visitaaponce.com

Ini Alasan Kasus Endometriosis Meningkat di Kawasan Perkotaan

Ini Alasan Kasus Endometriosis Meningkat di Kawasan Perkotaan
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kanadi Sumapraja mengatakan selain masalah genetik, faktor lingkungan juga dapat berpengaruh pada kondisi endometriosis.

Kanadi mengatakan polutan yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar fosil struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen yang memperburuk kondisi endometriosis.

"Itu kenapa endometriosis sebagai salah satu penyakit bersifat estrogen dependent, jadi angka tinggi di perkotaan karena menghirup polutan," kata Kanadi, dikutip Sabtu (6/4).

Baca juga : Perempuan dan Anak Paling Beresiko terhadap Perubahan Iklim

Dia menyampaikan, hasil penelitian di Eropa menunjukkan peningkatan kasus endometriosis banyak terjadi di kota.

Lalu lintas kendaraan di wilayah perkotaan umumnya tinggi dan kondisi tersebut menyebabkan kadar polutan di perkotaan menjadi tinggi.

Polutan yang memiliki sifat pengganggu endokrin atau bahan kimia yang mengganggu sistem hormonal apabila terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan bekerja layaknya hormon estrogen.

Baca juga : DBS Foundation Hibahkan Rp8,2 Miliar untuk Keberlanjutan dan Dampak Sosial

Endometriosis adalah kelainan yang terjadi karena jaringan endometrium tumbuh pada bagian luar dinding rahim dan kondisi ginekologi ini bergantung pada estrogen.

Kanadi mengatakan, endometriosis juga dipengaruhi kondisi lingkungan yang tidak mendukung penyebaran informasi mengenai kesehatan reproduksi, yang membuat penyakit ini banyak ditemukan dalam keadaan yang sudah parah.

Ia menyampaikan, pada kondisi endometriosis tahap lanjut, terjadi perlekatan pada rongga perut yang mengakibatkan kerusakan saluran tuba sehingga kecil kemungkinan sperma bisa bertemu dengan sel telur.

Baca juga : Lubang Ozon di Antartika Semakin Dalam pada Pertengahan Musim Semi

"Endometriosis tahap lanjut menimbulkan banyak konsekuensi perlekatan pada rongga perut dan salah satu konsekuensi perlekatan hebat menyebabkan terjadi kerusakan pada saluran tuba kanan kiri, sehingga tidak ada kesempatan untuk terjadinya pertemuan sel telur dan sperma, maka pasien tentu harus mengikuti program bayi tabung," jelasnya.

Jika hal itu terjadi, lanjut dia, perlu dilakukan terapi jangka panjang menggunakan obat yang dapat menyeimbangkan kadar hormon estrogen untuk menekan dampak buruk endometriosis.

"Tujuan terapi jangka panjang ini untuk menyelamatkan fungsi kesuburan pasien, ini fungsi kenapa harus segera dikenali dan diterapi," pungkas Kanadi. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat