visitaaponce.com

Pengasuhan Penuh Kesadaran, Cara Efektif Kelola Emosi Orang Tua

Pengasuhan Penuh Kesadaran, Cara Efektif Kelola Emosi Orang Tua
(TANOTO FOUNDATION)

MENJADI orang tua memang tidak mudah. Selain mengurus anak, orang tua juga harus mengurus rumah tangga, pekerjaan, dan hubungan dengan pasangan. Hal ini bisa membuat orang tua stres dan akhirnya sulit untuk mengelola emosi. 

Misalnya, saat capek pulang bekerja dan kesal karena pekerjaan namun kemudian melampiaskan rasa kesal pada anak saat di rumah. Hal ini tentu akan berdampak kurang baik bagi tumbuh kembang anak karena lingkungannya menjadi kurang aman dan nyaman baginya.

Dalam paparan yang disampaikan oleh Psikolog Klinis Anak Reti Oktania M Psi Psikolog kepada para orang tua penerima manfaat program Rumah Anak SIGAP Tanoto Foundation, salah satu cara untuk mengelola emosi dengan baik adalah dengan menerapkan pengasuhan penuh kesadaran (mindful parenting). 

Baca juga: Penting! Mari Ajarkan Anak Kebiasaan Buang Sampah pada Tempatnya

“Pengasuhan penuh kesadaran adalah pola pengasuhan yang fokus pada kondisi kini dan saat ini. Ayah dan Bunda yang menerapkan pengasuhan penuh kesadaran akan lebih sadar pada emosi mereka sendiri dan berusaha untuk mengelolanya dengan baik. Ayah dan Bunda juga akan lebih mampu menghadapi tekanan dan hubungan dengan anak akan menjadi lebih baik nantinya,” ujar Reti.

Lebih lanjut, Reti menjelaskan bahwa ada tiga tahapan yang bisa dilakukan orang tua untuk mengelola emosi agar dapat menerapkan pengasuhan penuh kesadaran, yaitu: 

Validasi 
Tahap pertama adalah validasi. Ayah dan Bunda perlu mengenali dan mengakui emosi yang mereka rasakan. Misalnya, jika orang tua merasa marah, mereka perlu mengakui bahwa mereka sedang marah. Jangan menyangkal atau meremehkan emosi yang dirasakan. Untuk mengenalinya, Ayah dan Bunda bisa pakai tools berupa roda emosi. Dengan mengenali dan mengakui emosi, akan lebih mudah bagi ayah dan bunda untuk menghadapinya dengan lebih tenang.

Empati
Setelah mengakui emosi yang dirasakan, Ayah dan Bunda perlu berempati pada diri sendiri. Misalnya, orang tua bisa berkata pada diri sendiri, "Iya, aku memang sedang marah. Ini wajar karena aku sudah capek seharian”. Tunjukkan kalau Ayah dan Bunda menerima emosi yang ada baik positif maupun negatif. Setiap jenis emosi itu wajar dialami oleh setiap orang Emosi itu bersifat sementara jadi persilahkan emosi itu lewat seperti aliran air di sungai. Jika ditolak atau dipendam akan tidak terkontrol dan dapat meledak sewaktu-waktu. 

Support
Setelah lebih tenang, orang tua bisa memikirkan dukungan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi emosi yang dirasakan. Ayah dan Bunda bisa bertanya pada diri sendiri tentang apa yang bisa dilakukan agar rasa emosi ini tidak berlebihan. Misalnya, orang tua bisa meluangkan waktu untuk sendirian atau bersama pasangan untuk menenangkan diri. Harapannya, Ayah dan Bunda akan lebih bisa fokus pada solusi dibandingkan reaktif pada emosi yang dirasakan. 

Baca juga: Cinta Dunia Anak Jadi Motivasi Wantini untuk Terus Mengabdi di Rumah Anak SIGAP Nusa Indah

Saat orang tua sedang mengelola emosi, penting untuk berkomunikasi dengan anak. Jangan sampai anak merasa diabaikan atau disalahkan atas emosi orang tua. Daripada pergi tiba-tiba atau berkata “Bunda marah karena kamu nakal dan susah diatur”, lebih baik berkata “Bunda saat ini merasa kesal karena urusan rumah belum selesai, jadi bunda mau tenangkan diri dulu ya. Adek bisa bermain sendiri dulu, nanti kalau bunda lebih tenang, bunda bisa temenin adek main.”

Penjelasan seperti ini lebih baik karena tidak menyalahkan anak dan tetap ada usaha untuk mengakomodasi kebutuhan anak dengan menawarkan kegiatan bermain di lain waktu. 

Orang tua bisa coba terapkan tahapan pengelolaan emosi dalam pengasuhan tersebut ya. Jika terasa sulit, lakukan secara bertahap dan perlahan. Pengasuhan tidak harus sempurna. 

“Tidak apa-apa jika Ayah dan Bunda masih melakukan kesalahan dalam mengasuh anak. Terpenting, ada upaya untuk menjadikan proses pengasuhan menjadi lebih baik. Membangun koneksi dengan si Kecil dengan cara belajar mengelola emosi diri sendiri adalah tanda bahwa Ayah dan Bunda melakukan pengasuhan dengan penuh kesadaran,” tandas Reti. 

Baca juga: Tanoto Foundation Buka Pendaftaran Program Beasiswa Teladan 

Rumah Anak SIGAP adalah bagian dari program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP), yang merupakan bentuk kemitraan antara Tanoto Foundation dengan pemerintah daerah, dan melibatkan masyarakat. Rumah Anak SIGAP didirikan dengan mengembangkan model layanan yang bertujuan untuk membekali keluarga agar mampu memberikan pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak usia 0-3 tahun secara menyeluruh (holistik), serta terintegrasi dengan layanan kebutuhan esensial anak lainnya.

Ragam layanan yang tersedia di Rumah Anak SIGAP ditujukan untuk memastikan anak-anak usia 0-3 tahun berkembang sesuai dengan usia mereka, dengan meningkatkan keterampilan orang tua/pengasuh dalam praktik pengasuhan yang berbasis pemenuhan hak anak. Layanan tersebut meliputi kegiatan kelompok pengasuhan tematik, kegiatan stimulasi dengan bermain, pendampingan individual (orang tua dan anak), kunjungan rumah, dan beragam kegiatan pendukung lainnya. (RO/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat