Tata Kelola Museum di Indonesia masih Carut-Marut
![Tata Kelola Museum di Indonesia masih Carut-Marut](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/b5cefe492a94b47c304969ba21c7ba92.jpg)
MUSEUM sebagai salah satu wadah untuk merawat nilai kebangsaan sangat penting bagi bangsa Indonesia yang memiliki sejarah yang panjang dan berarti. Namun, kini kedudukan museum masih dipandang sebelah mata. Bahkan, pengelolaannya pun masih belum optimal.
“Tata kelola museum kita, harus diakui dengan sedih, saat ini masih carut-marut. Bukan kesalahan siapapun. Tapi banyak sekali faktor yang mengakibatkan tata kelola tersebut,” kata Wakil MPR RI Lestari Moerdijat dalam acara Forum Denpasar 12, Rabu (29/5).
Saat ini, berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), ada sebanyak 4.760 cagar budaya dan 450 museum di Indonesia. Menurut catatan Rerie, angka itu masih jauh dari cukup untuk menunjukkan kepada bangsa Indonesia soal perjalanan NKRI.
Baca juga : Kemendikbud Ristek Luncurkan Indonesia Heritage Agency di Yogyakarta
Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan hari ini. Di antaranya, pemikiran sebagian besar orang bahwa museum merupakan tempat menyimpan atau gudang barang kuno saja. Padahal, museum punya arti dan peran yang jauh lebih besar daripada itu.
Selain itu, saat ini Indonesia masih belum memiliki political will untuk mendudukkan museum sebagai salah satu institusi yang diperlukan bangsa ini. Masih banyak aspek yang perlu diperbaiki, dari segi penyimpanan koleksi maupun pemeliharaan.
“Kepentingan ekonomi yang dikedepankan sering tidak diselaraskan atau tidak berjalan beriringan dengan tujuan pendidikan hingga tidak bisa menghadirkan museum yang bisa memenuhi apa yang kita inginkan termasuk di dalamnya bagaimana pengelolaan museum yang inklusif dan iniovatif,” ujar dia.
Rerie melanjutkan, kita tidak bisa menafikkan masalah yang kita hadapi sangat kompleks, tetapi paling tidak keinginan kita bersama untuk melakukan perbaikan menjadi langkah awal untuk jadi tanggung jawab kita semua untuk menghadirkan ingatan publik dan pemangku kepentingan terhadap pekerjaan rumah yang masih ada.
“Di satu sisi kita bersyukur minat, antusiasme khususnya generasi muda untuk menjadikan museum untuk mendapatkan informasi, atau paling tidak tempat menarik untuk mencari gambar yang Instagramable, masih boleh kok. Tapi kita harus mampu membuat sebuah gerakan yang bisa meningkatkan kehadiran lebih dari sekadar mencari tempat untuk berfoto,” pungkas Rerie. (Ata/Z-7)
Terkini Lainnya
Pemerintah Indonesia Kembalikan Sembilan Kerangka Terduga Tentara Jepang pada Perang Dunia II
Disiplin Positif dan Asset-Based Thinking: Solusi Tingkatkan Kualitas Pembelajaran
Kemendikbud-Ristek Gelar Keroncong Svaranusa 2024 di Banyumas
Muhibah Budaya Jalur Rempah akan Singgah di Melaka
229 Ribu Guru PPPK belum Penempatan, Pemda Harus Proaktif
20% Anggaran Pendidikan Harusnya Murni Diberikan pada Kemendikbud-Ristek
Peningkatan Literasi Digital Masyarakat Harus Dapat Perhatian Serius
Tingkatkan Daya Adaptasi Pendidikan Nasional terhadap Perkembangan Tantangan Global
Butuh Kerja Bersama Meningkatkan Rasio Kewirausahaan yang Signifikan
Peningkatan Indeks Kinerja Harus Dorong Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Upaya Penuntasan Stunting Perlu Dilakukan Konsisten
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap