Ritual Kawalu, Perkampungan Badui Dalam Tertutup bagi Wisatawan
![Ritual Kawalu, Perkampungan Badui Dalam Tertutup bagi Wisatawan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/82c05060b3cbfac17d278a07d593f600.jpg)
PERKAMPUNGAN masyarakat Badui Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tertutup bagi wisatawan selama tiga bulan, karena memasuki Kawalu atau bulan larangan.
"Penutupan wisatawan itu karena memasuki bulan Kawalu untuk menjalani ritual adat penyucian diri," kata tokoh adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Kamis (26/1).
Pelaksanaan Kawalu itu mulai diberlakukan, Selasa (24/1), hingga Kawalu tiga pada 24 April mendatang.
Mereka wisatawan dilarang memasuki pemukiman Badui Dalam antara lain Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik. Sebab, masyarakat Badui Dalam akan menjalani tradisi ritual adat Kawalu dan diperlukan ketenangan untuk penyucian diri.
Namun, wisatawan boleh mendatangi pemukiman masyarakat Badui Luar.
"Kami minta wisatawan dapat mematuhi larangan itu dan tidak memasuki kawasan pemukiman perkampungan Badui Dalam," katanya menjelaskan.
Menurut dia, penetapan Kawalu itu berdasarkan Tangtu Tilu Jaro Tujuh Lembaga Adat Desa Kanekes dan masyarakat Badui Dalam kini menutup diri untuk fokus menjalani ritual penyucian diri.
Baca juga: Cuaca Masih Buruk, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup
Pelaksanaan ritual Kawalu bagi masyarakat Badui Dalam itu berdasarkan kesepakatan tangtu tilu (pemimpin adat) dan pada hari ke-18 mereka melaksanakan puasa dan menggelar upacara ritual ngeriung selamatan.
Masyarakat Badui setelah melaksanakan Kawalu akan turun gunung dengan menggelar Seba Badui dengan mendatangi Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk bersilaturahim.
Masyarakat Badui bersilaturahim bersama 'Ibu Gede' Bupati Lebak dan 'Bapak Gede' Gubernur Banten dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 160 kilometer.
"Kami berharap dengan pelaksanaan Kawalu itu semoga masyarakat Badui sejahtera, damai, dan sehat selalu," katanya.
Sementara itu, Santai, 50, warga Badui Luar mengatakan dirinya selama pelaksanaan Kawalu selalu berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rejeki melimpah dan panen padi huma bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Badui.
"Kami sebagai warga Badui Luar atau Badui Penampungan tentu merasa senang memasuki bulan Kawalu," katanya. (Ant/OL-16)
Terkini Lainnya
Bahasa Bali Terancam Punah, Generasi Z Diminta Gunakan dalam Keseharian
Respons All Eyes On Papua, DPR Minta Persoalan Alih Fungsi Lahan Libatkan Para Ketua Adat
Otorita IKN Fasilitasi Ritual Adat Dayak dan Paser
Keindahan Potensi Budaya Pesta Adat Lom Plai Wehea Kutai Timur
Limau Baronggeh, Tradisi Sambut Ramadan di Sungai Pisang Padang
Wamenaker Afriansyah Noor akan Dapat Gelar Bandar Mudo Pengimbang Rajo dari LAM Jambi
Kemenkes Fasilitasi Warga Badui untuk Dapatkan Akses JKN
Tradisi Keislaman Mayoritas Dianut Suku Badui Dangka
Anies Baswedan Silaturahim dengan Suku Baduy, ini Permintaan Warga
Anies dan NasDem Kunjungi Banten Bertemu Suku Badui
Sejenak Bersama Suku Badui Dalam
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap