visitaaponce.com

TPST di Cimahi mulai Beroperasi Hasilkan RDF

TPST di Cimahi mulai Beroperasi Hasilkan RDF
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin melepas pengiriman RDF dari TPST Santiong ke PT Indocement(MI/DEPI GUNAWAN)

TEMPAT Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Santiong, di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, mulai beroperasi.

Pengoperasian TPST ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan terhadap TPA Sarimukti dengan menerapkan pengolahan berbasis siklus ekonomi dengan kapasitas serapan 50 ton sampah per hari.

TPST tersebut diproyeksikan menghasilkan olahan Refuse Derrived Fuel (RDF) atau pelet sampah untuk bahan energi industri semen, salah satunya ke PT Indocement di Bogor.

Baca juga : Cimahi Targetkan 2025 tidak Membuang Sampah ke TPA

"Kita apresiasi kehadiran TPST Santiong, mudah-mudahan bisa menjadi contoh bagi kabupaten dan kota lain di Jabar," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin di lokasi, Senin (22/4).

Tidak hanya untuk pengurangan volume sampah di Cimahi, lanjut dia, TPST ini juga harus bisa menyentuh isu konservasi sumber daya alam, reduksi emisi gas rumah kaca, pengurangan polusi, dan jadi energi alternatif pengganti fosil.

Pihaknya secara bertahap mencari solusi penanganan sampah agar tak
berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satunya mengajak masyarakat sama-sama memilah dari hulu sebab pembakaran RDF dinilai masih dapat menghasilkan emisi dan polusi udara.

Baca juga : Pemkot Cihami Ajak Masyarakat Pilah Sampah

"Jadi tetap kita harus mengolah sampah dari hulu yakni rumah tangga
masing-masing," ujarnya.

Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi mengungkapkan, TPST Santiong memiliki
kapasitas pengolahan sampah 50 ton per hari.

Namun pada tahap awal ini akan dicoba 30 ton per hari dan akan
dimaksimalkan menjadi 50 ton jika sudah ada kesesuaian pada kinerja mesin dan para pekerjanya.

Baca juga : Puluhan Ton Sampah Menumpuk Di TPS-TPS Di Kota Cimahi

"Kita bertahap, jadi sekarang 30 ton dulu. Karena ini berkaitan dengan
penyesuaian kerja mesin dan tenaga kerjanya masih belajar," ungkapnya.

Jika TPST Santiong sudah maksimal menyerap sampah 50 per hari, menurut
Dicky, maka akan signifikan mengurangi sampah di Cimahi yang jumlahnya
mencapai 226 ton per hari.

Dirinya juga akan mempertimbangkan penyerapan hasil RDF untuk beberapa
industri di Cimahi agar kapasitas dan penyerapan hasil pengolahan bisa
seimbang.

"Yang kita kirim ke Indocement baru 16 ton. Nanti kita upayakan RDF dari masuk juga ke industri di Cimahi," jelasnya.

Diketahui, pembangunan TPST Santiong merupakan infrastruktur pengolahan
sampah di kota dan kabupaten dalam DAS Citarum pada program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP) yang didanai pinjaman pemerintah pusat ke bank dunia dengan total proyek Rp30 miliar.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat