visitaaponce.com

Contoh Alasan Cuti Kerja yang Masuk Akal

Contoh Alasan Cuti Kerja yang Masuk Akal
Berikut alasan cuti yang masuk akal dan cenderung disetujui atasan.(Freepik)

SECARA prinsip, setiap pekerja memiliki hak untuk mendapatkan cuti sesuai dengan ketentuan yang ada dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.

Pasal 79 Ayat (2) UU Ketenagakerjaan menjelaskan lebih detail mengenai berapa banyak cuti yang dapat diterima oleh karyawan, minimal 12 hari atau lebih (bergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing).

Walaupun memiliki hak cuti, karyawan tetap diwajibkan untuk mengajukan permohonan cuti sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku di perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan atau divisi HRD dapat melakukan perhitungan absensi dan penggajian dengan akurat.

Baca juga: Resmi! Ini Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024

Di bawah ini terdapat tujuh alasan cuti yang masuk akal yang akan cenderung disetujui oleh atasan atau HRD.

1. Alasan Sakit

Baca juga: Menaker: Cuti Bersama Idul Adha Harus Disepakati Pekerja dan Perusahaaan

Alasan cuti yang paling masuk akal pertama dan biasanya akan disetujui oleh HRD dan atasan adalah sakit, termasuk gejala tidak enak badan, flu, diare, dan sejenisnya. Kondisi tersebut dapat mengganggu produktivitas karyawan jika mereka dipaksa untuk bekerja, dan juga dapat menyebarkan penyakit ke rekan-rekan kerja.

2. Cuti Haid

Bagi perempuan yang membutuhkan cuti karena mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan menstruasi, seperti nyeri haid, alasan ini dapat digunakan. Alasan cuti haid sebenarnya diatur dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 81, tetapi sayangnya, banyak perusahaan tidak memberi tahu karyawannya mengenai hal ini.

3. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin biasanya memerlukan perencanaan sebelumnya, seperti mengatur janji dengan dokter atau rumah sakit. Hal ini penting terutama jika Anda ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang memiliki jadwal yang terbatas. Namun, perusahaan mungkin akan meminta bukti berupa surat dokter atau izin dari rumah sakit.

4. Urusan Keluarga

Alasan cuti ini bisa digunakan dalam situasi darurat, seperti saat anggota keluarga mengalami sakit serius tiba-tiba, kecelakaan, atau lainnya. Selain itu, Anda juga bisa meminta izin cuti untuk menghadiri acara keluarga, seperti pertemuan orang tua di sekolah anak atau panggilan mendadak dari wali kelas.

5. Kendaraan Rusak

Karyawan dapat mengajukan cuti jika kendaraan mereka rusak karena kecelakaan, baik kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Biasanya, kecelakaan tidak dapat diprediksi, dan bukti berupa foto kendaraan yang rusak atau surat keterangan dari pihak berwenang mungkin diperlukan.

6. Mengurus Dokumen Penting

Anda bisa mengajukan cuti untuk mengurus dokumen penting seperti KTP baru, SIM, Paspor, dan lainnya. Namun, proses ini biasanya tidak memakan waktu seharian penuh, jadi sebaiknya diatur agar tidak bertentangan dengan jadwal kerja.

7. Mengikuti Pelatihan atau Seminar

Perusahaan biasanya mendorong karyawannya untuk mengembangkan keterampilan mereka. Jadi, mengajukan cuti untuk mengikuti pelatihan atau seminar yang relevan dengan pekerjaan Anda adalah alasan yang masuk akal. Pelatihan atau seminar ini seringkali hanya berlangsung beberapa jam di pagi hingga siang hari, sehingga Anda masih memiliki waktu sore untuk bersantai atau menikmati konser.

Tetapi, ada beberapa alasan cuti yang sebaiknya dihindari, seperti terlambat bangun, masalah kendaraan, kehadiran pada proses rekrutmen di tempat lain, atau masalah dengan rekan kerja atau atasan. (Z-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat