Kisah Nabi Musa Melawan Firaun
TAFSIR Al Mishbah kali ini membahas Alquran Surah Al Ghafir mulai ayat 23. Dalam surah ini dikisahkan upaya Nabi Musa AS melawan penguasa zalim, Firaun.
Firaun merupakan istilah bagi penguasa tertinggi di Mesir kala itu, yakni semacam raja. Dikisahkan, ia seorang raja yang menyebarkan pengaruh buruk pada para pengikutnya. Ia mendapuk diri sebagai Tuhan. Karena itu, Nabi Musa juga diutus Allah untuk mengingatkan penduduk Mesir supaya tidak terpengaruh Firaun.
Baca juga: Sekilas Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Dalam surah lain, dijelaskan bahwa sewaktu bayi, Musa ditemukan oleh istri Firaun lalu diangkat menjadi anaknya. Meski Musa ialah anak angkat Firaun, pada akhirnya ia berbalik melawannya karena kedurhakaan Firaun kepada Allah SWT.
Disebutkan, Nabi Musa diutus Allah kepada kaum Bani Israil untuk menghentikan kekejaman Firaun. Dia membawa bukti rasional mengenai keesaan Allah dan membawa mukjizat.
Yang dihadapi Nabi Musa ialah tiga sosok jahat dan kejam. Pertama, Firaun yang merupakan penguasa tiran. Lalu, dua orang terdekat Firaun, yakni Haman dan Qarun. Haman merupakan politikus busuk, sedangkan Qarun ialah pebisnis rakus.
Allah mengutus Nabi Musa untuk mengajak penguasa agar bertindak lurus, politisi agar menjadi baik, dan orang kaya agar menjadi pemilik harta yang baik. Akan tetapi, ajakan Nabi Musa ditolak. Bahkan, mereka menuduh bahwa Musa ialah seorang penyihir dan pembohong. Padahal, Nabi Musa datang kepada mereka membawa ayat-ayat Allah.
Baca juga: Kisah Nabi Musa AS
Di masa itu, masyarakat Mesir saat itu memang sudah beragama, tetapi tidak sejalan dengan agama yang ditentukan Allah. Mereka menuhankan Firaun. Firaun sendiri mengaku dirinya Tuhan.
Pada ayat 26 disebutkan, Firaun berkata kepada para pembesar kerajaannya, “Biarkan aku membunuh Musa, biar dia berdoa pada Tuhannya: ‘Saya takut’. Jangan sampai kalau kita biarkan dia terus-menerus begini, dia akan mengubah agama kamu.”
Penguasa yang zalim seperti Firaun tidak ingin adanya pembaruan nilai seperti yang dibawa Musa. Firaun pun selalu mencari dalih untuk membenarkan pendapatnya. Firaun menilai, ajakan baik Nabi Musa bisa mengganggu stabilitas kekuasaannya. Karena itu, ia menolak ajakan itu. Namun, atas kuasa Allah, Musa bisa mengalahkan Firaun. Ia dan pengikutnya akhirnya binasa.
Baca juga: Perintah Allah SWT kepada Nabi Musa AS
Pesan dari kisah ini ialah setiap orang harus waspada terhadap kekuasaan. Kalau kita punya kekuasaan atau kelebihan di dunia, jangan lalai, jangan melupakan kuasa Allah SWT. Karena kekuasaan-Nya tak bisa ditandingi. Kita harus percaya bahwa kelak ada hari perhitungan. Setiap perbuatan jahat kelak akan mendapat pembalasan. (Dhk/H-2)
Terkini Lainnya
Doa-Doa Nabi dan Rasul dalam Al-Qur'an
Bentuk Khatamun Nubuwah atau Tanda Kenabian pada Rasulullah SAW
Kisah Sembilan Nabi yang tidak Disebutkan dalam Al-Qur'an
Kisah Nabi Yusuf dan Mukjizatnya yang Menakjubkan
Kisah Nabi Ibrahim a.s. yang Melawan Raja Namrud Hingga Tak Mempan Dibakar
Apa sih Bedanya Nabi dan Rasul dalam Islam? Tugasnya Beda? Ini Penjelasannya
Pemerintah Evaluasi Madrasah Diniyah Takmiliyah di Medan
Surat Al-Insyiqaq: Kandungan, Keutamaan, Teks, dan Terjemahan
Surat Al-Muthaffifin: Asbabun Nuzul, Kandungan, Keutamaan, Teks, dan Artinya
Surat Al-Infithar: Asbabun Nuzul, Kandungan, Keutamaan, Teks, Terjemahan
Surat Abasa: Asbabun Nuzul, Kandungan, Keutamaan, Teks, dan Terjemah
Surat At-Takwir dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemah, Kandungan, Keutamaannya
Libatkan UMKM, Penjualan Hampers Ramadan Rumah BUMN SIG di Rembang Melonjak
Aryaduta Menteng Berbagi Kebahagiaan Bersama Panti Asuhan Nurul Iman Jafariyah
Hangatnya Keberagaman dalam Idul Fitri
Pluralisme Adalah Sunnatullah
Puasa dari Pencitraan Diri
Merawat Toleransi
Makna Kemenangan Idul Fitri
Kekuatan Doa
Kekuatan Berjemaah
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap