Waktu Berjalan Lima Kali Lebih Lambat di Alam Semesta Awal
![Waktu Berjalan Lima Kali Lebih Lambat di Alam Semesta Awal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/cfecd333f938891a49d3d111f68bbd70.jpg)
WAKTU tampaknya berjalan lima kali lebih lambat di alam semesta awal. Ini dikatakan para ilmuwan pada Senin (3/7). Ini untuk pertama kali mereka menggunakan objek kosmik luar biasa terang yang disebut quasar sebagai jam untuk mengonfirmasi fenomena aneh ini.
Teori relativitas Einstein memprediksi bahwa karena ruang angkasa mengembang, "Kita akan melihat alam semesta yang jauh berjalan dalam gerakan lambat," kata Geraint Lewis, ahli astrofisika di University of Sydney dan penulis utama studi baru.
Para peneliti sebelumnya menggunakan pengamatan bintang meledak yang sangat terang yang disebut supernova sebagai jam kosmik untuk menunjukkan bahwa waktu berjalan dua kali lebih lambat saat alam semesta setengah usianya saat ini.
Baca juga: Varian Gen terkait Multiple Sclerosis yang Parah Ditemukan
Studi baru menggunakan quasar yang lebih terang untuk mengintip lebih jauh ke dalam sejarah alam semesta berusia 13,8 miliar tahun. Lebih dari satu miliar tahun setelah Big Bang, waktu tampak mengalir lima kali lebih lambat, menurut penelitian di jurnal Nature Astronomy.
Sementara semua tampak seperti melambat dari sekarang, Lewis menekankan bahwa pengalaman waktu di tempat yang jauh ini tidak berbeda. "Jika saya secara ajaib dapat membawa Anda kembali ke 10 miliar tahun lalu dan menjatuhkan Anda di sebelah salah satu quasar ini, dan Anda memiliki stopwatch, waktu akan berjalan normal," katanya kepada AFP. "Satu detik akan menjadi satu detik."
Jam kosmik
Bertujuan mengukur fenomena ini, yang disebut pelebaran waktu kosmologis, Lewis dan ahli statistik Universitas Auckland, Brendon Brewer, menganalisis data dari 190 quasar yang dikumpulkan selama dua dekade. Quasar--lubang hitam supermasif di pusat galaksi yang jauh--dianggap sebagai objek paling terang dan paling kuat di alam semesta.
Baca juga: Para Astronom Buktikan Teori Einstein tentang Asal-usul Dengung di Alam Semesta
Ini menjadikan mereka suar yang berguna untuk memetakan alam semesta. Namun mereka terbukti lebih sulit untuk berubah menjadi jam kosmik daripada supernova yang memberikan satu kilatan yang andal.
Upaya sebelumnya untuk menggunakan quasar untuk mengukur pelebaran waktu telah gagal. Ini menyebabkan beberapa saran aneh, termasuk teori bahwa mungkin quasar tidak sejauh yang dipikirkan atau bahkan bahwa sesuatu yang mendasar telah rusak dalam kosmologi.
Namin penelitian baru, "Meletakkan semuanya kembali ke tempat yang tepat," kata Lewis. Itu juga menegaskan, "Einstein benar lagi," tambahnya.
Para peneliti berhasil ketika upaya lain gagal karena mereka memiliki lebih banyak data tentang quasar, menurut Lewis. Kemajuan terbaru dalam pemahaman statistik tentang keacakan juga membantu.
Untuk mengubah quasar menjadi jam dengan detak yang terukur, para peneliti harus memahami ledakan turbulen yang terjadi saat lubang hitam menelan material. Lewis membandingkannya dengan menonton pertunjukan kembang api. Kilatan besar tampak acak tetapi elemen yang berbeda mencerahkan dan memudar pada rentang waktu mereka sendiri.
"Yang kami lakukan ialah mengungkap tampilan kembang api ini. Hal itu menunjukkan bahwa quasar juga dapat digunakan sebagai penanda standar waktu untuk alam semesta awal." (Z-2)
Terkini Lainnya
Jam kosmik
Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Peneliti OceanX Temukan Rangkaian Gunung Bawah Laut Indonesia
Ini yang Harus Diketahui Orangtua Ketika Anak Perempuannya Alami Menstruasi Lebih Awal
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Bea Cukai Gratiskan Bea Masuk Barang Impor untuk Keperluan Penelitian, Ini Prosedurnya
Mengapresiasi Mindfulness
Kontroversi Suplemen Minyak Ikan: Apakah Saatnya untuk Berhenti Mengonsumsinya?
Puluhan Pejabat Eselon II di Cianjur Ramai-Ramai ke Luar Daerah
Pameran Pendidikan Luar Negeri Terbesar ICAN Education Expo 2024 Kini Hadir di Jakarta
Yasmine Riechers CEO Baru Georg Neumann GmbH
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap