Polisi Sri Lanka Tembakkan Peluru Tajam untuk Redam Kerusuhan
![Polisi Sri Lanka Tembakkan Peluru Tajam untuk Redam Kerusuhan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/d167d2cefcf56fb05635188c4c20a880.jpg)
POLISI Sri Lanka telah diperintahkan untuk melakukan serangan dan menggunakan peluru tajam untuk menghentikan kerusuhan. Hal itu disampaikan seorang pejabat tinggi kepada AFP pada Rabu (11/5).
Polisi mengatakan delapan orang tewas sejak Senin (9/5), ketika frustrasi atas krisis ekonomi yang mengerikan di pulau itu meletus menjadi kekerasan antara pendukung dan penentang Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Bahkan dengan jam malam diberlakukan dan ribuan pasukan keamanan disuruh menembak di tempat untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut,.
Sebuah hotel mewah yang dikatakan milik kerabat Rajapaksa dibakar pada Selasa (10/5) malam.
Baca juga: Berlakukan Jam Malam, Sri Lanka Kerahkan Ribuan Pasukan
"Ini bukan lagi kemarahan spontan, tetapi kekerasan terorganisir," kata pejabat senior keamanan yang tidak mau disebutkan namanya itu.
"Jika situasinya tidak dikendalikan, bisa terjadi anarki total," tambahnya.
Pejabat keamanan itu mengatakan 85.000 polisi telah diminta untuk mengambil sikap ofensif dan telah diperintahkan untuk menggunakan peluru tajam terhadap pembuat onar.
Jam malam yang diberlakukan segera setelah kekerasan pecah pada Senin akan dicabut pada Rabu pagi, tetapi itu diperpanjang 24 jam lagi karena kekerasan yang terus berlanjut.
Selain kebakaran hotel, pada Selasa malam polisi mengatakan mereka menembak ke udara di dua lokasi untuk membubarkan massa yang mencoba membakar kendaraan.
Mereka juga meningkatkan keamanan untuk beberapa hakim lantaran mereka juga menjadi sasaran.
Sri Lanka baru saja membuka pembicaraan tingkat staf dengan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang kemungkinan dana talangan (bailout) setelah negara itu kehabisan dolar untuk mengimpor bahkan barang-barang yang paling penting.
Menggemakan seruan dari kepala hak asasi PBB dan Uni Eropa, Amerika Serikat pada Selasa mengatakan pihaknya prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan pengerahan militer.
"Kami menekankan bahwa pengunjuk rasa damai tidak boleh menjadi sasaran kekerasan atau intimidasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan. (AFP/Nur/OL-09)
Terkini Lainnya
Proton Tawarkan VPN Gratis untuk Warga Negara Hobi Sensor
Sri Lanka Sambut Kedatangan 50 Kapal Pesiar dengan Antusias
Mali, Gajah Satu-Satunya di Kebun Binatang Filipina Mati
Sri Lanka Pangkas Suku Bunga Jelang Kesepakatan Utang Luar Negeri
Indonesia-Sri Langka akan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan
Senada Airlangga, Pengamat Ekonomi: Indonesia Tidak Seperti Sri Lanka
2 Kelompok Jemaat Gereja Tawuran di Cawang, Polisi Turun Tangan
Polresta Tangerang Buru Penyelenggara Konser Musik Yang Ricuh di Tangerang
Kerusuhan Kaledonia Baru: Macron Bergerak Setelah Kerusuhan Mematikan
Situasi di Haiti kian Kacau, Tiongkok Evakuasi 51 Warganya
2 Tewas dan 4 Luka akibat Kerusuhan Penjara di Ekuador
Dede Yusuf: Jangan Sampai Temuan TGIPF Hanya Berupa 'Paper Works' Saja
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap