Jaga Kualitas Air Danau Toba, Keramba di Silalahisabungan Ditertib
![Jaga Kualitas Air Danau Toba, Keramba di Silalahisabungan Ditertib](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/04/171eac8793ddb3156635566a90592a68.jpg)
UNTUK menjaga kualitas air di Kawasan Danau Toba Pemerintah Kabupaten Dairi bersama Kodam I/Bukit Barisan dan Polda Sumatra Utara melakuan penertiban keramba jaring apung.
Dalam satu hari ada 58 dari 3.273 petak keramba yang ada di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi Sumatra Utara, yang ditertibkan.
Penertiban juga dihadiri Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, pejabat kejaksaan, pengadilan, polisi, TNI dan DPRD.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Rahmat Syah Munthe mengatakan berdasarkan pendataan serta inventarisasi dilakukan terhadap keramba yang dipasang di kedalaman kurang dari 30 meter. Di Kecamatan Silahisabungan jumlahnya mencapai 3.273 keramba, milik 82 orang.
"Sebelumnya kita telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemilik keramba tentang rencana penertiban. Pemkab memberi kompensasi kepada pemilik sebesar Rp5 juta per keramba," lanjutnya.
Rahmat menjelaskan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014
bahwa perairan Silahisabungan termasuk wilayah zona A3.1, yaitu kawasan
peruntukan penerapan teknologi alam dan/atau buatan untuk pemulihan
kualitas air Danau Toba. Kawasan itu juga diperuntukkan pemijahan ikan endemik. Perairan Silahisabungan juga merupakan kawasan peruntukan
transportasi danau.
"Untuk itu kegiatan di perairan Silahisabungan tidak diperbolehkan melakukan budi daya perikanan, pembuangan limbah padat dan cair, limbah bahan berbahaya dan beracun serta kegiatan lain yang mengganggu fungsi Kawasan zona A3.1," jelasnya.
Rahmat menerangkan dampak keramba terhadap lingkungan terjadi akibat pemberian pakan ikan yang tidak habis dikomsumsi. Limbah itu akan mengendap di dasar danau, yang mengakibatkan meningkatnya kadar amonia dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.
"Selain itu sisa pakan juga dapat menyebabkan tingginya kekeruhan yang
mengakibatkan cahaya matahari akan susah menembus kolom air, menyebabkan gangguan kesehatan, gagal-gatal serta pencemaran udara yang diakibatkan oleh bau sisa pellet," terangnya. (N-2)
Terkini Lainnya
Agar Naik Kelas, Ratusan UMKM Samosir Dibekali Digital Marketing
Libur Sekolah Nanti ke Stasiun MRT HI Yuk! Nikmati Sensasi Menyelam di Labuan Bajo di Wahana Wonderspace
Serunya Kompetisi Lari Lintas Alam Kelas Dunia "Trail of The Kings Zero Edition": Merayakan Kekayaan Budaya dan Keindahan Danau Toba
5.000 Pengunjung Hadiri Spirit of Samurai IV di Danau Toba
Kaldera Toba Marathon IA-ITB 2022 Disambut Antusias Para Peserta
Sandiaga Uno: Desa Wisata Butuh Dukungan Pemerintah dan Dunia Usaha
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap