visitaaponce.com

Pemilu Thailand Partai-partai Oposisi Memimpin Perolehan Suara

Pemilu Thailand: Partai-partai Oposisi Memimpin Perolehan Suara
Partai-partai oposisi saat ini memimpin perolehan suara pemilu Thailand.(AFP)

HASIL penghitungan awal pemilihan umum Thailand pada Minggu (14/5) mengindikasikan keinginan para pemilih untuk perubahan, dengan partai-partai oposisi memimpin perolehan suara.

Meskipun penghitungan suara masih berlangsung, penghitungan awal suara populer oleh komisi pemilihan umum sekitar pukul 23.00 waktu setempat menempatkan partai oposisi utama Pheu Thai dan partai oposisi progresif Move Forward Party (MFP) berada di depan. Perolehan suara mereka sekitar enam juta suara.

Serupa, penghitungan oleh lembaga-lembaga media lokal dan para sukarelawan pemantau jajak pendapat, menempatkan kedua partai tersebut sebagai pemenang dalam hasil awal.

Baca juga: Pemilihan Turki, Semua Pihak Saling Klaim Unggul dalam Penghitungan Suara Sementara

Menurut perkiraan tidak resmi dari media lokal Thailand PBS, dua kelompok oposisi telah mengantongi hampir 300 dari 500 kursi yang diperebutkan dalam pemilu.

Setelah itu partai-partai konservatif, seperti Partai United Thai Nation (UTN) pimpinan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan partai-partai pemerintah petahana lainnya.

Baca juga: Presiden Turki Apresiasi Pemilu Berjalan Damai dan Tenang

"Saya percaya bahwa kursi kami akan berada di tiga digit. Kami akan dapat membentuk pemerintahan mayoritas dengan Pheu Thai dengan lebih dari 250 kursi," ujar pemimpin MFP Pita Limjaroenrat, seraya mengatakan keyakinan partainya akan mendapatkan 160 kursi.

Pita mengatakan pembicaraan kemungkinan koalisi dengan Pheu Thai mungkin akan dimulai pada hari Minggu malam sekitar pukul 23.00, yang merupakan waktu di mana hasil tidak resmi dari komisi pemilihan umum seharusnya masuk.

Baca juga: 

"Namun hanya sekitar 60% surat suara yang telah dihitung pada pukul 11 malam," lapor situs web komisi tersebut.

Pada konferensi pers Pheu Thai hari Minggu malam, yang diadakan calon perdana menteri, Srettha Thavisin, seorang mantan pengusaha properti berusia 60 tahun, Paetongtarn Shinawatra, seorang eksekutif bisnis berusia 36 tahun, dan anak perempuan Thaksin, partai ini meminta para wartawan untuk menunggu hasil resmi pada hari Senin.

"Jika Move Forward menang, mereka memiliki hak untuk memulai koalisi,” ujar Srettha

Pemilu ini disebut sebagai kesempatan bagi negara ini untuk mengakhiri satu dekade kepemimpinan Prayut. Prayut merupakan mantan panglima angkatan darat yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta tahun 2014 terhadap pemerintahan Pheu Thai.

Dia menjadi perdana menteri sipil pada 2019 setelah terpilih kembali dengan dukungan dari Partai Palang Pracharath (PPRP) yang pro-militer. sekarang mengupayakan masa jabatan ketiga dengan dukungan partai konservatifnya, UTN.

Prayut tiba di markas besar UTN sekitar pukul 18.00. Ia terlihat meninggalkan markas pada pukul 22.00 setelah menghadiri pertemuan dengan para eksekutif partai.

Pemimpin partai Pirapan Salirathavibhaga kemudian memimpin konferensi pers dengan sekretaris jenderal Akanat Promphan. Kedua orang tersebut adalah mantan anggota parlemen dari partai Demokrat sebelum ini.

Pirapan mengatakan bahwa meskipun hasil lengkapnya belum keluar, partai tersebut menganggap dirinya sukses mengingat partai tersebut baru didirikan pada tahun 2021.

"Kami siap memasuki dunia politik dan kami akan bekerja semaksimal mungkin," kata Pirapan, dia menambahkan bahwa Prayut akan tetap menjabat sebagai kepala strategi partai. Pirapan juga mengatakan bahwa UTN akan dapat bekerja sebagai partai oposisi atau pemerintah. (Straitstimes/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat