visitaaponce.com

Jaga Kualitas Air Danau Toba, Keramba di Silalahisabungan Ditertib

Jaga Kualitas Air Danau Toba, Keramba di Silalahisabungan Ditertib
Suasana penertiban keramba jaring apung di Danau Toba di wilayah Kabupaten Dairi, Sumatra Utara(MI/APUL ISKANDAR)

UNTUK menjaga kualitas air di Kawasan Danau Toba Pemerintah Kabupaten Dairi bersama Kodam I/Bukit Barisan dan Polda Sumatra Utara melakuan penertiban keramba jaring apung.

Dalam satu hari ada 58 dari 3.273 petak keramba yang ada di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi Sumatra Utara, yang ditertibkan.

Penertiban juga dihadiri Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, pejabat kejaksaan, pengadilan, polisi, TNI dan DPRD.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika Rahmat Syah Munthe mengatakan berdasarkan pendataan serta inventarisasi dilakukan terhadap keramba yang dipasang di kedalaman kurang dari 30 meter. Di Kecamatan Silahisabungan jumlahnya mencapai 3.273 keramba, milik 82 orang.

"Sebelumnya kita telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemilik keramba tentang rencana penertiban. Pemkab memberi kompensasi kepada pemilik sebesar Rp5 juta per keramba," lanjutnya.

Rahmat menjelaskan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor  81 Tahun 2014
bahwa perairan Silahisabungan termasuk wilayah zona A3.1, yaitu kawasan
peruntukan penerapan teknologi alam dan/atau buatan untuk pemulihan
kualitas air Danau Toba. Kawasan itu juga diperuntukkan pemijahan ikan endemik. Perairan Silahisabungan juga merupakan kawasan peruntukan
transportasi danau.

"Untuk itu kegiatan di perairan Silahisabungan tidak diperbolehkan melakukan budi daya perikanan, pembuangan limbah padat dan cair, limbah bahan berbahaya dan beracun serta kegiatan lain yang mengganggu fungsi Kawasan zona A3.1," jelasnya.

Rahmat menerangkan dampak keramba terhadap lingkungan terjadi akibat pemberian pakan ikan yang tidak habis dikomsumsi. Limbah itu akan mengendap di dasar danau, yang mengakibatkan meningkatnya kadar amonia dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.

"Selain itu sisa pakan juga dapat menyebabkan tingginya kekeruhan yang
mengakibatkan cahaya matahari akan susah menembus kolom air, menyebabkan gangguan kesehatan, gagal-gatal serta pencemaran udara yang diakibatkan oleh bau sisa pellet," terangnya. (N-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat