visitaaponce.com

Penyakit Mulai Muncul di Kamp Pengungsian Gaza

Penyakit Mulai Muncul di Kamp Pengungsian Gaza
Suasana pengungsian di Gaza(AFP)

JURU Bicara Badan Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (United Nations Relief and Work Agency for Palestine Refugee in the Near East/UNRWA) Mohamed Adnan Abu Hasna menjelaskan wabah penyakit menular muncul di kamp pengungsian di Gaza. Gencatan senjata harus digunakan untuk memastikan semua kebutuhan medis dan pokok warga Gaza terpenuhi.

“Mereka yang melarikan diri berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dan ada laporan wabah penyakit di tempat penampungan,” katanya.

Menurut dia kondisi di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, orang-orang mengantri di pompa bensin terakhir yang masih berfungsi. Truk bantuan seharusnya mengirimkan bahan bakar ke stasiun ini karena masyarakat menggunakan kayu untuk memasak dan menghangatkan diri.

Baca juga : Presiden Iran Raisi tidak Hadir pada Pertemuan dengan Erdogan

“Ambulans juga antri berharap bisa terisi. Kami dapat memastikan bahwa 100 truk memasuki Gaza utara hari ini (Selasa 28/11) dan beberapa pabrik desalinasi air dilengkapi dengan bahan bakar," jelasnya.

Baca juga : Uni Eropa: Israel tidak Biarkan Bahan Bakar Cukupi Gaza

Namun, kata dia, setidaknya 200 truk dibutuhkan setiap hari untuk menyediakan pasokan kebutuhan hidup bagi masyarakat Gaza. Situasi di Gaza memprihatinkan, mulai dari kehancuran infrastruktur hingga orang-orang yang meninggalkan rumah mereka.

Menurut Juru Bicara UNICEF James Elder yang mengunjungi daerah kantong tersebut gencatan senjata Hamas-Israel harus dipermanenkan. Pasalnya kesengsaraan rakyat Palestina telah sangat menyedihkan.

“Hanya melihat blok demi blok apartemen, puing-puing yang hancur di tanah, beton, mobil-mobil yang diledakkan. Entah hanya raut wajah orang-orang, traumanya saja, seolah-olah kesedihan dan kesedihan telah mengakar di sini di Gaza,” katanya.

Menurut dia Gaza telah lama menjadi zona perang. Terdapat ratusan ribu anak-anak yang tidak bersekolah, yang berada di kamp-kamp yang sangat padat, yang kedinginan, yang tidak memiliki cukup makanan, air dan kini berada dalam ancaman wabah penyakit.

Hampir 15.000 orang tewas di Jalur Gaza, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak sejak Israel menginvasi Gaza pada 7 Oktober. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat