visitaaponce.com

Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom

Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom
Gejala penyakit kandungan antara lain haid tak teratur, perdarahan, dan ketidaknyamanan di area perut.(Dok. Freepik)

SEJUMLAH penyakit kandungan menjadi gangguan yang meresahkan untuk kaum perempuan. Seperti, timbulnya kista dan miom di ovarium, leher rahim, serta rahim, juga penyakit endometriosis. Ketika terapi obat-obatan tidak mampu menyelesaikan persoalan, tindakan operasi menjadi pilihan. Tapi jangan khawatir, saat ini perkembangan teknologi operasi penyakit kandungan semakin canggih. Paling terkini, ada teknik bedah robotik yang membuat operasi penyakit kandungan semakin efektif.

Sesuai namanya, bedah robotik dilakukan menggunakan bantuan robot. Ingin tahu lebih jauh? Berikut penjelasan dr. Thangesweran Ayakannu, dokter spesialis ginekologi dan ahli bedah robotik dari Sunway Medical Centre, Malaysia, dalam acara edukasi kesehatan kandungan di Jakarta, baru-baru ini.

Operasi Dikendalikan Dokter

Meski namanya bedah robotik, jangan bayangkan operasi dilakukan sepenuhnya oleh robot. Prosedur yang resminya bernama da Vinci Robotic- Assisted Surgery ini merupakan bagian dari teknik bedah minimally invasive (sayatan kecil). Saat operasi, perangkat robot (patient cart) berlengan empat ditempatkan di dekat pasien. Lengan-lengan itulah yang dikendalikan oleh dokter dari jauh untuk melakukan beragam tindakan seperti pemotongan maupun penjahitan jaringan.

Baca juga : Hamil dengan Tumor dan Kista, Amankah?

Selama tindakan operasi, dokter duduk di depan konsol mengendalikan gerak lengan-lengan patient cart. Lantas, bagaimana dokter melihat jaringan yang dioperasi? Alat bedah robotik ini dilengkapi sistem yang memberikan pencitraan 3D beresolusi tinggi dengan efek pembesaran hingga 10 kali lipat penglihatan mata biasa. Hal ini membantu dokter melihat dengan jelas area operasi, serta membantu menghindari cedera dan komplikasi.

Cukup dengan Sayatan Kecil

Operasi ini tidak membutuhkan sayatan besar, tetapi cukup dengan lima sayatan kecil di perut. Tiap sayatan lebarnya sekitar 1 cm. Melalui sayatan itulah peralatan operasi masuk ke rongga perut dan dikendalikan oleh dokter melalui konsol. Karena menggunakan ‘tangan’ robot, pergerakan alat operasi jauh lebih leluasa, presisi, dan stabil daripada gerak tangan manusia. Itulah kelebihan bedah robotik.

“Tangan manusia tidak dapat berputar 360 derajat, tapi tangan robotik yang dikendalikan dokter dapat berputar lebih fleksibel untuk melakukan eksisi (pemotongan) dan penjahitan dari berbagai sudut, sehingga prosesnya lebih akurat,” kata dr. Thangesweran.

Baca juga : Musnahkan Sel Kanker dengan Radioterapi

Waktu Pemulihan Lebih Cepat

Keunggulan lainnya, pemotongan organ dilakukan dengan teknologi khusus sehingga sangat minim perdarahan. Sayatan yang kecil juga membuat nyeri yang dirasakan pasien jauh berkurang daripada prosedur bedah biasa. Luka bekas operasi pun samar saja. Selain itu, waktu pemulihan pasien pascaoperasi menjadi lebih singkat. “Misal pagi jam delapan operasi, malamnya jam 8 pasien sudah bisa latihan jalan, besoknya sudah boleh pulang, atau untuk beberapa kasus pasien dipulangkan setelah tiga hari. Pemulihan di rumah, dua pekan setelah operasi bisa bekerja dan beraktivitas seperti biasa,” terang dr. Thangesweran.  

Untuk Tumor Jinak dan Kanker     

Bedah robotik dapat digunakan untuk operasi tumor jinak seperti miom dan kista, juga kanker ginekologis yang belum masuk stadium lanjut awal. Teknik ini juga dapat digunakan dalam operasi mengatasi endometriosis. Endometriosis adalah gangguan yang terjadi ketika jaringan dinding rahim tumbuh di luar rahim. Penyakit ini menyebabkan organ-organ kandungan menempel satu sama lain dan berpotensi menyebabkan infertilitas (kemandulan). Operasi dilakukan untuk memisahkan perlengketan dan mengangkat jaringan endometriosis.

Hindari Kegemukan

Pada kesempatan itu dr. Thangesweran mengingatkan kaum perempuan agar selalu menerapkan gaya hidup sehat. Seperti, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi daging merah dan gula, cukupi waktu tidur malam, serta aktif bergerak.

“Yang terpenting, jangan kegemukan, apalagi obesitas. Sebab, semakin gemuk, semakin banyak sel-sel lemak dalam tubuh. Sel-sel lemak ini menghasilkan hormon estrogen ekstra. Kelebihan hormon inilah yang mengacaukan berbagai sistem di tubuh hingga memicu timbulnya beragam penyakit kandungan. Jadi, jaga berat badan tetap ideal,” pesannya. (B-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eni Kartinah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat