Ribuan Pengemis dan Manusia Gerobak Terjaring Sejak Februari
![Ribuan Pengemis dan Manusia Gerobak Terjaring Sejak Februari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/9b614a2cd2ffafb99e7ee1cbfb654c50.jpg)
SATPOL PP DKI Jakarta menjaring 1.631 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) selama Februari dan Maret. Mereka terdiri dari manusia gerobak, badut pengemis, pengamen punk, dan manusia silver.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.248 orang ditindak pada Februari dan 383 orang ditindak selama bulan ini.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, penjangkauan terhadap PPKS ini intensif dilakukan sejak Februari atau sebulan sebelum ramadan. Tujuannya untuk memberikan sinyal pada warga dari luar daerah maupun warga Jakarta agar mengurungkan niatnya untuk menjadi pengemis musiman di Jakarta.
Baca juga: DKI siapkan Sanksi Tegas bagi Pihak yang Mobilisasi Pengemis
“Kami ingin memunculkan shock therapy kepada semua pihak yang mungkin memanfaatkan Ramadan datang ke Jakarta untuk jadi pengemis dan sebagainya,” kata Arifin, Senin (27/3).
Arifin memprediksi, kemungkinan gelombang kedatangan warga dari luar daerah justru makin tinggi mendekati hari raya. Untuk itu, Ia menegaskan akan tetap melakukan pengawasan intensif hingga hari raya usai.
Baca juga: Pengemis di Jakarta Mampu Kumpulkan Rp1 Juta per hari
“Itulah kami melakukan pemantauan di lapangan. Kalau kita lihat di awal Februari sampai akhir Februari kami sudah lakukan itu sehingga dengan ditekannya penjangkauan yang masif di berbagai tempat ternyata di bulan Maret kita lakukan penjangkauan lagi jauh lebih berkurang. Kita harap tentu terus kondusif pasca Idul Fitri," ujarnya.
Salah satu modus pengemis yang diwaspadai oleh Satpol PP adalah manusia karung. Individu tersebut umumnya seperti pemulung yang membawa karung. Namun, perbedaannya manusia karung cenderung berdiam di satu tempat dan mengharap belas kasihan warga yang berlalu lalang.
"Manusia karung itu sekarang bawa-bawa karung. Ya kalau mulung sih itu menurut saya tidak ada masalah. Kalau mulung untuk mendapatkan penghasilan. Tetapi, mereka sering kali menggunakan karung tetapi secara formalitas mereka seperti pengemis," tukasnya. (Z-10)
Terkini Lainnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap