Anak Obesitas Berisiko Diabetes, Cegah dengan MPASI Bergizi Seimbang
![Anak Obesitas Berisiko Diabetes, Cegah dengan MPASI Bergizi Seimbang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/de116507e71196561a00c6c48af9c9ea.jpg)
SAAT ini, Indonesia menghadapi tiga masalah utama terkait gizi anak yang dikenal sebagai triple burden of malnutrition, yaitu gizi kurang (stunting dan wasting), gizi lebih (overweight dan obesitas), dan hidden hunger (kekurangan vitamin dan mineral). Meski begitu, seringkali obesitas pada anak tidak mendapat perhatian yang sebanding. Padahal, World Health Organization (WHO) telah menggambarkan obesitas pada anak sebagai masalah kesehatan global yang serius, dengan diperkirakan 124 juta anak mengalami obesitas di seluruh dunia. Di Indonesia, data Status Gizi Indonesia 2022 menunjukkan peningkatan kejadian obesitas anak dalam empat dekade terakhir meningkat 10 kali lipat.
Apa saja bahaya obesitas pada anak? Bagaimana pencegahannya? Berikut penjelasan dokter spesialis anak dengan keahlian khusus di bidang nutrisi dan penyakit metabolik, Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, SpA(K), yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anak Obesitas Berisiko Sindrom Metabolik
Anak dengan obesitas dapat mengalami sejumlah penyakit penyerta seperti sindrom metabolik yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, perlemakan hati, gangguan pernapasan saat tidur, dan kanker.
Baca juga : Hati-hati! Obesitas pada Anak Berisiko Menetap hingga Dewasa
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat diabetes pada anak Indonesia meningkat 70 kali lipat pada tahun 2023, dengan 70% penyebabnya adalah karena obesitas. Selain itu, sebanyak 55% obesitas anak akan menjadi obesitas pada saat remaja, selanjutnya 80% obesitas remaja bertahan hingga dewasa.
Pencegahan Dimulai dari MPASI
Mengingat obesitas sangat sulit untuk diatasi, pencegahan merupakan prioritas yang harus dilakukan sedini mungkin mulai dari periode pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Pada periode ini, anak mulai membentuk selera makan, preferensi makanan, dan metabolisme yang penting dalam membentuk dasar kesehatan mereka di masa depan.
Pemberian MPASI sebaiknya dimulai saat bayi sudah mencapai usia enam bulan. Pemberian MPASI terlalu dini (di bawah 4 bulan) dapat meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anak obesitas di satu sisi mengalami kelebihan makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan protein, tetapi di sisi yang lain kekurangan mikronutrien seperti zat besi, sehingga MPASI harus bergizi lengkap dan seimbang. MPASI yang tinggi zat besi penting untuk mencegah anemia dan mengatur keseimbangan metabolisme sehingga anak menjadi lebih aktif dan sehat.
Hindari Kekeliruan Pemberian MPASI
Penting juga untuk menghindari beberapa kesalahan dalam pemberian MPASI yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Pemberian MPASI yang tidak sesuai dengan tahapan usia anak, misalnya memberikan makanan dewasa seperti snack yang bukan khusus bayi, bisa menyebabkan obesitas karena kalori yang lebih tinggi dari kebutuhan bayi. Agar terhindar dari obesitas, salah satu asupan yang harus benar-benar diperhatikan adalah gula.
Bagi orang tua yang memiliki keterbatasan waktu dan khawatir dalam memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro anak, MPASI fortifikasi (diperkaya zat gizi tambahan) dapat menjadi pilihan bagi si kecil. Salah satu keunggulan MPASI fortifikasi adalah memiliki kandungan gizi yang terukur dan seimbang, termasuk zat besi dan gula, yang disesuaikan dengan kebutuhan di setiap tahapan usia anak. Karenanya, produk MPASI fortifikasi dilengkapi dengan label ‘rekomendasi usia’. MPASI fortifikasi yang telah lulus uji BPOM, selain bebas pengawet, pewarna, dan perasa juga memiliki kadar garam dan gula yang sesuai dengan standar keamanan untuk bayi. Jadi, orang tua tidak perlu khawatir untuk memberikan MPASI fortifikasi. (RO/B-1)
Terkini Lainnya
Anak Obesitas Berisiko Sindrom Metabolik
Pencegahan Dimulai dari MPASI
Hindari Kekeliruan Pemberian MPASI
3 Pengobatan Alami untuk Atasi Sakit Perut pada Anak yang Tiba-tiba Menyerang
3 Cara Ampuh Menjaga Imunitas Anak agar Tak Mudah Sakit
Upaya Perlindungan Anak dari Dampak Negatif Teknologi Harus Direalisasikan
5 Jenis Mainan untuk Bantu Latih dan Stimulasi Sensoris Anak
Capaian Imunisasi Lengkap Nasional Masih di Bawah 50%
Butuh Komitmen Kuat untuk Kurangi Angka Prevalensi Stunting
Rutin Olahraga Bisa Cegah Serangan Jantung saat Sibuk Bekerja
Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom
Berisiko Terkena Varises, Lakukan USG Skrining
Obesitas Meningkat di Indonesia, Benarkah Body Contouring Jadi Solusi?
6 Kiat Menjaga Kebugaran Tubuh
Anak Obesitas Berisiko Terkena Gejala Demam Berdarah Berat
Pezeshkian dan Babak Baru Politik Iran
Hamzah Haz Politisi Santun yang Teguh Pendirian
Wantimpres jadi DPA: Sesat Pikir Sistem Ketatanegaraan
Memahami Perlinsos, Bansos, dan Jamsos
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap