Komnas HAM Integrasi dengan Lembaga Pendidikan untuk Cegah TPPO
![Komnas HAM: Integrasi dengan Lembaga Pendidikan untuk Cegah TPPO](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/d99d6ee6e003fc68b5eaafb401dbfb9c.jpg)
KOMISIONER Komnas HAM Anis Hidayah menjelaskan pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) harus menjadi gerakan bersama dan komitmen negara.
Menurutnya ada 3 hal yang perlu dilakukan. Pertama, melalui pendekatan dan integrasi dengan lembaga pendidikan untuk memberikan materi tentang materi TPPO, misalnya menjadi kurikulum.
"Misalnya menjadi kurikulum di sekolah maupun perguruan tinggi sehingga itu terlembaga informasinya tentang TPPO mulai dari SMP SMA dan perguruan tinggi," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (9/6).
Baca juga: Jual Tanah Sendiri Berujung Bui, Haji Imron Laporkan Polda Kalteng ke Mabes Polri
Ia mengatakan, anak-anak harus dikenalkan terkait TPPO mulai dari pelaku, modus hingga lingkungan sekitar. Terlebih, pelaku acap kali merupakan orang terdekat.
"Karena seringkali pelakunya kan dari lingkungan terdekat yang tak terlalu jauh," ujarnya.
Baca juga: Komnas HAM Sebut Gugus Tugas TPPO di Daerah Tak Bergigi. Kenapa?
Lebih lanjut, pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat Migrant Care ini mengatakan sosialisasi tentang TPPO perlu terlembaga.
"Kenapa mesti terlembaga karena ada juga kasus TPPO mereka lewat lembaga-lembaga pendidikan dan institusi," jelasnya.
Ia mencontohkan, modus yang seringkali ditemukan diantaranya dari beasiswa, bursa kerja khusus dan lainnya. Sehingga modus itu membuat orang tua tidak merasa curiga.
Kedua pencegahan TPPO itu harus dilakukan secara kolaboratif baik itu pemerintah atau organisasi masyarakat sipil.
"Bagaimana biar lebih kuat dilakukan secara kolaboratif dan menyentuh akar rumput sampai ke tingkat desa informasi tentang itu, karena selama ini para sindikat menjemput langsung ke basis ke desa yang itu seringkali tidak diketahui oleh kepala desanya,"jelasnya.
Ketiga, penggunaan teknologi di era digital untuk melakukan pencegahan TPPO, seperti informasi digital sosial media. Ia mengatakan, sindikat saat ini makin canggih.
"Mengajak influencer sosialisasi, lebih mudah memahami dan pengaruh yang lebih luas gitu di platform mereka," pungkasnya. (Far/Z-7)
Terkini Lainnya
Warga Sulteng Korban TPPO Dipulangkan dari Bahrain
Keluarga Korban Perdagangan Manusia di Myanmar Minta Pertolongan ke Presiden Jokowi
7 Bulan Terombang-ambing di Laut, 49 Korban TPPO Berhasil Dievakuasi
Kasus TPPO di NTT Masuk Kategori Gawat Darurat
Indonesia Darurat TTPO, 3.700 PMI Jadi Korban, Komnas HAM Luncurkan Program 'Jalan Terjal'
Interpol Tangkap 219 Orang dalam Operasi Perdagangan Manusia
Tingkatkan Kualitas, Sekolah di Batam Sediakan Ujian Sertifikasi Cambridge
Khitah Negara pada Sastra Masuk Kurikulum
Gelar Simposium Pancasila, PSKI Prasmul Minta Pengajar Upgrade Diri
Guru Besar UPI: Integrasikan Penerapan Competency Based Assessment di SMK di Kurikulum
Sekolah Pribadi Depok Sukses Antarkan 50 Persen Lulusan Masuk Kampus Unggulan
Kurikulum Internasional SIS Group akan Diterapkan di Sekolah Mutiara Nusantara
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap