visitaaponce.com

Begini Makanan untuk Jemaah Haji Diproses dan Dikemas

SAAT berada di Madinah jemaah haji Indonesia mendapat pasokan makan tiga kali sehari. Makanan tersebut dipasok oleh 21 perusahaan katering di kota itu.

Tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan mengunjungi dua perusahaan katering untuk melihat langsung proses produksi makanan sejak bahan baku hingga makanan siap disajikan kepada para peserta calon haji pada Senin (20/5) malam hingga Selasa (21/5) dini hari,

Dalam peninjauan pertama di katering Bahar Har, tim MCH disambut langsung Kepala Eksekutif Chef yang juga orang Indonesia, Sapiyatin.

Baca juga : Garuda Kembali Terlambat, Daker Madinah Fokus Berikan Layanan Terbaik bagi Jemaah Haji

Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, ini langsung mengajak tim melihat dapur. Namun sebelum memasuki dapur, setiap orang wajib mengenakan masker agar makanan dan ruangan tetap steril.

Setiap area untuk pengolahan daging, sayur, dan bumbu dilakukan di tempat berbeda. Pemisahan tempat pengolahan itu bertujuan agar tidak silih terkontaminasi. Begitu pula dengan tempat pendingin, semua bahan masakan disimpan di tempat-tempat terpisah.

Setiap pegawai juga harus mengenakan sarung tangan khusus, penutup kepala, masker, dan sepatu yang dilapisi penutup khusus. Langkah itu juga untuk meminimalisir agar tak ada kontaminasi terhadap bahan masakan.

Baca juga : Masa Tunggu Haji di Kota Bandung Bisa Capai 27 Tahun

Katering Bahar Har ini menjadi satu di antara 21 penyedia jasa layanan konsumsi yang mendapat kontrak di Madinah. Sementara di Makkah ada 57 jasa layanan katering. Semuanya akan menyediakan makanan bagi jamaah sebanyak tiga kali per hari.

Sapiyatin bercerita dapur Bahar Har mampu menyediakan 9.000 makanan (pagi, siang, malam) untuk jamaah yang ada di Madinah. "Menu-menunya pun bervariasi tiap waktunya, agar jamaah tidak bosan," ujarnya.

Dapur tersebut memiliki pekerja sebanyak 90 orang yang didominasi oleh pekerja asal Indonesia. Mereka menyebar, ada yang bertugas di dapur, mengantar makanan ke hotel-hotel, dan berjaga di hotel.

Baca juga : Suhu Mekkah Bakal Ekstrem, John Kenedy Azis Imbau Jemaah Haji Persiapkan Diri

Pengemasan makanan dilakukan melalui boks yang dilapisi aluminium foil, dengan begitu ketika sampai di hotel, makanan bisa kembali dihangatkan lewat alat khusus.

Usai peninjauan di dapur Bahar Har, Tim MCH kemudian bergerak ke dapur Meiz Marry yang letaknya dekat dengan Jabal Uhud atau ke arah utara dari Masjid Nabawi.

Sama seperti Bahar Har, Chef Eksekutif Meiz Marry berasal dari Indonesia, yakni Wan Abdurahman.

Baca juga : Jemaah Haji Diingatkan Gunakan Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi

"Di sini, semua bahan masakan ditempatkan terpisah antara ruang pengolahan dan penyimpanan. Semua dilakukan dengan hati-hati," kata Wan Abdurrahman.

Dapur sudah mulai sibuk sejak pukul 21.00 WAS. Ada yang memotong rempah-rempah, mencuci beras, dan kegiatan lainnya yang terkait dengan prapengolahan.

Sementara pengemasan makanan dilakukan sejak pukul 02.00 Waktu Arab Saudi (untuk makanan pagi). Sementara siang pada pukul 08.30 WAS, dan makan malam pukul 14.00 WAS.

Tetapi jauh sebelum itu makanan dilakukan uji kualitas. Jika tidak memenuhi standar maka produksi akan dihentikan sementara dan diganti dengan bahan yang baru.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat