visitaaponce.com

Pemerintah Tiongkok Beri Sinyal akan Melonggarkan Zero Covid

Pemerintah Tiongkok Beri Sinyal akan Melonggarkan Zero Covid
Warga Beijing, China sedang mengantre untuk dites covid-19 sebagai kebijakan nol/zero covid-19 di sana.(AFP)

Di tengah situasi dan kondisi tinggi Covid-19 di Tiongkok, para pemimpin besar di sana berjanji mereka akan fokus meningkatkan ekonomi pada tahun 2023, dan memberikan isyarat kebijakan akan ramah terhadap bisnis. Mereka juga akan mendukung lebih lanjut sektor properti, meski stimulus fiskal kemungkinan besar akan dikurangi.

Setelah 3 tahun berjibaku dengan peraturan Zero Covid yang menekan sektor properti, sekarang dengan dukungan dari para pemimpin, keadaan mungkin akan berubah. Tiongkok akan fokus terhadap pertumbuhan perusahaan dengan platform internet.

"Artinya, Presiden Xi Jinping akan melonggarkan kendali atas kebijakan Zero Covid," kata Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (20/12).

Pada Konfrensi Kerja Ekonomi Pusat, Xi dan para pejabat senior berjanji untuk menghidupkan kembali konsumsi dan mendukung sektor swasta, serta melakukan perubahan nyata dari beberapa tahun terakhir.

"Sejauh ini kami melihat fokusnya adalah mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, dimana para pembuat kebijakan menargetkan pertumbuhan sebesar 5% atau bahkan lebih tinggi," kata Nico.

Target 5% bukan sesuatu yang mudah, karena Tiongkok masih berjibaku dengan penyebaran Covid-19, yang masih belum bisa dikendalikan. Sejauh ini konsumsi, daya beli, bisnis Tiongkok berada di titik terendah dalam sepanjang tahun 2022.

Presiden Xi saat ini juga fokus terhadap memperbaiki strategi, mengubah sudut pandang, bahwa ini bukan hanya sudut pandang dari sisi pemerintah saja, tapi juga masyarakat. Xi mengatakan akan mendukung perusahaan swasta dimana ekonomi relatif untuk tumbuh dan berkembang.

"Dengan berita seperti itu, perusahaan teknologi bak mendapatkan angin segar. Sehingga Indeks teknologi Tiongkok di Hong Kong melonjak 1,2%, dan imbal hasil obligasi Tiongkok tenor 10 tahun turun 3 bps menjadi 2,88%, terendah sejak 28 November," kata Nico.

Beberapa kebijakan yang akan diberikan dan dijanjikan, yaitu pertama, kebijakan akan lebih pro terhadap bisnis, termasuk perusahaan teknologi.

Para pejabat mengatakan mereka akan menerapkan kebijakan yang menguntungkan untuk mendorong perusahaan swasta tumbuh dan memberikan akses pasar bagi perusahaan asing.

Para pejabat juga akan memainkan peran utama dalam membangun ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan bersaing dengan dunia internasional.

Dukungan terhadap sektor teknologi terlihat jauh lebih positif daripada pertemuan tahun lalu, sehingga dapat dirasakan bahwa tahun depan sektor teknologi akan jauh lebih baik daripada tahun ini.

Kedua, Target pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5%. Para pejabat mengambil sikap terhadap pro pertumbuhan yang kuat. Secara khusus, para pejabat mengatakan bahwa belanja konsumen dan pertumbuhan pekerjaan harus diberikan posisi yang lebih besar.

Pendapatan penduduk perkotaan dan pedesaan akan ditingkatkan melalui berbagai saluran yang ada. Pengeluaran konsumen telah menjadi titik terlemah bagi perekonomian selama pandemi. Ekonomi tahun 2023 diproyeksikan akan pulih karena kebijakan Zero Covid akan dicabut.

"Atas dasar itu, para pejabat mengatakan bahwa mereka yakin pertumbuhan ekonomi tahun 2023 akan menjadi 5% atau lebih dari tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 3% pada tahun ini," kata Nico.

Ketiga, stimulus fiskal yang jauh lebih kecil. Para pejabat, tampaknya tidak mau memberikan janji apapun mengenai stimulus fiskal, sehingga mereka akan fokus terhadap kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan.

Mereka juga berjanji untuk mempertahankan besaran belanja publik yang diperlukan, untuk memastikan adanya kesinambungan antara fiskal dan menjaga risiko utang pemerintah daerah.

"Kami berpikir ini berarti kebijakan fiskal yang proaktif akan berkelanjutan dan menjadi salah satu poin positive, karena defisit anggaran Tiongkok meningkat tertinggi sepanjang masa pada tahun 2022," kata Nico.

Pandangan UBS terhadap investasi infrastruktur di Tiongkok diperkirakan akan tumbuh 5%- 6% pada tahun 2023, turun dari proyeksi sebelumnya yang berkisar 12% pada tahun 2022.

Keempat, kebijakan moneter akan tetap longgar, untuk mendukung dan memperluas permintaan domestik dan pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

"Oleh karena itu, ada kemungkinan tingkat suku bunga akan kembali di pangkas, terutama untuk usaha kecil, dan menyiapkan likuiditas dalam jumlah yang besar sehingga mereka dapat memperluas kredit dengan kecepatan yang sama agar menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang optimal," kata Nico.

Wakil Gubernur PBOC, Liu Guo Qiang mengatakan bahwa besaran kebijakan moneter tidak akan lebih kecil dari tahun ini dan dapat ditingkatkan apabila diperlukan, kecuali jika pertumbuhan dan inflasi melebihi ekspektasi.

Kelima, dukungan negara terhadap properti. Biar bagaimanapun, properti merupakan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Oleh karena itu para pejabat juga berjanji untuk mendukung permintaan konsumen akan perumahan yang ajuh lebih baik, dan memastikan pertumbuhan yang lebih stabil. (OL-13)

Baca Juga: Aktivitas Masyarakat di Beijing Mulai Normal Usai Lonjakan Covid-19

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat