visitaaponce.com

Dukung Program Urban Farming, BI DKI Bagikan 100 Ribu Bibit Pohon Cabai

Dukung Program Urban Farming, BI DKI Bagikan 100 Ribu Bibit Pohon Cabai
BANK Indonesia Perwakilan DKI Jakarta memberikan 100 ribu bibit tanaman cabai kepada masyarakat(MI/Putri Anisa Yuliani)

BANK Indonesia Perwakilan DKI Jakarta memberikan 100 ribu bibit tanaman cabai kepada masyarakat di Jakarta melalui lembaga PKK. Secara simbolis pemberian bibit pohon cabai itu dilakukan pada pembukaan Festival Urban Farming di Balai Kota DKI Jakarta hari ini. Dalam kesempatan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Musni Herdi menyampaikan, ketahanan pangan di Jakarta harus dijaga karena inflasi di Jakarta memiliki pengaruh yang cukup besar pada inflasi nasional hingga 26,9%.

Berdasarkan data historis sepanjang tahun 2022 – 2023, komoditas yang seringkali menjadi penyumbang inflasi masih didominasi oleh kelompok bahan makanan, salah satu di antaranya adalah aneka cabai. Cabai merah dan cabai rawit masing-masing memiliki bobot 0,25% dan 0,09% terhadap total nilai konsumsi Jakarta atau 1,78% dan 0,63% terhadap keranjang komoditas volatile food.

Pada periode 2022 – 2023, cabai merah muncul sebagai penyumbang inflasi sebanyak 5 kali dengan rata-rata andil 0,05% (mtm) dan cabai rawit muncul sebanyak 5 kali dengan rata-rata andil 0,02% (mtm) terhadap inflasi bulanan Jakarta. Tekanan inflasi aneka cabai juga sering meningkat pada akhir tahun sebagai risiko seasonal yang memasuki masa tanam sebagaimana siklusnya. 

Baca juga : Cabai dan Bawang Merah Sumbang Inflasi 0,38% di Jabar

Selain itu, adanya faktor risiko El Nino turut berpotensi memunculkan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) virus kuning pada tanaman hortikultura di daerah sentra khususnya cabai, yang dapat menurunkan produksi hingga 75% sehingga dapat menyebabkan penurunan pasokan di tengah tingginya permintaan menjelang HBKN mendatang. Dengan diberikannya bibit pohon cabai kepada masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan untuk ditanam dan memenuhi kebutuhan pangan warga. 

"Bank Indonesia bersama pemerintah juga telah mendorong akselerasi ketahanan pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang merupakan langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi," kata Musni dalam sambutannya, Senin (30/10).

Pada Maret 2023 (Tahap I), telah disalurkan 20.000 bibit cabai kepada 2 kelompok, yaitu Kemuning Bersemi dan Pondok Ranggon 04. Saat ini tengah berlangsung distribusi tahap II sebanyak 36.000 ribu bibit cabai kepada kelompok tani dan PKK yaitu Kelompok Tani Poncol Jaya, PKK Jakarta Selatan, PKK Kelurahan Kramat Pela, PKK RW 09 Cipulir, Kelompok Tani Kebun Berseri Bintaro dan Kelompok Tani Ampar Adhum. Selanjutnya akan direncanakan distribusi tahap III yaitu sekitar 50.000 bibit cabai sampai dengan akhir tahun 2023 kepada kelompok penerima dengan berkoordinasi dengan Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta. Sehingga jumlah bibit cabai unggul yang terdistribusi mencapai 106.000 bibit (melampaui target yang ditetapkan).

Baca juga : Bank Indonesia dan TPID Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan

Dengan berbagai tantangan yang ada, program budidaya penanaman cabai tentunya perlu terus didukung sebagai upaya menjaga ketersediaan pasokan dalam rangka pengendalian inflasi pangan di wilayah DKI Jakarta. Hal ini sejalan dengan program DKI Jakarta yang mencanangkan program gerakan budaya menanam komoditas hortikultura dan pasokan pangan strategis di seluruh Wilayah DKI Jakarta seperti cabai.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, pihaknya sudah membagikan 4,3 juta bibit tanaman secara gratis kepada masyarakat. Bibit tanaman yang dibagikan tidak hanya sayur mayur tetapi juga pada jenis tanaman pelindung dan buah-buahan.

Ia berharap, dibagikannya bibit tanaman gratis ini dapat mendorong pertanian kota di Jakarta dimana sudah da 625 gang hijau yang melakukan pertanian kota. Eli, sapaan akrabnya, menjelaskan pertanian kota memiliki beberapa fungsi salah satunya ekonomi. Bila dilakukan dengan serius, selain dapat memenuhi kebutuhan sendiri, warga pelaku pertanian kota juga mampu mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut.

"Namun harus berkelompok. Jadi nanti ada pengumpulnya yang membeli dan menjual," tutur Eli. (Put/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat