visitaaponce.com

AQUA Berdayakan Para Pemulung Jadi Pelaku Industri Ekonomi Sirkular,

AQUA Berdayakan Para Pemulung Jadi Pelaku Industri Ekonomi Sirkular, 
Salah satu kegiatan RBU Tangerang Selatan yang dikelola AQUA(Dok. Danone Indonesia)

INDONESIA mencanangkan target Bersih Sampah 2025, melalui 30% pengurangan sampah dan 70% penanganan sampah pada 2025. Untuk mewujudkan target tersebut, berbagai inisiatif sudah dilakukan, termasuk meningkatkan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah serta mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam penanggulangan permasalahan sampah. 

Berdasarkan studi The Economic, Social and Environmental Benefits of A Circular Economy in Indonesia, ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi untuk menangani permasalahan sampah. 

Berangkat dari potensi tersebut, AQUA menjalankan program #BijakBerplastik untuk mendukung penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Dimulai sejak 2018, #BijakBerplastik memiliki tiga fokus utama yang menjadi pilar pendekatan ekonomi sirkular yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk. 

Baca juga : Kisah Pemulung Sampah Bu Wahyuni, Penerima Manfaat Program Daur Ulang

Dalam pilar pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah pada inisiatif #BijakBerplastik, AQUA turut berkontribusi membangun unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU). 

Recycling Business Unit (RBU) merupakan model sosial bisnis daur ulang untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik yang merupakan bahan baku produk daur ulang. 

Saat ini, pasokan bahan baku berupa recycled PET masih menjadi tantangan implementasi ekonomi sirkular dan daur ulang di Indonesia, oleh karenanya, para pelapak serta infrastruktur pengumpulan sampah seperti RBU yang dilengkapi dengan perangkat pendukungnya memegang peranan penting. Hingga saat ini, AQUA telah mengembangkan dan mendampingi hingga 6 unit RBU, termasuk RBU Tangerang Selatan.   

Baca juga : Rantai Sirkular Ekonomi Persampahan Perlu Berdayakan Pemulung di Yogyakarta

Juleha atau yang akrab dipanggil Leha, koordinator operasional di RBU AQUA yang berada di Tangerang Selatan, menuturkan, pihaknya memiliki misi mengelola sampah sebanyak-banyaknya untuk mengurangi timbulan sampah, khususnya di daerah Jabodetabek. 

Dalam menjalankan misi tersebut, RBU Tangerang Selatan secara konsisten meningkatkan target pengumpulan sampah dan kemitraan. 

"Per 2024, kami menargetkan 150 ton sampah terkumpul per bulan. Untuk pengumpulan sampah, kami telah bermitra dengan 500 pengepul sampah, 20 bank sampah, serta bekerjasama dengan sejumlah outlet makanan dan minuman, instansi pemerintah, sekolah serta beberapa outlet industri lainnya untuk mencapai target tersebut. Kami menargetkan penambahan kemitraan hingga 20 persen di 2024," ujar Juleha.

Baca juga : Industri Daur Ulang Beri Nilai Tambah Sampah Plastik Low-Value di Indonesia

Leha menambahkan, dalam perjalanannya, kegiatan operasional RBU Tangerang Selatan terus bertumbuh. Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang RBU di Bekasi, Sukabumi dan Gunung Sindur. 

"Kami melihat RBU lebih dari sekedar inisiatif keberlanjutan perusahaan, tetapi sebagai sosial bisnis yang terus bertumbuh. Dengan demikian, kami berharap RBU tak sekedar memberikan kontribusi bagi pengelolaan sampah, tetapi juga dapat mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar," imbuhnya.

Menurut Leha, sebelum RBU hadir di Tangerang Selatan, para pemulung, pelapak dan pengepul kesulitan untuk menjual sampah botol plastik (PET) dan sampah bernilai ekonomis lainnya (Non PET). RBU juga memberdayakan pemulung, pelapak, dan pengepul sampah. 

Baca juga : Chandra Asri dan Kitaoneus.asia Ajak Penyandang Tuli Pilah Sampah Plastik

Mereka diberikan edukasi dan diikutsertakan dalam program peningkatan kesejahteraan dan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan keliling, mendapatkan kartu BPJS Kesehatan, dan pemberian vitamin. Jumlah penerima manfaat mencapai 100 individu per bulan. Mereka juga mendapatkan bantuan sembako untuk peningkatan gizi keluarga. 

Hal ini sejalan dengan cerita dari Sarmanah, salah satu pelapak mitra RBU Tangerang Selatan. Menurutnya, RBU memberikan harga beli yang paling tinggi dan menyediakan fasilitas pengambilan sampah terjadwal yaitu 2 kali setiap minggunya. 

"Hal ini memudahkan saya, karena hanya memiliki gerobak tentu sulit jika harus bolak-balik mengantar. Ditambah, saya menjalankan lapak sendirian setelah suami saya berpulang. Alhamdulillah, teman-teman pengurus RBU selalu membantu saya sehingga kebutuhan rumah tercukupi. Selain itu, saya juga mendapat bantuan sembako dan pemeriksaan keliling. Saya sangat berterima kasih pada RBU dan akan selalu bekerja sama serta mendukung perkembangan RBU,” ujar Sarmanah.

Baca juga : Buka Rangkaian HPSN 2024, KLHK Gelar Dialog dan Peluncuran Buku Panduan Bank Sampah

Selain turut mengembangkan RBU, AQUA juga mengembangkan dan mendampingi 10 collection center, 20 TPS3R, lebih dari 100 bank sampah unit dan sebanyak 4 bank sampah induk dengan jaringan kurang lebih 7947 pemulung di seluruh Indonesia. 

“Komitmen AQUA dalam membantu menanggulangi permasalahan sampah plastik, juga diwujudkan melalui inovasi kemasan produk dengan menghadirkan AQUA Life dengan kemasan 100% rPET (recycled PET) dan penggunaan hingga 25% material daur ulang di seluruh produknya. rPET yang digunakan berasal dari ekosistem pengumpulan AQUA seperti RBU, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), TPS3R, serta bank sampah yang telah bermitra dengan AQUA.,” papar Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia. 

Beragam rangkaian upaya serta kolaborasi AQUA dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular, berhasil mengumpulkan 22.000 ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi. 

“AQUA meyakini bahwa model ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi terbaik dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia. Metode ini juga mampu meningkatkan pendapatan keluarga yang berujung pada perbaikan taraf hidup, serta menerapkan inklusivitas ke banyak pihak dan sektor agar dapat ikut berpartisipasi dan merasakan dampak positif dari inisiatif ini. Hal ini sejalan dengan tema dari Hari Peduli Sampah Nasional 2024, yaitu mengatasi sampah plastik dengan cara produktif yang turut memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat, termasuk meningkatkan kesejahteraan sektor informal terkait,” tutur Karyanto. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat