visitaaponce.com

Gen Z Dibayangi Stagnasi Upah Ini Kiat Keuangan dari Dosen Manajemen

Gen Z Dibayangi Stagnasi Upah? Ini Kiat Keuangan dari Dosen Manajemen
Situasi pascapandemi berimbas pada besaran pengupahan dan tunjangan generasi muda.(Unsplash/ Brooke Cagle)

SITUASI ekonomi pascapandemi membuat tidak sedikit perusahaan yang mengurangi fasilitas tunjangan. Akibatnya, pekerja harus memenuhi berbagai hal yang sebelumnya masuk dalam tunjangan kantor, seperti tunjangan transportasi dan tunjangan anak, dari gaji mereka sendiri. Hal tersebut ikut mempengaruhi kemampuan pekerja dalam memenuhi kebutuhan lainnya, termasuk rumah.

 

Bagi generasi (gen) Z kondisi itu, menurut dosen manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novita Ratna Satiti, S.E., M.M., menjadi lebih sulit. Seperti dikutip dari laman resmi UMM, Kamis (30/5), banyak dari gen Z yang bekerja di sektor informal dengan label gig economy atau perekrutan sistem kerja dengan jangka pendek yang tidak memiliki tunjangan kesehatan, pendidikan anak, dan jaminan hari tua. Selain itu, ia melihat gen Z sering kali mengalami stagnasi upah dibandingkan gen milenial yang kenaikan gajinya lebih stabil.

Baca juga : Wariskan Pancasila ke Gen Z, Jokowi: Sosialisasikan dengan Teladan

 

“Selain itu, generasi milenial menikmati akses yang lebih mudah terhadap kredit dan pinjaman pada masanya, sedangkan Gen Z kini dihadapkan pada persyaratan yang lebih ketat dan suku bunga yang lebih tinggi,” tambahnya.

 

Baca juga : Jakarta Islamic Center Ajak Gen Z Terlibat Misi Perdamaian Global

Menghadapi kondisi itu Novita menyampaikan kiat pengelolaan keuangan bagi gen Z. Pertama, Novita menyarankan agar gen Z memanfaatkan teknologi untuk berinvestasi.

 

Novita melihat adaptasi teknologi yang cukup tinggi di kalangan gen Z, semestinya dimanfaatkan pula oleh mereka untuk mempelajari berbagai investasi keuangan lewat platform digital. Umumnya investasi keuangan itu memiliki varian produk dengan modal kecil.

Baca juga : Pengangguran Gen Z Tinggi, Pemerintah Diminta Prioritaskan Sektor Padat Karya

 

Di sisi lain, gaya hidup digital pada gen Z juga harus dibarengi dengan locus of control alias memiliki kontrol fokus finansial yang bagus. Ia mengingatkan agar gen Z tidak mudah terpengaruh oleh faktor eksternal, seperti tekanan gaya hidup dan kemudahan menggunakan berbagai aplikasi pembayaran kredit.

“Sementara itu, pemahaman tentang behavioural finance juga dapat membantu mereka mengenali dan menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan, seperti kecenderungan untuk berbelanja impulsif atau mengambil risiko yang tidak perlu,” tegasnya.

Baca juga : Sosiolog : Gen Z Pengangguran Karena Masa Peralihan Industri

 

Selain berinvestasi dan mengontrol keuangan, gen Z juga dapat menambah kemampuan finansialnya dengan belajar berbisnis. Gen Z dapat memanfaatkan berbagai program pendampingan dan pendanaan usaha.

 

“Selanjutnya, manfaatkan aneka program beasiswa. Misalnya program Magenta (Magang Generasi Bertalenta), program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) maupun program dari lembaga-lembaga mandiri lainnya. Program-program ini tidak hanya memberikan peluang tambahan untuk belajar dan berkembang, tetapi juga dapat memberikan dukungan finansial yang diperlukan untuk membantu Gen Z mencapai kesuksesan finansial dengan lebih cepat dan efektif,” sarannya. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat