visitaaponce.com

Ritual Kawalu, Perkampungan Badui Dalam Tertutup bagi Wisatawan

Ritual Kawalu, Perkampungan Badui Dalam Tertutup bagi Wisatawan
Ratusan warga Badui saat melakukan upacara Seba Badui dengan mendatangi Kepala Daerah.(ANTARA/Asep Fathulrahman)

PERKAMPUNGAN masyarakat Badui Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tertutup bagi wisatawan selama tiga bulan, karena memasuki Kawalu atau bulan larangan.

"Penutupan wisatawan itu karena memasuki bulan Kawalu untuk menjalani ritual adat penyucian diri," kata tokoh adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Kamis (26/1).

Pelaksanaan Kawalu itu mulai diberlakukan, Selasa (24/1), hingga Kawalu tiga pada 24 April mendatang.
 
Mereka wisatawan dilarang memasuki pemukiman Badui Dalam antara lain Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik. Sebab, masyarakat Badui Dalam akan menjalani tradisi ritual adat Kawalu dan diperlukan ketenangan untuk penyucian diri.

Namun, wisatawan boleh mendatangi pemukiman masyarakat Badui Luar.
 
"Kami minta wisatawan dapat mematuhi larangan itu dan tidak memasuki kawasan pemukiman perkampungan Badui Dalam," katanya menjelaskan.

Menurut dia, penetapan Kawalu itu berdasarkan Tangtu Tilu Jaro Tujuh Lembaga Adat Desa Kanekes dan masyarakat Badui Dalam kini menutup diri untuk fokus menjalani ritual penyucian diri.


Baca juga: Cuaca Masih Buruk, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup


Pelaksanaan ritual Kawalu bagi masyarakat Badui Dalam itu berdasarkan kesepakatan tangtu tilu (pemimpin adat) dan pada hari ke-18 mereka melaksanakan puasa dan menggelar upacara ritual ngeriung selamatan.
 
Masyarakat Badui setelah melaksanakan Kawalu akan turun gunung dengan menggelar Seba Badui dengan mendatangi Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk bersilaturahim.

Masyarakat Badui bersilaturahim bersama 'Ibu Gede' Bupati Lebak dan 'Bapak Gede' Gubernur Banten dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 160 kilometer.

"Kami berharap dengan pelaksanaan Kawalu itu semoga masyarakat Badui sejahtera, damai, dan sehat selalu," katanya.

Sementara itu, Santai, 50, warga Badui Luar mengatakan dirinya selama pelaksanaan Kawalu selalu berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rejeki melimpah dan panen padi huma bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Badui.

"Kami sebagai warga Badui Luar atau Badui Penampungan tentu merasa senang memasuki bulan Kawalu," katanya. (Ant/OL-16)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat