Australia Bergabung dengan Koalisi AS di Perairan Teluk
![Australia Bergabung dengan Koalisi AS di Perairan Teluk](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2019/08/3e04f7d784dd299da9d7eca5dd1c0829.jpg)
PERDANA Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan negaranya akan bergabung dengan misi yang dipimpin AS untuk melindungi pelayaran di Selat Hormuz.
Morrison mengatakan Australia akan mengirimkan kontribusi sederhana untuk misi yang juga melibatkan pasukan Inggris dan Bahrain.
"Kontribusi kami akan terbatas dan akan terikat waktu," kata Morrison sembari mengungkapkan keprihatinan tentang insiden keamanan di jalur pelayaran vital dalam beberapa bulan terakhir, Rabu (21/8).
"Perilaku tidak stabil ini merupakan ancaman bagi kepentingan Australia di kawasan itu," katanya dalam pernyataan bersama dengan menteri luar negeri dan menteri pertahanan.
Baca juga: Banyak Diprotes, Australia Segera Hentikan Ekspor Sampah
Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengonfirmasi staf militernya akan bergabung dengan markas operasi keamanan di Bahrain dalam beberapa minggu mendatang.
Pesawat P8 Poseidon akan berpatroli di wilayah itu selama sebulan. Sementara Fregat, dengan awak sekitar 170, belum akan dikerahkan dalam operasi bersama sampai Januari.
Dalam kunjungan ke Sydney awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper mendesak bantuan Australia untuk berpatroli di jalur perairan strategis Selat Hormuz.
Langkah itu menyusul serentetan insiden, termasuk penyitaan kapal, yang melibatkan Iran dan kekuatan Barat (Inggris dan AS).
AS sendiri telah berjuang mengumpulkan koalisi internasional untuk melindungi kapal-kapal kargo yang melakukan perjalanan melalui Teluk. Para sekutu sempat khawatir akan terseret ke dalam konflik dengan Iran.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah melakukan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Teheran sejak negaranya menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang membatasi program nuklir Iran. AS juga mulai menerapkan sanksi dan mendesak sekutu Barat untuk mengikuti langkahnya.
Namun, negara-negara Eropa menolak bergabung dengan pasukan keamanan maritim karena takut merusak upaya Eropa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir.
Sejak bulan lalu, Iran telah menangkap tiga tanker di perairan strategis Teluk, termasuk kapal berbendera Inggris.
Penangkapan terjadi setelah Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada 4 Juli membantu menyita sebuah kapal tanker Iran yang membawa minyak dari wilayah luar negeri Inggris, Gibraltar.
Inggris menduga minyak itu dikirim untuk Suriah yang menentang sanksi Uni Eropa. Iran membantah dugaan tersebut.
AS dan sekutu-sekutu Teluknya juga menuduh republik Islam itu melakukan beberapa serangan misterius terhadap kapal-kapal di kawasan itu. Teheran kembali membantah terlibat dalam serangan-serangan itu. (AFP/OL-5)
Terkini Lainnya
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Erick Thohir Soroti Perayaan Berlebihan Australia di Piala AFF U-16
Kalahkan Indonesia, Australia Melaju ke Final Piala AFF U-16
Puluhan Warga Asing Diduga Imigran Gelap Terdampar di Pantai Tegalbuleud
Timnas Tetap Berpeluang, meski tidak Semudah yang Dibayangkan
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia Masuk Grup C Bersama Jepang
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap