visitaaponce.com

Pemerintah Dorong Guru Terus Berinovasi

Pemerintah Dorong Guru Terus Berinovasi
Mendikbudristek dan Plt. Dirjen GTK berfoto bersama 72 perwakilan Organisasi Profesi GTK pada peringatan Hari Guru Nasional 2022.(DOK. KEMENDIKBUDRISTEK)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) mengajak semua guru terus berinovasi dalam menciptakan kebaruan untuk masa depan dunia pendidikan. Pa­salnya, peran guru sangat penting dalam memajukan dunia pendidikan di Tanah Air.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengajak para pendidik untuk bersemangat dalam berkarya dan berinovasi. Ini seperti tema Hari Guru Nasional (HGN) tahun ini yakni Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar.

“Ini terinspirasi dari semangat para ibu dan bapak guru semua, bukan dari kami. Semangat untuk berinovasi dan kemauan untuk mencoba hal-hal baru, terus bertanya dan terus berkarya, itu yang menjadi inspirasi,” ungkap Nadiem dalam acara puncak peringatan HGN 2022, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (26/11).

Baca juga : Mendikbudristek Nadiem Ajak Para Guru Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan dengan Merdeka Belajar, para guru di Indonesia sekarang semakin tergerak menghadirkan inovasi dalam pembelajaran dan membawa perubahan di lingkungan sekolahnya. Dengan begitu, peserta didik menjadi kreatif dan inovatif.

“Berkat semangat para guru ini mampu menghantarkan sistem pendidikan Indonesia memasuki babak baru dan era baru dengan Kurikulum Merdeka. Pasalnya, kurikulum ini memberikan keleluasaan jauh lebih besar untuk para guru sehingga mereka bisa mengembangkan proyek krea­tif yang membuat pembelajaran jauh lebih menyenangkan,” jelas Nadiem.

Selain itu, Kurikulum Merdeka dan materi pembelajaran pun dirampingkan sehingga guru diberikan waktu dan ruang untuk mendalami mata pelajaran. Bukan cuma itu, di Kurikulum Merdeka, guru diberi kebebasan untuk bisa maju dan mundur sesuai dengan kompetensi dan kemampuan murid-murid mereka.

Baca juga : Nadiem Optimistis Program Merdeka Belajar Akan Terus Berlanjut

“Kalau ada guru yang merasa anak didiknya sedikit tertinggal, mereka boleh mundur satu tahun bahkan dua tahun ke belakang untuk mengejar ketertinggalan,” paparnya.

Melalui Kurikulum Merdeka ini, kata Nadiem, jadwal guru mengajar peserta didik juga menjadi lebih fleksibel. Sebelumnya, diatur per minggu, sedangkan sekarang per tahun. “Kurikulum Merdeka didesain guru dan untuk guru. Itu yang terpenting,” ucapnya.

Selain itu, gerakan Merdeka Belajar yang sudah diupaya­kan bersama selama tiga tahun terakhir harus menjadi lebih besar lagi, harus bisa dirasakan manfaatnya oleh semua murid, semua guru, dan semua sekolah di seluruh Indonesia. “Keberanian kita untuk berinovasi harus semakin ditingkatkan sebagai bekal kita melompat ke masa depan,” lanjut dia.

Baca juga : Hari Guru Nasional, Jokowi Optimistis Bisa Cetak Guru yang Berkualitas dan Sejahtera

Kesempatan berekspresi

Pada segmen Zamrud Kha­tulistiwa, beberapa guru menyampaikan pendapat tentang kebijakan Merdeka Belajar. Kepala SD Katolik Santu Theo­dorus Peret, Kabupaten Kepu­lauan Talaud, Sulawesi Utara, Adria Taraungan, mengatakan adanya program Merdeka Belajar mendorong para guru berinovasi. Merdeka Belajar memberikan kesempatan bagi siswa untuk berekspresi dengan menciptakan cara belajar yang mereka sukai.

“Kami tidak mengenal putus asa. Merdeka Belajar mengenalkan kami dengan kola­borasi sehingga kami mampu memperluas dan mengembangkan diri serta meningkatkan mutu pembelajaran di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal),” ujar Adria.

Baca juga : Presiden Ingatkan Mendikbudristek Perubahan Kurikulum Bikin Stres Guru

Sementara itu, guru SMA YPPK Seminari Petrus Van Diepen, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Albertus Bambang Buntoro, mengatakan Merdeka Belajar lebih mengarahkan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. “Berbagai pelatihan yang dilakukan Kemendikbudristek membekali saya dan para guru untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak di pedalaman Papua dan Papua Barat,” ujarnya.

Kemudian, Guru ASN PPPK yang mengajar di UPT SDN 28 Indrapura Batu Bara, Sumatra Utara, Lili Gusni, sangat bersyukur karena setelah bertahun-tahun mengabdi pencapaiannya kini setelah berstatus ASN PPPK memacunya untuk berkarya lebih baik lagi. “Saya terus memacu diri meski sebelumnya saya berstatus honorer, saya terus mencari peluang untuk mengembangkan diri,” ungkap Lili, peserta dialog lainnya pada acara puncak peringatan HGN yang ditayangkan di Youtube Kemendikbud RI tersebut.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Danang Hidayatullah berkomitmen akan mendukung program-program yang diluncurkan Kemendikbudristek.

Baca juga : Setelah Hapus Syarat Calistung, Kemendikbud Mesti Perbaiki Buku Teks SD

“Kami semua bergerak agar program-program Kemendikbudristek berdampak bukan hanya untuk guru lainnya, melainkan juga untuk murid-murid sebagai generasi penerus masa depan,” tutur Danang.

Lingkungan menyenangkan

Kemendikbudristek juga menekankan suasana belajar yang menyenangkan ialah faktor penting untuk menghadirkan pembelajaran yang efektif dan berdampak.

Baca juga : Nadiem: Guru Hebat adalah Guru yang Terus Belajar

Kepala SDN 09 Padangsambian, Bali, I Ketut Budiarsah, bercerita bahwa dirinya memilih pendekatan human sebagai strategi awal untuk merangkul dukungan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

“Saya lakukan pendekatan dan pendampingan dengan meyakinkan para guru senior khususnya untuk bersama-sama belajar. Saya tekankan, saya tidak akan meninggalkan mereka bahkan akan bersama mereka untuk menghadapi tantangan yang ada,” kisahnya.

Sementara itu, kepada guru yang lebih muda, Budiarsah mendorong mereka untuk lebih bersemangat belajar. “Kita bentuk komunitas belajar, kita manfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Kami bersama merancang pembelajaran yang berpihak pada anak-anak,” urainya.

Baca juga : Peringati Hari Guru Nasional, Para Pengajar Muda Dikirim ke Maluku Barat Daya  

Guru Penggerak SMPN 1 Sungkai Selatan Lampung Utara Eka Widiastuti mengungkapkan tantangan yang ia hadapi pascapandemi yakni peserta didik berkurang minat belajarnya. Ia harus berjuang menghadapi kegemaran siswanya bermain gim.

Selanjutnya, Eka tergerak untuk menciptakan materi bahan ajar melalui gim. Namun, ia kembali dihadapkan pada terbatasanya kuota internet yang dimiliki siswa karena latar belakang ekonominya menengah ke bawah.

“Akhirnya saya membuat aplikasi yang bisa diakses siswa melalui HP Android tanpa memakan kuota internet. Selain itu, saya juga membuat penilaian bersama siswa dengan membuat inovasi pembelajaran petak umpet soal,” kata dia

Baca juga : Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru ASN PPPK di 2024

“Ketika saya desain seperti itu anak-anak berlomba-lomba mencari soal di berbagai tempat dan menjawab soal dengan semangat,” ujarnya. Dengan ini, Eka bersyukur karena metode itu bisa mengangkat animo siswanya untuk belajar.

Pembelajaran ­berdiferensiasi

Selain itu, Guru Penggerak Angkatan I dari SMA Gabu­ngan Jayapura Dolvina Lea Ansanay menambahkan, pihaknya coba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Model pembelajaran ini sangat menarik karena melihat bakat dan potensi peserta didik. “Dengan metode ini, meski kondisi kita terbatas kita bisa kreatif mencari celah potensi sumber daya belajar dari apa yang kita punya di kelas,” jelasnya.

Baca juga : Tingkatkan Kompetensi Tenaga Pendidik, BNI Berbagi 1.000 Sertifikasi Guru

Dalam aktivitas pembelajaran, Dolvina memacu anak-anak mengembangkan potensi yang dimiliki. Ternyata mereka memiliki kemampuan dan kompetensi yang tidak kita sadari. “Saya bagi kelompok agar mereka bisa unjuk kebolehan berdasarkan minat mereka masing-masing,” katanya.

Dalam kesempatan sama, aktris Maudy Ayunda mengaku sangat terkesan dengan cara guru-guru peserta dialog dalam mengajar. Ia melihat kini secara langsung guru-guru aktif melibatkan anak-anak dalam proses belajar mereka sendiri.

Maudy menceritakan pengalaman masa sekolahnya, ketika ia diberikan kebebasan oleh guru untuk mengekspresikan pembelajaran dengan cara yang sesuai dengan minatnya. Maka, ada rasa kepemilikan yang tumbuh dalam proses belajar itu. Dengan begitu, saat nilainya bagus, ada kepuasan yang rasanya berbeda sekali. “Belajar jadi sesuatu yang menyenangkan dan peran guru ke depan harus dikembangkan agar para guru bisa menumbuhkan benih motivasi belajar bagi murid,” harap Maudy.

Dalam rangka Hari Guru Nasional, Kemendikbudristek mempersembahkan video kisah 4 guru inovatif dari berbagai wilayah di Indonesia. Video apresiasi inovasi guru tersebut dapat disaksikan di Youtube Kemendikbud RI dengan judul Hadiah bagi Semua Guru Indonesia yang Selalu Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar.

Dalam takarirnya tertulis, video ini dipersembahkan untuk Bapak dan Ibu Guru dari seluruh Indonesia yang terus bergerak demi mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid. Terima kasih dan selamat Hari Guru Nasional 2022. (S3-25)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat