Kontak Erat di Rumah Jadi Faktor Kuat Penularan Tuberkulosis Anak
DOKTER spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Wahyuni Indawati, mengatakan kontak erat di lingkungan rumah merupakan faktor risiko paling kuat terhadap penularan tuberkulosis (TB) terutama pada anak.
"Yang paling kuat hubungannya adalah house of contact atau kontak di rumah, ada juga kontak erat meski nggak tinggal serumah tapi sering ke rumah itu juga perlu ditanyakan jika melakukan investigasi terkait siapa yang jadi sumber penularan anak," kata Wahyuni, dikutip Senin (24/6).
Wahyuni mengatakan penyakit TB adalah penyakit infeksi oleh kuman mikroorganisme atau mikrobakterium tuberkolosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan.
Baca juga : Tuberkulosis yang Diderita Anak-Anak Dipastikan Juga Menular
Penderita TB aktif dapat menularkan ke lingkungan mereka melalui batuk, bersin, dan berbicara dan terhirup oleh orang di sekelilingnya termasuk anak-anak.
Sebanyak 90% kuman TB akan masuk ke saluran napas dan akhirnya ke paru, sehingga tidak menutup kemungkinan pada anak yang sangat muda dengan daya tahan tubuh yang belum optimal, kuman tuberkolosis akan menyebar ke seluruh tubuh.
"Kuman akan menyebar ke seluruh tubuh dan organ lain misalnya ke otak, ginjal, mata, tulang yang menimbulkan penyakit yang sering kali menimbulkan kecacatan atau bahkan kematian," kata Wahyuni.
Baca juga : Dorong Keterlibatan Semua Pihak dalam Pencegahan dan Pengendalian TB
Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, seseorang yang berisiko menularkan kuman tuberkolosis di lingkungan rumah yang patut diwaspadai adalah yang dalam kurun waktu dua bulan masih menjalani pengobatan intensif, dan juga yang telah melakukan pemeriksaan dahak ada konfirmasi TBC sehingga risiko penularannya semakin tinggi.
Selain itu, pada seseorang yang tidak memiliki gejala batuk namun ada bercak di paru saat rontgen juga patut dicurigai sebagai pembawa kuman tuberkolosis yang bisa menularkan sekitarnya.
Maka dari itu, ia menyarankan jika ada salah satu anggota keluarga yang terdiagnosis menderita TB aktif segera lakukan skrining kepada seluruh anggota keluarga lainnya.
"Kalau ada yang TB aktif, harus skrining seluruh anggota keluarga, siapa yang terkena TB, dalam hal ini bisa saja tertular TB aktif bisa juga terpapar tapi nggak sakit atau TB laten, itu ditentukan apakah harus segera tindak lanjut apakah di obati, atau diberikan terapi pencegahan TB supaya ngga jadi aktif," sarannya.
Adapun gejala TB pada anak yang patut dicurigai setelah kontak dengan orang yang terdiagnosis TBC aktif adalah batuk yang tidak sembuh lebih dari dua pekan, demam tidak tinggi selama dua minggu, penurunan berat badan atau kesulitan menaikkan berat badan. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Rasio Bidan Dinilai Cukup, Pemerintah Nilai Hanya Perlu Pemerataan
3 Manfaat Minum Susu Kurma untuk Kesehatan
Ini Pentingnya Mengenali Jenis Batuk dan Penanganannya
Kenali dan Atasi Kelainan Genital sejak Dini
Klinik Pratama Ibnu Abbas Klaten Resmi Beroperasi, Layani Masyarakat dan Santri
Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
6 Kiat Menjaga Kebugaran Tubuh
Waspada, Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Rawan Malanutrisi
Sederet Manfaat Cuci Hidung bagi Kesehatan
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap