Jelang Unjuk Rasa, PM Prancis Bertemu Oposisi dan Serikat Pekerja
![Jelang Unjuk Rasa, PM Prancis Bertemu Oposisi dan Serikat Pekerja](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/3095696e22ede362cdb8361e1c5973bf.jpg)
PERDANA Menteri Prancis Elisabeth Borne akan memulai serangkaian konsultasi selama tiga minggu ke depan dengan para anggota parlemen oposisi, partai-partai politik, dan para pemimpin lokal setelah berminggu-minggu terjadinya aksi protes atas reformasi pensiun.
Menyusul protes besar-besaran terhadap reformasi pensiun, yang menaikkan usia pensiun resmi dari 62 menjadi 64 tahun, Borne akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin, (27/3).
Macron telah meminta Elisabeth Borne untuk membangun platform legislatif dengan menjangkau anggota parlemen di Majelis Nasional setelah pemerintah melakukan reformasi pensiun melalui Majelis Rendah Parlemen dengan menggunakan Pasal 49.3 Konstitusi Prancis, juga memberikan hak istimewa kepada eksekutif untuk mengesahkan RUU tanpa pemungutan suara di parlemen.
Baca juga : Bentrokan Buruh dan Polisi Terjadi di Jalan-jalan di Paris Hingga Waduk
Upaya terakhir untuk melakukan hal tersebut memicu dua mosi tidak percaya, salah satunya adalah pemerintah yang bertahan dengan hanya sembilan suara dan memicu reaksi kemarahan warga di jalanan.
Baca juga : Demo Tolak Kebijakan Macron, 450 Demonstran Ditangkap dan 400 Polisi Prancis Terluka
Gerakan protes menentang reformasi pensiun telah berubah menjadi krisis domestik terbesar dalam pemerintahan kedua Macron. Bahkan polisi dan pengunjuk rasa bentrok secara terus menerus di Paris dan kota-kota lain di Prancis.
Serikat-serikat pekerja di Prancis telah menyerukan pemogokan dan demonstrasi pada hari Selasa. Borne mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan para pemimpin oposisi pada awal bulan depan dan terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan serikat pekerja.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP, Borne mengatakan bahwa ia tidak akan menggunakan Pasal 49.3 lebih lanjut di luar masalah anggaran. Sejak menjadi perdana menteri pada bulan Mei tahun lalu, Borne telah menggunakan pasal konstitusional yang kontroversial tersebut sebanyak 11 kali.
Ketika ditanya mengenai prioritasnya dalam beberapa minggu ke depan, dia menjawab dirinnya memiliki dua tujuan yakni membawa ketenangan bagi negara dalam menghadapi ketegangan-ketegangan ini, dan melangkah maju dengan memberikan jawaban atas harapan-harapan rakyat Prancis. (AFP/Z-8)
Terkini Lainnya
Partai National Rally Marine Le Pen Memimpin dalam Pemilihan Parlemen Prancis
Israel Menolak Inisiatif Prancis Meredakan Konflik dengan Hizbullah
Pemimpin Politik Prancis Bergegas Siapkan Pemilu Dadakan Setelah Macron Membubarkan Parlemen
Emmanuel Macron Umumkan Pembubaran Parlemen dan Pemilihan Baru Setelah Kekalahan di Pemilu Eropa
Joe Biden Pastikan AS Lawan Rusia di Ukraina
Macron Sambut Biden dalam Kunjungan Kenegaraan AS dengan Upacara di Arc de Triomphe
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap