visitaaponce.com

Unsri dan Sound Corporate University, Upaya Prof Alfitri Menjawab Tantangan Globalisasi

Unsri dan Sound Corporate University, Upaya Prof Alfitri Menjawab Tantangan Globalisasi
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang juga kandidat calon Rektor Universitas Sriwijaya, Palembang, Prof Alfitri.(DOK/HUMAS UNIVERSITAS SRIWIJAYA)

GLOBALISASIi telah mengubah wajah dan peran pendidikan di berbagai belahan dunia. Kampus atau perguruan tinggi di Indonesia  pun perlu mengambil sikap untuk menentukan peran dan langkah yang akan diambil.

Di Indonesia, Universitas Sriwijaya, menjadi salah satu perguran tinggi yang mulai ancang-ancang untuk menjawab keniscayaan akan globalisasi dengan mempersiapkan sumber daya akademis yang memiliki daya saing global. Sejumlah bentuk kerja sama internasional, misalnya, dilakukan Unsri untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat jejaring kolaborasi antar negara.

Beberapa negara yang telah menjadi mitra kerja sama Universitas Sriwijaya di antaranya Jepang, Malaysia, Brunei, Filipina, Thailand, Vietnam, hingga Turki. Jepang menjadi negara yang paling banyak melakukan kolaborasi dengan total 7 kerja sama bersama Unsri.


Sound Corporate University

 

Komitmen Universitas Sriwijaya meningkatkan daya saing pendidikan di kancah global inilah yang menjadi fokus salah satu bakal calon rektor kampus ini untuk periode 2023-2027, Prof Dr Alfitri MSi.

Kandidat yang kini menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu bertekad memaksimalkan penguatan pengaruh global dengan mewujudkan Unsri sebagai Sound Corporate University.

Sound Corporate University, diakui Alfitri, terinspirasi dari konsep Sound Governance yang belakangan hadir sebagai penyempurna konsep Good Governance. "Jika Good Governance mengacu pada dinamika pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam tata kelola, Sound Governance melengkapinya dengan elemen terpenting dalam era globalisasi yakni aktor internasional," ujarnya, Senin (24/7).

Menurut dia, pnting untuk menata perguruan tinggi yang baik dan memenuhi standar internasional di era ini. "Tata kelola yang baik, termasuk dalam hal kolaborasi internasional, bisa jadi kunci meningkatkan pengaruh sumber daya kita di tingkat global,” ujarnya.

Untuk mewujudkan tata kelola ideal dalam tataran Sound Corporate University, Alfitri menjelaskan, pentingnya menjalankan empat poin inisiatif.  Pertama, perancangan kurikulum yang mendorong kemampuan mahasiswa. Hal ini mencakup pemberian keterampilan yang dapat membangun individu dengan jiwa kepemimpinan yang mampu berpikir kritis.

Kedua adalah komitmen terhadap pemanfaatan teknologi dalam kegiatana kampus. Tak hanya dalam proses pengajaran, namun juga dalam penelitian serta pengembangan teknologi terbaru.

Ketiga, fokus terhadap inovasi sosial. Inisiatif ini memberikan npeluang bagi para mahasiswa dan staf untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas lokal dan atau organisasi. Tujuannya adalah memberikan dampak yang berarti bagi berbagai pihak.

“Kami ingin universitas menjadi tempat belajar yang menginspirasi pertumbuhan dan perubahan. Tempat di mana kita tidak hanya menghasilkan pengetahuan tetapi juga menggunakan pengetahuan itu untuk memberikan dampak sosial yang signifikan,” jelas Alfitri.

Terakhir, poin inisiatif yang menurut Alfitri tak kalah penting untuk mewujudkan Sound Corporate University adalah inklusivitas. Yakni memastikan setiap individu, tanpa memandang latar belakang, dapat memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas.


Pakar Sosiologi


Program-program dengan target peningkatan daya saing global, tanpa meninggalkan sisi sosial, tak lain merupakan manifestasi ilmu sosiologi yang menjadi fokus Prof Alfitri sepanjang riwayat pendidikannya.

Setelah tamat dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Unsri pada 1989, Alfitri diketahui melanjutkan jenjang Pascasarjana (S2) pada bidang Sosiologi-Antropologi di Universitas Padjajaran Bandung. Usai lulus pada 1995, ia mengambil konsentrasi Sosiologi dalam pendidikan Program Doktor (S3) di universitas yang sama dan lulus pada 2005.

Fokus Alfitri pada ilmu sosial juga semakin dalam dengan karir akademisnya. Selain menjadi staf pengajar pada jurusan Ilmu Sosiologi, ia juga sempat menjabat Kepala Pusat Penelitian Sosial Budaya di Lembaga Penelitian Unsri pada periode 2002-2005.

Di luar dunia kampus, Alfitri juga sempat menjabat Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Sumatra Selatan, Ketua Kelompok Kerja Pendidikan dan Sosial Budaya, DRD Sumsel, pada 2003-2006.

Dengan visi yang diusungnya, Alfitri akan bersaing dengan dua calon rektor lainnya yang lolos ke tiga besar Pemilihan Rektor Universitas Sriwijaya. Pemilihan Rektor Universitas Sriwijaya akan diselenggarakan pada Kamis, 3 Agustus 2024. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat