Pengusaha Depot Air Minum Tolak Pelabelan BPA
WACANA pemerintah memberikan pelabelan BPA pada kemasan galon guna ulang mendapat penolakan dari para pengusaha UMKM depot air minum isi ulang. Mereka berpendapat langkah tersebut akan mematikan usaha mereka karena banyak konsumen yang membawa galon polikarbonat aneka merek dan akan menakutkan jika ada label negatif ditempelkan pada galon.
Penyedia jasa pengisian air minum atau depot di Ciputat, Mayutan, tidak setuju dengan wacana pelabelan BPA. Dia memandang bahwa pelabelan BPA tidak lepas dari persaingan usaha produsen air minum dalam kemasan (AMDK) besar. "Ya itu pelabelan sebenarnya kan setahu saya cuma di galon guna ulang saja. Jadi itu sih kesannya persaingan bisnis yang gede-gede saja," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/8/2023).
Dia sekaligus menepis anggapan yang menyebutkan gangguan kesehatan akibat mengonsumsi air dari dalam galon guna ulang kemasan polikarbonat yang tahan banting. "Selama ini enggak ada komplain kesehatan dari konsumen air isi ulang ini," kata pedagang yang telah puluhan tahun menjajakan air minum ini.
Dia menilai wacana tersebut sangat tidak beralasan. Dia mengatakan, galon guna ulang juga telah melewati tahapan dan rangkaian penelitian dan uji lab sebelum digunakan konsumen.
Setali tiga uang, pemilik depot air lain bernama Mus mengaku tidak percaya dengan isu galon guna ulang yang berdampak pada kesehatan. Menurutnya, itu hanya hoaks yang dihembuskan guna menjatuhkan pihak tertentu. "Itu (isu BPA) sih aku belum percaya karena hoaks ya," kata wanita yang sudah berdagang air minum puluhan tahun ini.
Mus meminta agar kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berpihak pada pengusaha kecil. Menurutnya, pemerintah juga harus melihat dampak kebijakan tersebut pada industri UMKM. Dia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak mengeluarkan peraturan yang mengancam pengusaha kecil dan masyarakat. Dia mengatakan, kebijakan tersebut dapat membuat bias di tengah publik. "Masalah pelabelan ini sih seharusnya berdasarkan fakta ya kalau misal enggak melihat orang yang kecil ya repot nanti. Makanya jangan ditakut-takuti," katanya.
Salah satu pegawai depot air minum Biru di Depok, Wardah, mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada keluhan dari masyarakat terkait penggunaan galon guna ulang. Dia mengatakan, selama empat tahun melayani masyarakat, tidak ada satupun konsumen yang mengeluhkan gangguan kesehatan. "Sehari itu kami biasa ngisi 400-600 galon. Tidak ada satu pun dari konsumen yang merasa kesehatannya bermasalah," katanya. (Z-2)
Terkini Lainnya
Pegawai Kios Air Isi Ulang Ditemukan Tewas Tergantung
Mengenal Kemasan Pangan yang Aman
Komnas Perlindungan Anak: Labelisasi Galon BPA Tak Bisa Ditunda
Cegah Galon Oplosan, Warganet Minta Produsen Lakukan Pembenahan
Marak Pemalsuan Galon Isi Ulang, BPKN Minta Produsen Tetapkan Agen Resmi
Soal Pelabelan BPA, FMCG Insights: Akademisi Jangan Ditunggangi Industri
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap