Warga California Bangkit setelah Badai Berminggu-minggu
![Warga California Bangkit setelah Badai Berminggu-minggu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/78a0c3ef06454d6a32d6820a5e036803.png)
SEORANG warga, Ashley Harper berharap bisa merayakan tahun baru bersama teman dan keluarga di rumahnya di Kota Soquel, California Utara, di sepanjang pantai barat Amerika Serikat.
Tetapi badai berturut-turut datang menyelimuti negara bagian itu dengan hujan lebat, Harper mulai khawatir. Anak sungai yang biasanya damai di sebelah rumahnya mulai meluap.
Baca juga: Tiongkok Gagal Lindungi dan Kehilangan Keluarga Lansia karena COVID-19
"Saya terbangun suatu hari dan berpikir 'Wow, sungai itu sangat tinggi dan naik dengan sangat cepat,'" katanya kepada Al Jazeera dalam sebuah panggilan telepon baru-baru ini.
Tak lama kemudian, pagar yang membatasi rumahnya runtuh, dan dalam waktu 20 menit, seluruh halaman belakang rumahnya dipenuhi air. Dalam perjuangan untuk pergi, dia kehilangan mobilnya karena banjir. Beberapa bangunan di kawasan tersebut masih dipenuhi lumpur hingga hari ini, karena hujan yang terus-menerus memaksa mereka untuk mengungsi sebanyak tiga kali.
Harper adalah salah satu dari jutaan penduduk di California yang terus bergulat dengan efek dari sistem badai bersejarah yang menjatuhkan rekor jumlah hujan di tempat-tempat seperti Los Angeles dan San Francisco.
Sekarang, setelah tiga minggu berturut-turut badai yang sempit dan intens, upaya pembersihan di seluruh negara bagian telah dimulai. Angin kencang dan hujan lebat telah membuat jalan sulit diakses dan kabel listrik putus. Banyak daerah tetap rentan terhadap banjir dan tanah longsor.
Para ahli memperingatkan badai pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian miliaran dolar di negara bagian itu. Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengunjungi negara bagian itu pada hari Kamis setelah mengeluarkan deklarasi darurat minggu lalu.
"Untungnya hari ini cerah, dan seharusnya tidak hujan lagi," kata Harper.
"Tapi kami masih berusaha untuk mengembalikan semuanya. Kami harus membersihkan semuanya sendiri dan kami baru saja mencapai lantai garasi kami Jumat lalu. Bangunan lain begitu penuh lumpur sehingga kami hampir tidak bisa membuka pintunya,” ujarnya.
Dia membersihkan rumahnya sebagai permulaan. Harper dan keluarganya masih harus memilah-milah asuransi banjir mereka, mengejar pekerjaan mereka dan menemukan tempat untuk memindahkan tumpukan besar lumpur yang tersebar di properti rumah tersebut.
"Apa yang kami lakukan dengan semua lumpur ini?" tanya Harper.
"Syukurlah kami semua selamat, tetapi pembersihannya sangat berantakan,” pungkasnya. (Aljazeera/OL-6)
Terkini Lainnya
Badai Beryl Menjadi Badai Huru-hara Pertama Musim Ini dan Mengancam Pulau-Pulau Karibia
18 Orang Tewas Akibat Badai dan Tornado di Selatan AS
Badai Mematikan Melanda Amerika Serikat: Tornado dan Badai Petir Menewaskan Puluhan Orang
Masyarakat Diminta Waspada Bahaya Kelistrikan saat Musim Hujan Badai
Akibat Cuaca Buruk, Lima Pemain Ski Tewas di Pegunungan Alpen
Topan Badai Michaung Datang, India Evakuasi Ribuan Orang
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap