visitaaponce.com

Refleksi Diri Jelang Hari Kemenangan

Refleksi Diri Jelang Hari Kemenangan
Ustaz Oemar Mita.(Dok. Pribadi)

IBADAH bukan sebatas gerakan fisik, tetapi juga tentang bagaimana membangun kesadaran penuh kepada hati atas ibadah yang kita lakukan. Begitulah kurang lebih pesan yang disampaikan oleh Ustaz Oemar Mita, founder kelompok kajian Syameela.

Mindfulness atau kesadaran penuh merupakan suatu hal yang akhir-akhir ini kerap diperbincangkan di kalangan masyarakat global. Islam sebenarnya juga amat menjunjung tinggi konsep kesadaran penuh ini, terlebih dalam hal ibadah.

Memasuki akhir dari bulan suci Ramadan, hendaknya umat Islam merefleksikan kembali tentang apa saja yang telah dilaluinya selama satu bulan ini. Refleksi diri merupakan salah satu bukti bahwa seseorang berkesadaran penuh dalam menjalankan ibadahnya.

Ramadan merupakan bulan yang amat spesial dan diistimewakan oleh Allah SWT, sebagaimana dituliskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Menurut Oemar, dari ayat tersebut, berpuasa di bulan Ramadan merupakan ibadah yang telah disimpan oleh Allah SWT sebelum akhirnya diturunkan kepada umat manusia sehingga menjadikannya amat istimewa. Maka dari itu, tentunya berpuasa bukan hanya sekadar tentang menahan lapar dan haus.

“Selama ini orang hanya fokus kalau puasa itu hubungannya dengan fikih. Tentang lambung yang kosong, perut yang kosong, kerongkongan yang kering, dan sebagainya. Tapi sebenarnya puasa di bulan Ramadan lebih dari itu semua, ini adalah bulan yang amat istimewa,” ujarnya.

Salah satu cara untuk beribadah dengan hati yang penuh kesadaran ialah dengan melakukan evaluasi, khususnya di penghujung Ramadan seperti ini. Dengan mengevaluasi diri sendiri, maka kita akan menyadarai hal-hal apa saja yang telah kita lalui dan apa yang perlu diperbaiki.

 

Autopilot

Oemar Mita menceritakan kisah tentang Rasulullah SAW yang hendak pergi haji dan umrah. Alkisah, Rasulullah SAW senantiasa melakukan evaluasi sejak momen jelang keberangkatan hingga kepulangannya berhaji dan umrah.

Sebelum berangkat, Rasulullah SAW telah mengevaluasi dirinya, dimulai dari niat. Apakah niat berangkat haji dan umrah tersebut benar-benar murni didasari oleh niat beribadah kepada Allah SWT atau diikuti dengan niat-niat lainnya? Begitu pula yang ia lakukan ketika dalam proses menjalani ibadah dan setelah selesai menunaikannya.

Dengan demikian, hendaknya umat muslim mencontoh sikap Rasulullah SAW untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri, terutama tentang ibadah puasa yang telah dilakukan sebulan penuh. Jangan sampai ibadah yang telah dilakukan selama bulan yang istimewa ini hanya berlalu begitu saja dengan hati yang kosong.

“Jangan sampai kita melakukan ibadah ini hanya autopilot, tanpa terasa sudah sampai di penghujung Ramadan. Kita harus berefleksi, mengevaluasi, apa saja yang sudah kita lewati dan bagaimana memperbaiki seandainya ada hal-hal yang bisa diperbaiki,” ujarnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat