visitaaponce.com

Tradisi Keislaman Mayoritas Dianut Suku Badui Dangka

Tradisi Keislaman Mayoritas Dianut Suku Badui Dangka
Seorang tokoh Badui Muslim di Kampung Landeuh. Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Sudin (55).(ANTARA/Mansyur Suryana)

TIDAK banyak diketahui bahwa suku Badui telah mengalami perubahan besar dalam keberagamaan, khususnya dalam agama Islam. Ketika Badui asli disebut Badui Dalam (Tangtu) telah terpecah dan memunculkan dua suku Badui Luar, yakni Badui Panamping dan Dangka. Di antara ketiga Badui ini, suku Badui Dangka merupakan masyarakat Badui paling melakukan islamisasi secara intensif walau perlahan, dan mendekati pada Islam sempurna sesuai tradisi keislaman yang dilakukan masyarakat Islam pada umumnya.

Kedekatan Badui pada Islam sebenarnya karena tradisi lama mereka pada ajaran Sunda Wiwitan, disebut juga Agama Islam Sunda Wiwitan. Namun, Islam dalam Sunda Wiwitan masih bersifat sederhana dan sinkretik.

Dalam penelitian bertajuk Keagamaan Suku Badui Lebak Banten: Antara Islam dan Islam Sunda Wiwitan yang dipublikasikan di Journal of Islamic Education pada 2021, tidak dapat dipastikan kapan Islam masuk suku Badui. Namun demikian, diketahui bahwa leluhur suku Badui yang bernama Raden Wirasoeta, putra seorang puun Cibeo merupakan seorang muslim. Ia kemudian keluar dari Badui dan bergabung dengan prajurit Sultan Ageng Tirtayasa.

"Karena keterampilannya dalam perang kemudian dia diangkat menjadi pangeran dan selanjutnya menjadi patih. Pindahnya orang Badui ke Islam dalam jumlah besar terjadi setelah Dinas Sosial Kabupaten Lebak membuat program permukiman Badui pada 1974 di Cipangembar, Margaluyu," ujar Ahmad Edwar, peneliti jurnal tersebut.

Keberadaan orang Badui di sana kemudian menarik para misionaris Kristen. Kabar orang Badui masuk Kristen tersiar ke komunitas muslim. Dai-dai muslim kemudian datang ke Margaluyu untuk menyebarkan Islam. Hasilnya tidak kurang dari 86 orang masuk Islam.

Penelitian itu menyebutkan ada sejumlah alasan orang Badui masuk Islam. Di antaranya karena hidayah, bergaul, melanggar adat, gerah dengan hukuman adat, menjalani kehidupan yang susah di Badui, dan memiliki keyakinan bahwa kehidupan di luar Badui lebih mudah dan faktor ekonomi. Jika dilihat kini, keberadaan masyarakat Badui yang memeluk agama muslim paling banyak berada di lapisan Badui Dangka. Badui dangka berdampingan dengan masyarakat luar Badui. Bahkan, dari segi berpakaian, antara masyarakat Badui Dangka dan masyarakat luar Badui sudah tidak terlihat lagi perbedaannya.

"Orang Badui Dangka kini sudah banyak yang beragama Islam, bahkan memakai jilbab layaknya umat Islam lainnya. Hanya dalam hal-hal tertentu mereka terkadang masih mengikuti aturan-aturan adat terutama ketika perayaan-perayaan tradisi Badui yang dianggap sakral. Kehidupan di Badui Dangka secara adat memang sudah jauh lebih longgar jika dibandingkan dengan Badui Panamping," beber dia. (Ata/H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat