visitaaponce.com

Hari Guru Nasional, Jokowi Optimistis Bisa Cetak Guru yang Berkualitas dan Sejahtera

Hari Guru Nasional, Jokowi Optimistis Bisa Cetak Guru yang Berkualitas dan Sejahtera
Peringatan Hari Guru Nasional di Kemendikbudristek(Dok. Kemendikbudristek)

PRESIDEN Joko Widodo optimistis Indonesia bisa mencetak guru yang berkualitas serta sejahtera. Hal itu diungkapkannya dalam acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Sabtu (25/11). 

”Saya yakin dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki guru-guru berkualitas baik yang maju pola pikirnya dan sejahtera kehidupannya. Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi ibu dan bapak guru,” kata Jokowi.

Dalam perayaan Hari Guru Nasional yang dihadiri langsung oleh 7.500 guru dari berbagai daerah di Indonesia, Jokowi menyatakan bahwa ia memahami betul, di tengah perubahan global, disrupsi teknologi dan lanskap ekonomi yang terjadi setiap hari, guru memiliki banyak kewajiban untuk terus berinovasi meningkatkan kualitas pendidikan agar mencetak SDM yang unggul dan cinta terhadap Tanah Air.

Baca juga : Presiden Ingatkan Mendikbudristek Perubahan Kurikulum Bikin Stres Guru

“Oleh sebab itu saya sangat menghargai pergerakan bersama, bergerak bersama dalam rangka Merdeka Belajar yang diinisasi oleh Mas Menteri (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim). Karena tanpa perubahan mindset akan sulit kita menyesuaikan diri dengan perubahan dunia yang sekarang hampir setiap detik selalu berubah,” tutur dia.

Ia sangat mengapresiasi kini platform Merdeka Belajar terus digunakan sebagai acuan dan wadah untuk bertukar pengalaman antarguru. Hal itu menandakan bahwa inovasi Indonesia, khususnya di bidang pendidikan tidak ketinggalan dengan perkembangan di dunia. 

“Tentu saja kewajiban negara untuk memberikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru. Saya pun bisa jadi presiden gini karena guru,” ungkap Jokowi.

Baca juga : Penggerak Literasi Nyalanesia, Kuswanto, Raih Penghargaan dari Kemendikbudristek

Pada kesempatan itu, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim meyakini, gerakan Merdeka Belajar yang telah berjalan selama empat tahun dapat terus berlanjut untuk menciptakan ruang inovasi bagi guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran murid. 

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka kini telah digunakan di 300 ribu satuan pendidikan di Indonesia. Ia berharap ke depan semua sekolah dapat menerapkan kurikulum tersebut.

“Tentunya kita semua ingin agar semua sekolah di Indonesia mengimplementasikan kurikulum baru yang berpusat pada kemerdekaan guru. Guru lah yang harusnya menentukan anak itu ada di level kompetensi mana. Guru yang harusnya diberikan kebebasan untuk menjadi co-creator daripada kurikulum. Guru yang harusnya diberikan kebebasan untuk maju atau mundur sesuai dengan kemampuan siswanya masing-masing,” beber Nadiem.

Baca juga : Mendikbudristek Nadiem Ajak Para Guru Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

Selain itu, sudah ada lebih dari 3 juta guru yang menggunakan platform Merdeka Belajar, yang merupakan wadah bagi guru dan komunitas belajar untuk bertukar pengetahuan dan meningkatkan kompetensi. 

Diamping itu, kini sudah ada lebih dari 50 ribu penggerak di lapangan, di mana 9 ribu di antaranya telah menjadi kepala sekolah.

“Dan tahun depan akan ada 100 ribu guru penggerak yang InsyaAllah akan segera dijadikan kepala sekolah di seluruh Indonesia dan pengawas di seluruh Indonesia,” kata dia.

Baca juga : Pemerintah Dorong Guru Terus Berinovasi

Selain itu, untuk menyejahterakan guru, Kemendikbudristek pun telah merekrut guru ASN PPPK sebanyak 544 ribu dalam periode 2021-2022. Dan pada 2024, ditargetkan akan mencapai 1 juta guru ASN P3K.

“Dan saya yakin bahwa ibu bapak semua masih ingin lebih banyak lagi tentunya guru honorer yang diangkat sebagai ASN P3K. Ini menjadi salah satu program yang didorong presiden untuk memastikan bahwa kesejahteraan guru di seluruh Indonesia terjamin,” jelas Nadiem.

Ia menekankan, semua capaian dari gerakan Merdeka Belajar itu merupakan hasil dedikasi dan kerja keras guru di seluruh Indonesia. Karenanya, ia berharap guru-guru di Tanah Air dapat bergerak bersama, menciptakan gebrakan untuk membuat sistem pendidikan Indonesia lebih baik dan mencetak generasi unggul.

“Dari kementerian kita bisa membuat kebijakan dan transformasi, tapi ujung-ujungnya yang kerjaannya paling berat adalah di tangan guru dan kepala sekolah di Indonesia,” pugkas Nadiem. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat