Ini Alasan Kasus Endometriosis Meningkat di Kawasan Perkotaan
![Ini Alasan Kasus Endometriosis Meningkat di Kawasan Perkotaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/cb9757bfbbd83222a840e1af83017735.jpg)
DOKTER spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kanadi Sumapraja mengatakan selain masalah genetik, faktor lingkungan juga dapat berpengaruh pada kondisi endometriosis.
Kanadi mengatakan polutan yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar fosil struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen yang memperburuk kondisi endometriosis.
"Itu kenapa endometriosis sebagai salah satu penyakit bersifat estrogen dependent, jadi angka tinggi di perkotaan karena menghirup polutan," kata Kanadi, dikutip Sabtu (6/4).
Baca juga : Perempuan dan Anak Paling Beresiko terhadap Perubahan Iklim
Dia menyampaikan, hasil penelitian di Eropa menunjukkan peningkatan kasus endometriosis banyak terjadi di kota.
Lalu lintas kendaraan di wilayah perkotaan umumnya tinggi dan kondisi tersebut menyebabkan kadar polutan di perkotaan menjadi tinggi.
Polutan yang memiliki sifat pengganggu endokrin atau bahan kimia yang mengganggu sistem hormonal apabila terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan bekerja layaknya hormon estrogen.
Baca juga : DBS Foundation Hibahkan Rp8,2 Miliar untuk Keberlanjutan dan Dampak Sosial
Endometriosis adalah kelainan yang terjadi karena jaringan endometrium tumbuh pada bagian luar dinding rahim dan kondisi ginekologi ini bergantung pada estrogen.
Kanadi mengatakan, endometriosis juga dipengaruhi kondisi lingkungan yang tidak mendukung penyebaran informasi mengenai kesehatan reproduksi, yang membuat penyakit ini banyak ditemukan dalam keadaan yang sudah parah.
Ia menyampaikan, pada kondisi endometriosis tahap lanjut, terjadi perlekatan pada rongga perut yang mengakibatkan kerusakan saluran tuba sehingga kecil kemungkinan sperma bisa bertemu dengan sel telur.
Baca juga : Lubang Ozon di Antartika Semakin Dalam pada Pertengahan Musim Semi
"Endometriosis tahap lanjut menimbulkan banyak konsekuensi perlekatan pada rongga perut dan salah satu konsekuensi perlekatan hebat menyebabkan terjadi kerusakan pada saluran tuba kanan kiri, sehingga tidak ada kesempatan untuk terjadinya pertemuan sel telur dan sperma, maka pasien tentu harus mengikuti program bayi tabung," jelasnya.
Jika hal itu terjadi, lanjut dia, perlu dilakukan terapi jangka panjang menggunakan obat yang dapat menyeimbangkan kadar hormon estrogen untuk menekan dampak buruk endometriosis.
"Tujuan terapi jangka panjang ini untuk menyelamatkan fungsi kesuburan pasien, ini fungsi kenapa harus segera dikenali dan diterapi," pungkas Kanadi. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Pemilu 2024 Kemunduran Luar Biasa bagi Keterwakilan Perempuan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Mayat Perempuan tanpa Busana dalam Indekos Gegerkan Pati
Bantuan Modal Dukung Perempuan Pelaku UMKM Kembangkan Usaha
DAK Non Fisik Perlu Dimaksimalkan untuk Tangani Isu Perempuan dan Anak
5 Cara Mengatasi Penuaan Dini untuk Perempuan
Ini Dampak Buruk Polusi Udara terhadap Tumbuh Kembang Anak
Hadapi Polusi Udara, Anak Direkomendasikan Banyak Makan Buah
Berulang Tahun ke-497, DKI Dibayangi Buruknya Kualitas Udara, Ini Pendapat Ahli
Udara Jakarta Pada Rabu Pagi Terburuk Ketiga di Dunia
Kualitas Udara Jakarta Hari ini Terburuk Kedua di Dunia
Bunda, Kenali Bahaya Polutan dalam Ruangan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap