Bentuk Serikat, Perjuangkan Kesejahteraan Dosen
![Bentuk Serikat, Perjuangkan Kesejahteraan Dosen](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/31a54667140436dedb67775a7215eaa7.jpg)
KESEJAHTERAAN dosen di Indonesia bisa dibilang jauh dari kata layak. Anggota Tim Riset Kesejahteraan Dosen sekaligus Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Milda Istiqomah mengatakan serikat pekerja dosen menjadi solusinya.
"Kita melihat serikat pekerja ini muncul karena ada hubungan sosial antara pekerja dan pengusaha yang bersifat sepihak dan eksploitatif. Jadi ada kedudukan tidak seimbang yang membuat kelas yang kuat dan kelas yang lemah menjadi timpang. Ketidakseimbangan semacam ini yang mengakibatkan konflik," ucap Milda.
Data dari Tim Riset Kesejahteraan Dosen memperlihatkan bahwa hanya 9% dosen yang gajinya di atas Rp5 juta. Sementara 91% sisanya masih di bawah Rp5 juta. Hal ini dapat disimpulkan bahwa upah dosen jauh dari kata layak dan tidak sesuai dengan hak yang seharusnya dia terima.
Baca juga: Hasil Riset: Kesejahteraan Dosen Jauh Dari Layak
"Dalam realita kita sebagai dosen yang lemah, kita enggak punya kapasitas untuk memperjuangkan hak kita secara perseorangan. Makanya perlu wadah yang tujuannya untuk mencapai kesetaraan hak," tegasnya.
Milda menjelaskan, dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, pasal 1 menyebut serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja baik di dalam maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Baca juga: Refleksi Hari Buruh, Investasi Gagal Serap Tenaga Kerja Efek Deindustrialisasi Dini
"Dari definisi ini, tujuan pembentukan serikat pekerja lebih bersifat sosial ekonomis daripada politis yang intinya kita meminta kelayakan dalam hal upah, syarat dan kondisi kerja, hubungan kesepakatan kerja, kesejahteraan dan jaminan sosial," urai Milda. (Des/Z-7)
Terkini Lainnya
UPI Raih Penghargaan Atas Capaian IKU PTN
Minta Gelar Profesor Tak Disebut, Rektor UII Yogyakarta: Perlawanan pada Carut Marut Pemberian Gelar
Rektor UMS Copot Dua Oknum Dosen Pelaku Pelecehan Seksual
Perguruan Tinggi Perlu Memperkuat Keperbihakan pada SDGs
Perguruan Tinggi Teken Asta Aksi Bangun Ekosistem Moderasi Beragama
Strategi Jitu Perunggasan Dukung Program Makan Bergizi
Dorong Gerakan Zakat, Ma'ruf Amin: Orang Islam Gak Ada yang Miskin
Cleansing Guru Honorer, Dinas Pendidikan Harus Komunikasi dengan BPK
Ramalan Zodiak Hari Ini, Keberuntungan 14 Juli 2024
Berbiaya Besar, Kesejahteraan Dokter Asing yang Praktik di Indonesia akan Sulit Dipenuhi
Tanggapi Kekhawatiran Pengusaha atas Dampak UU KIA, Presiden: Harus Hargai Perempuan, Ibu Mengandung
Perlukah Moderasi Beragama Dikembangkan sebagai Budaya Keilmuan?
Menghirup Kecubung Pemberantasan Korupsi
Anak Korban Tindak Kekerasan Orangtua
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap