visitaaponce.com

Gangguan Refraksi Mata pada Anak Meningkat setelah Pandemi

Gangguan Refraksi Mata pada Anak Meningkat setelah Pandemi
Persentase gangguan penglihatan akibat gangguan refraksi pada anak usia sekolah sekitar 35%-40%.(Freepik)

PANDEMI Covid-19 telah membuat gangguan penglihatan pada anak-anak meningkat. Hal tersebut disampaikan oleh Ikatan Profesi Optometris Indonesia (Iropin) di sela-sela Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Iropin 2023, Jumat (22/9) malam.

Ketua Umum Iropin, Nova Joko Pamungkas mengungkapkan dari 1.000 anak yang mengikuti penapisan, rata-rata sekitar 350 sampai 400 anak terindikasi mengalami gangguan penglihatan karena refraksi.

Artinya, persentase gangguan penglihatan akibat gangguan refraksi pada anak usia sekolah sekitar 35%-40%. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012 yang prevalensi  mencapai 24,7%. "Gangguan mata yang dialami anak sebaiknya sedini mungkin terscreening agar  tidak sampai mengalami kebutaan," papar dia.

Baca juga: Kejadian Alergi Susu Sapi Berkurang Seiring Anak Bertambah Usia

Ia menyebut, gangguan penglihatan sudah terdeteksi. Namun, pihaknya selama ini fokus pada pemeriksaan saat masa sekolah, minimal kelas 5-6 SD.

Deteksi dini gangguan penglihatan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan melihat objek tertentu dengan jarak tertentu dengan salah satu mata secara bergantian. "Jika ada penglihatan tidak jelas, datang ke dokter mata atau optometri," kata Nova.

Baca juga: Tetap Tenang, Kunci Orangtua Bantu Anak Saat Bencana

Sekretaris Iropin, Kastam menambahkan, meningkatnya frekuensi waktu menggunaan gawai pada anak-anak menjadi penyebab meningkatnya kasus gangguan refraksi pada anak. Ia pun menyebut, dua tahun terakhir gangguan penglihatan pada anak meningkat.

"Mungkin karena pembelajaran jarak jauh setiap hari anak-anak lebih sering di depan gadget sehingga memicu peningkatan gangguan refraksi," papar Kastam.

Ia mengatakan, mata adalah jendela dunia. "Dengan penglihatan yang baik akan membantu anak dalam mengembangkan potensi di dalam dirinya dengan baik," kata dia.

Donasi Bingkai

Dalam acara Pertemuan Ilmiah Tahunan pertama (PIT) Iropin 2023 juga dilakikan donasi 50.000 bingkai kacamata yang diberikan OneSight EssilorLuxottica Foundation kepada Ikatan Profesi Optometris Indonesia (Iropin). Donasi ini memecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor sebelumnya mencapai 30.000 donasi yang dilakukan pada tahun 2015.

Ketua Iropin, Nova Joko Pamungkas mengatakan, kolaborasi Iropin dengan OneSight EssilorLuxottica Foundation telah memainkan peran penting dalam memberikan perawatan penglihatan kepada komunitas yang kurang terlayani di seluruh Indonesia. "Bersama-sama, kami akan terus membuat kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan akses terhadap layanan perawatan dan pemeliharaan penglihatan berkualitas terutama bagi mereka yang 
membutuhkan," papar dia.

Country Manager EssilorLuxottica Indonesia, Peter Tan mengatakan, pihaknya sangat menyakini, visi yang jelas adalah kunci menuju masa depan yang lebih cerah. "Sumbangan yang memecahkan rekor berupa 50.000 bingkai 2.5 New Vision Generation kepada Iropin ini menandakan komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk memberikan manfaat positif pada kehidupan masyarakat yang tinggal di Indonesia," papar dia.

Pertemuan Ilmiah Tahunan pertama (PIT) Iropin 2023 di Yogyakarta dihadiri sekitar 1.100 optometris di Indonesia. Mereka berkumpul untuk membahas inovasi terbaru dalam manajemen perawatan dan pemeliharaan penglihatan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat