Kendala Logistik Hambat Ekspor CPO dari Babel
HINGGA saat ini ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) belum lancar akibat ketersediaan kapal yang masih minim.
Hal ini tentu berimbas pada kapasitas tangki minyak sawit yang sudah penuh akibat terhambatnya ekspor komoditas tersebut.
Masalah ini adalah satu dari berbagai keluhan yang disampaikan petani, distributor hingga eksportir sawit dari Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) kepada pemerintah pusat yang difasilitasi Pemprov Kep Babel.
Kendala eksopr CPO diungkap pada rapat koordinasi membahas permasalahan Harga Tandan Buah Segar(TBS) dan proses perizinan ekspor kelapa sawit secara virtual, Rabu malam (7/7).
Merespons hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel, Ridwan Djamaluddin akan membantu berkoordinasi dengan Indonesian National Shipowners Association (INSA) seandainya ada kesulitan pada masalah logistik kapal angkutan.
Baca juga: Ditpolairud Bangka Belitung Tangkap 10 Penambang Timah Ilegal
"Artinya Pemprov Kep Babel mendukung bagaimana untuk meningkatkan harga TBS dan ekspor CPO kembali lancar, namun semua regulasi ada di pemerintah pusat," katanya.
Selain itu dirinya juga menyetujui usulan agar pemerintah pusat menurunkan tarif PE (Pungutan Ekspor) CPO yang selama ini dibebankan kepada petani sawit.
"Termasuk regulasi agar jangan dibuat repot, karena saya mendapat laporan bahwa proses di Kementerian Perdagangan RI yang masih rumit," tegasnya.
Sementara itu, pemerintah pusat terus bergerak untuk mendongkrak harga TBS petani, dalam hal ini Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang ditugaskan Presiden untuk membenahi masalah minyak goreng di Tanah Air.
Dijelaskan oleh Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto bahwa pihaknya telah menambah rasio ekspor domestic market obligation (DMO) yang sebelumnya 1:5 menjadi 1:7, namun hingga saat ini masalah muncul dari sisi logistik yakni kesulitan mencari kapal pengangkut untuk pengiriman ekspor CPO.
Hal itu merupakan imbas penerapan larangan ekspor CPO waktu lalu, sehingga kapal-kapal pengangkut tersebut beralih mengangkut CPO dari Rusia.
“Informasi yang kami dapat bahwa kapal-kapal tersebut baru akan kembali aktif pada minggu kedua di bulan Juli ini,” katanya.
Langkah lainnya yakni dengan menaikkan B30 menjadi B35/B40 dan diterapkan secara fleksibel tergantung pasokan dan harga CPO. Termasuk pertimbangan untuk menyesuaikan tarif PE CPO agar tidak menekan harga TBS petani sawit. (RO/Ol-09)
Terkini Lainnya
Mendag Sebut Pengawasan di SPPBE Cimahi Dilakukan Ketat
Rilis Trade Expo 2024, Kemendag Targetkan Transaksi Rp243 Miliar
Kemendag dan Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Pengawasan Pengisian Elpiji
Dugaan Pengurangan Volume Elpiji, Pemerintah Ajak Masyarakat Ikut Mengawasi
Kemendag Ancam Tindak Pidana SPBE yang Kurangi Volume Gas Elpiji 3 Kg
Mendag Minta Pemda Ikut Awasi Pelaku Usaha Elpiji Nakal
Ajak Anak Liburan Sekolah Ke Pantai, Waspada Angin dan Ombak
Dengan Kostum Unik, 400 Peserta Adu Makan Otak otak di Pangkalpinang
Kapal Nelayan Tenggelam di Perairan Semujur Babel, 9 ABK Selamat
Tunggakan BPJS Kesehatan di Babel Capai R182 miliar
46 Cakada di Babel Ambil Formulir ke NasDem
DBD di Babel 819 Kasus sepanjang 2024, 11 Meninggal Dunia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap