visitaaponce.com

Ini Tiga Jenis Kebotakan yang Umum Terjadi di Masyarakat

Ini Tiga Jenis Kebotakan yang Umum Terjadi di Masyarakat
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis dermatologi venereologi dan estetika Prof Lili Legiawati mengungkapkan ada tiga jenis kebotakan yang umum terjadi di masyarakat, lebih spesifik dari kategori tanpa disertai jaringan parut (non sikatrikal).

"Dari penelitian kita di Departemen Dermatologi dan Venereologi FKUI RSCM Divisi Dermatologi Geriatri dan Divisi Dermatologi Kosmetik selama tiga tahun ternyata ada tiga kebotakan yang terbanyak kita temukan," ujar Lili, dikutip Kamis (11/4).

Dokter anggota Kelompok Staf Medis (KSM) Departemen Dermatologi dan Venereologi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menyebutkan jenis kebotakan pertama yang umum dijumpai adalah alopecia areata.

Baca juga : 12 Bahan Alami Cegah Rambut Rontok dan Kebotakan

Kebotakan ini bisa terjadi di satu bagian kepala tertentu, di beberapa titik sekaligus, hingga botak seluruh rambut. Alopecia areata bahkan tidak hanya terjadi di kepala saja, tetapi juga di ketiak dan
kemaluan.

Jenis kebotakan yang kedua adalah alopecia androgenik atau kebotakan berpola di mana umumnya seseorang yang mengalami kebotakan ini tidak mengeluhkan rambutnya rontok. 

Lili menyebutkan gejala dari kebotakan berpola adalah terjadi penipisan rambut di bagian dahi atau puncak kepala, perubahan pigmen rambut, dan diameter rambut menjadi lebih kecil.

Baca juga : 13 Cara Alami Mengatasi Rambut Rontok dan Kebotakan

Jenis kebotakan yang ketiga adalah telogen effluvium yang menurut Lili banyak ditemukan pada pasien yang pernah terjangkit covid-19. 

Lili menjelaskan kebotakan jenis ini bisa terjadi karena berbagai faktor mulai dari hormon, menderita penyakit-penyakit tertentu, salah satunya covid-19, tingkat stres tinggi, dan kekurangan asupan nutrisi.

"(Faktor) nutrisi ini yang banyak pada pasien-pasien remaja dan dewasa muda terutama perempuan. Karena ingin diet ketat kurang dari 1.000 kalori ini juga bisa menyebabkan rambutnya rontok," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan kebotakan terjadi apabila seseorang mengalami kerontokan rambut mencapai lebih dari 100-120 helai. Sementara jika masih di bawah ambang batas tersebut masih dikategorikan sebagai kerontokan normal.

"Kerontokan yang patologis, yang tidak normal ini, yang rambutnya lebih dari 100-120 helai itu bisa menyebabkan suatu keadaan yang sering disebut kebotakan. Jadi sebenarnya suatu kebotakan adalah suatu kondisi yang seharusnya tumbuh rambut itu tidak ada rambut," pungkas Lili. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat