Ini Tiga Jenis Kebotakan yang Umum Terjadi di Masyarakat
![Ini Tiga Jenis Kebotakan yang Umum Terjadi di Masyarakat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/ce18326630432f741ed68b3225fda017.jpg)
DOKTER spesialis dermatologi venereologi dan estetika Prof Lili Legiawati mengungkapkan ada tiga jenis kebotakan yang umum terjadi di masyarakat, lebih spesifik dari kategori tanpa disertai jaringan parut (non sikatrikal).
"Dari penelitian kita di Departemen Dermatologi dan Venereologi FKUI RSCM Divisi Dermatologi Geriatri dan Divisi Dermatologi Kosmetik selama tiga tahun ternyata ada tiga kebotakan yang terbanyak kita temukan," ujar Lili, dikutip Kamis (11/4).
Dokter anggota Kelompok Staf Medis (KSM) Departemen Dermatologi dan Venereologi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menyebutkan jenis kebotakan pertama yang umum dijumpai adalah alopecia areata.
Baca juga : 12 Bahan Alami Cegah Rambut Rontok dan Kebotakan
Kebotakan ini bisa terjadi di satu bagian kepala tertentu, di beberapa titik sekaligus, hingga botak seluruh rambut. Alopecia areata bahkan tidak hanya terjadi di kepala saja, tetapi juga di ketiak dan
kemaluan.
Jenis kebotakan yang kedua adalah alopecia androgenik atau kebotakan berpola di mana umumnya seseorang yang mengalami kebotakan ini tidak mengeluhkan rambutnya rontok.
Lili menyebutkan gejala dari kebotakan berpola adalah terjadi penipisan rambut di bagian dahi atau puncak kepala, perubahan pigmen rambut, dan diameter rambut menjadi lebih kecil.
Baca juga : 13 Cara Alami Mengatasi Rambut Rontok dan Kebotakan
Jenis kebotakan yang ketiga adalah telogen effluvium yang menurut Lili banyak ditemukan pada pasien yang pernah terjangkit covid-19.
Lili menjelaskan kebotakan jenis ini bisa terjadi karena berbagai faktor mulai dari hormon, menderita penyakit-penyakit tertentu, salah satunya covid-19, tingkat stres tinggi, dan kekurangan asupan nutrisi.
"(Faktor) nutrisi ini yang banyak pada pasien-pasien remaja dan dewasa muda terutama perempuan. Karena ingin diet ketat kurang dari 1.000 kalori ini juga bisa menyebabkan rambutnya rontok," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan kebotakan terjadi apabila seseorang mengalami kerontokan rambut mencapai lebih dari 100-120 helai. Sementara jika masih di bawah ambang batas tersebut masih dikategorikan sebagai kerontokan normal.
"Kerontokan yang patologis, yang tidak normal ini, yang rambutnya lebih dari 100-120 helai itu bisa menyebabkan suatu keadaan yang sering disebut kebotakan. Jadi sebenarnya suatu kebotakan adalah suatu kondisi yang seharusnya tumbuh rambut itu tidak ada rambut," pungkas Lili. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Kiat Memilih dan Merawat Wig untuk Tampil Percaya Diri
5 Ciri-ciri Ban Motor Botak, Segera Ganti jika Merasakan Hal ini
Resiko Ban Motor Botak, Hati-hati Jangan Nekat untuk Berkendara
Solusi Mengatasi Ancaman Kebotakan pada Rambut
Ini Tips Agar Rambut Anda Wangi Sepanjang Hari
Cara Merawat Rambut agar Tidak Kering dan Mengembang
7 Cara Creambath Sendiri di Rumah, Mudah dan Simple untuk Pemula
5 Cara Merawat Rambut agar Tumbuh Subur dan Sehat Alami
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap