visitaaponce.com

Penantian Panjang bagi Keluarga Warga India Korban Kecelakaan Pesawat Nepal

Penantian Panjang bagi Keluarga Warga India Korban Kecelakaan Pesawat Nepal
Video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan pesawat Yeti Airlines terbang rendah dan menukik tajam sebelum jatuh.(Tangkapan layar.)

DI kota Ghazipur, India, keluarga Sonu Jaiswal bingung dan masih menunggu untuk mengidentifikasi jenazahnya.

"Ini adalah penantian yang sulit," kata saudara laki-laki Jaiswal, Deepak Jaiswal.

Sonu Jaiswal, 25, berada dalam penerbangan Yeti Airlines dari Kathmandu yang jatuh ke jurang beberapa saat sebelum dijadwalkan mendarat di Pokhara pada Minggu kemarin, hingga menewaskan 72 orang di dalamnya.

Beberapa saat sebelum kecelakaan itu, Jaiswal menyiarkan langsung pendaratan pesawat di Facebook. Video smartphone berdurasi 90 detik dimulai dengan pesawat mendekati landasan pacu dengan terbang di atas gedung-gedung dan ladang hijau di atas Pokhara, sebuah kota Nepal di kaki bukit Himalaya.

Semuanya tampak normal saat video Jaiswal bergeser dari pemandangan indah yang terlihat dari jendela pesawat ke sesama penumpang yang tertawa. Akhirnya, Jaiswal yang mengenakan sweater kuning, mengalihkan kamera ke dirinya sendiri dan tersenyum, kemudian hal itu terjadi.

Pesawat tiba-tiba tampak berbelok ke arah kiri saat ponsel Jaiswal secara singkat menangkap teriakan penumpang. Dalam hitungan detik, rekaman berubah menjadi goyah dan merekam suara mesin yang melengking. Menjelang akhir video, api dan asap besar mengambil alih frame.

Berita tentang pesawat Jaiswal yang jatuh di Pokhara sampai ke rumahnya hanya beberapa menit setelah kecelakaan saat saluran berita mulai menyiarkan gambar puing-puing pesawat yang hancur, masih terbakar dan mengepulkan asap kelabu tebal, kata saudaranya, Deepak.

Namun, keluarganya tidak mau mempercayai berita itu, dan tetap berharap dia bisa selamat.

Namun, pada Minggu malam, hal itu menjadi jelas. Deepak, yang mengkonfirmasi keaslian siaran langsung Jaiswal kepada kantor berita The Associated Press, termasuk di antara yang pertama di keluarganya yang menonton video yang sejak itu menjadi viral di internet.

"Kami tidak bisa mempercayai berita itu sampai kami melihat videonya," katanya. 

"Itu sangat menyakitkan,"

Ayah mereka, Rajendra Prasad Jaiswal, berangkat ke Kathmandu pada Senin malam untuk menerima jenazah putranya.

Sonu Jaiswal, ayah dari tiga anak, bekerja di sebuah toko minuman keras di desa Alawalpur Afga di Ghazipur, sebuah distrik di negara bagian Uttar Pradesh utara yang berjarak hampir 430 km (270 mil) dari lokasi kecelakaan di Nepal.

Deepak mengatakan saudaranya telah pergi ke Kathmandu untuk mengunjungi kuil Pashupatinath dan berdoa untuk seorang putra, sebelum berangkat ke Pokhara bersama dengan tiga teman lainnya.

"Dia bukan hanya saudara saya," kata Deepak. 

"Saya telah kehilangan seorang teman dalam dirinya,"

Kecelakaan hari Minggu adalah bagian dari pola mematikan di Nepal, sebuah negara yang telah mengalami serangkaian kecelakaan udara selama bertahun-tahun, sebagian karena medan yang sulit, cuaca buruk dan armada yang menua.

Tragedi itu sangat terasa di negara Himalaya, tempat 53 penumpang berasal.

Para pejabat mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada kemungkinan menemukan korban selamat dari kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun, tetapi para pekerja akan terus mencari sisa-sisa penumpang terakhir yang hilang.

"Tidak ada kemungkinan menemukan korban selamat. Kami telah mengumpulkan 71 mayat sejauh ini. Pencarian untuk yang terakhir akan terus berlanjut," kata Tek Bahadur KC, seorang pejabat tinggi distrik di Pokhara. (Aljazeera/OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat