalam darah, tes darah samar pada feses, dan penapis tumor M2-PK dari feses. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan dan metode apa yang nantinya paling tepat dilakukan untuk pengobatan.

Setelah tahap pemeriksaan selesai, dokter akan menyarankan jenis pengobatan. Pengobatan kanker kolorektal yang tersedia di Indonesia saat ini meliputi kemoterapi konvensional, terapi target, dan imunoterapi.

Pengobatan kemoterapi dilakukan untuk mencegah dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Sementara itu, terapi target adalah terapi yang menargetkan protein yang mengatur pertumbuhan, pembelahan, dan penyebaran sel kanker. Terakhir imunoterapi adalah metode terapi terbaru dilakukan untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan kanker.

Dokter Aru mengatakan kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker dengan metode pengobatan yang paling maju di dunia di Indonesia. Dengan kata lain kanker kolorektal memiliki potensi kesembuhan yang tinggi jika diobati dengan terapi yang tepat dan tidak terlambat penganannya.

(Ant/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat