visitaaponce.com

Bawa Ayam Goreng Indonesia Naik Level

Bawa Ayam Goreng Indonesia Naik Level
Ayam goreng(MI/Sumaryanto Bronto)

SAMA seperti banyak orang lainnya, Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, sangat menggemari ayam goreng. Namun, bukan ayam goreng yang gemuk berbalut tepung krispi ala luar negeri, pengusaha terkemuka kelahiran Yogyakarta itu setia dengan ayam goreng bumbu kuning khas Indonesia. Ayam goreng itu pula yang dianggap paling pas dengan nasi panas dan sambal.

Saat melihat bisnis ayam goreng tepung (fried chicken) begitu menjamur di Tanah Air, ada keresahan tersendiri yang dirasakan Irwan. “Hidangan ayam goreng Indonesia itu kan enak gitu ya, tapi kenapa kebanyakan yang jual ayam goreng khas Indonesia itu di pinggir jalan, tempatnya gak nyaman. Sementara itu, kalau kita lihat resto fried chicken yang makanan dari luar negeri, tempatnya bagus, bersih, dan nyaman. Masa ayam Indonesia kalah sama ayam dari Barat,” ucap pria 76 tahun itu kepada Media Indonesia, Senin (19/2).

Setelah memiliki niat sejak 2000-an, Irwan akhirnya mewujudkan dengan membuka restoran Bima Yamgor (Ayam Goreng) pada awal Januari lalu. Berlokasi di Jl Cipete Raya No 76, Jakarta Selatan, restoran itu menjadi caranya untuk membuat ayam goreng khas Indonesia naik level.

Baca juga : 3 Rekomendasi Kuliner Viral di Jakarta, Harganya Gak Bikin Kantong Jebol

Disinggung nama restonya, Bos Sido Muncul itu mengungkapkan jika nama Bima terinspirasi dari produk andalan perusahaan, yaitu Kuku Bima Ener-G yang hingga saat ini masih laris manis di pasaran. Kemudian saat ditelaah lebih jauh, Bima dalam kisah pewayangan juga memiliki kisah hidup di bidang kuliner.

"Bima itu pernah menjadi koki atau chef. Kala Bima bunuh Kurawa, dia itu kecer-kecer melarikan diri dan dalam pelariannya itu, dia mencari nafkahnya dengan menjadi koki,” jelas Irwan di restonya.

 

Baca juga : Grand Launching Varuna - Theatrical Underwater Dining Pertama di Indonesia!

Ragam menu nusantara

Memasuki resto Bima Yamgor kesan elegan langsung terasa. Meski begitu, nuansa Jawa juga kental lewat ornamen-ornamen bersiluet wayang. Di restoran dengan jendela-jendela besar itu, dari lantai tiganya, kita juga disuguhi panorama kawasan Cipete Raya.

Irwan pun tampak jelas terlibat mendalam dalam mendesain restoran itu, termasuk untuk menjamin kebersihannya. Contohnya, ia memilih meja marmer ketimbang kayu agar mudah dibersihkan. “Dan yang paling penting dapurnya dijamin bersih,” tambah Irwan yang tidak segan ikut menyambut pengunjung resto. Bahkan, ia juga dengan hangat mengundang tamu untuk bernyanyi. Restoran ini memang dilengkapi fasilitas musik yang cukup lengkap yang dapat juga digunakan tamu.

Baca juga : Prasmanan Ramadan – Taste of The World di Holiday Inn Cikarang Jababeka

Tidak hanya menghadirkan olahan ayam, seperti ayam goreng, ayam bakar kecap/rujak dan pepes ayam, deretan hidangan Nusantara lainnya juga dihadirkan, dari empal goreng, iga bakar, soto tauto, pepes jamur, hingga bakwan jagung. Sementara itu, untuk minuman, mulai kopi, jus, mocktails, sampai jamu-jamuan hadir di sana. Makanan dibanderol mulai Rp12 ribu sampai Rp73 ribu, sedangkan untuk hidangan minuman mulai Rp23 ribu sampai Rp55 ribu.

“Memang sebenarnya ini restoran ayam goreng, cuma kalau hanya jual ayam goreng kan susah orang mau datang. Makanya saya hadirkan makanan Indonesia yang lain supaya banyak yang datang,” ujar Irwan.

Ditemui secara terpisah, anak ketiga dari Irwan, Marco Hidayat, yang bertugas sebagai Manager Bima Yamgor mengungkap, sejumlah menu berasal dari favorit keluarga. Menurutnya, keluarga Hidayat sangat suka memasak. Sebab itu, beberapa menu bahkan berasal dari modifikasi resep keluarga, contohnya empal goreng dan sambal Bima.

Baca juga : Swiss-Belresidences Kalibata Meriahkan Ramadan dengan Paket Spesial 'Jelajah Rasa' dan 'Blissful Ramadan'

“Orang kalau mau bisnis sesuatu menurut saya yang nomor satu dia setidaknya menyukai bisnis itu. Makanya kenapa keluarga saya enggak ada bisnis club atau bar. Karena kami enggak suka minum-minum (alkohol). Orang enggak suka minum gimana caranya mau jual minuman,” sebut Marco.

 

Tepung tipis

Baca juga : Di IFBC Expo 2024, Berjaya Makmursukses Indotama Tawarkan Kemitraan Kuliner

Saat Media Indonesia mencicipi hidangan. Rasa autentik khas Indonesia sukses dihadirkan resto ini. Aroma rempah juga menguar sehingga selera makan sudah bangkit sebelum bersantap.

Uniknya, hidangan ayam goreng mereka nyatanya juga berbalut tepung, tapi tipis. Ini bukan saja inovasi unik, melainkan membuat bagian kulit renyah tanpa menghilangkan keindonesiaan.

“Jadi kriuknya itu memang dari tepung, cuma kami baluti tepung tipis enggak setebal ayam-ayam luar negeri (fried chicken). Pengin kasih tahu juga ke pengunjung bahwa ayam goreng model Indonesia tuh kayak gini. Kalau yang tebel-tebel (tepung) itu punya Amerika,” jelasnya.

Baca juga : Perayaan Cap Go Meh 2024 Terbesar di Kawasan SCBD Rangkul Keberagaman Rayakan Persatuan

Hidangan ayam goreng ini pun klop nikmat dengan sambal Bima. Pada sambal ini cabai diulek kasar. Soal cita rasa, manis akan lebih dulu terasa baru kemudian lama-kelamaan pedas yang nikmat akan dominan.

Untuk rekomendasi hidangan berkuah, cobalah soto tauto khas Pekalongan. Berisikan bihun, lontong, daging sapi, dan ditaburi bawang goreng serta daun bawang, dijamin anda langsung melek saat menyeruput kuah soto tauto.

“Ini salah satu makanan favoritnya Pak Irwan, jadi soto tauto ini bahan dasarnya pakai tauco. Kalau soto biasa kan dia kebanyakan pakai kaldu ayam, makanya ini beda dan mungkin banyak orang enggak tahu. karena itu kita hadirkan di sini,” ucap Marco soal hidangan yang menggunakan daging sapi premium itu.

Sementara itu, untuk hidangan penutup, jangan lewatkan es Bima yang sekilas mirip es doger, tapi terasa segar-asam. “Dia rasanya lebih segar, yang dihadirkan dari buah-buahan. Kalau es doger kan memang manis susu. Kalau es Bima ini rasanya lebih kecut-kecut manis,” terang Marco.

Untuk mocktail, salah satu yang unik adalah wedang lemon. Ada pula deretan jamu, mulai kunyit asam, beras kencur, empon-empon, wedang uwuh, hingga teh Tolak Angin. Marco mengatakan deretan sajian itu bisa menghadirkan pengalaman kuliner Indonesia yang unik dan berkelas. “Kami dari awal memang mau jual makanan Indonesia dan inilah style Indonesia. Semoga banyak orang yang suka,” tukasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat