Penaikan Harga belum Maksimalkan Penyerapan Beras di Klaten
KEBIJAKAN fleksibilitas harga gabah dan beras dalam rangka
penyelenggaraan cadangan beras pemerintah (CBP) belum dilaksanakan
secara maksimal di Klaten, Jawa Tengah, karena harga gabah tinggi di
tingkat petani.
Fleksibilitas harga gabah dan beras dalam rangka penyelenggaraan CBP
ditetapkan melalui SK (Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional
(Bapanas) No 62/KS.03.03/K/3/2023. Kebijakan itu berlaku mulai 11 Maret
2023.
Kepala Gudang Bulog Meger Klaten, Syamsul Bahri, mengatakan kebijakan
fleksibilitas harga gabah dan beras belum dapat diterapkan dalam
kegiatan penyerapan di Klaten. Pasalnya, harga gabah di tingkat petani
tinggi.
"Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sekarang ini Rp6.000 per kg setelah pemerintah (Bapanas) mengeluarkan kebijakan baru tentang fleksibilitas harga gabah dan beras," imbuhnya.
Berdasarkan SK Kepala Bapanas No 62/KS.03.03/K/3/2023, GKP di petani
Rp5.000 per kg, gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per
kg, GKG di gudang Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di gudang Bulog
Rp9.950 per kg.
Menurut Syamsul, petani sekarang cerdas. Bagaimana tidak. Begitu
mengetahui ada kebijakan baru tentang fleksibilitas harga gabah dan
beras, mereka langsung merespon dengan menaikkan harga jual gabah hasil
panennya.
Harga GKP di tingkat petani khususnya di Klaten saat ini sudah Rp6.000
per kg, atau Rp1.000 di atas fleksibilitas harga GKP yang ditetapkan
Bapanas. Hal ini yang menyebabkan penyerapan gabah petani tidak bisa
maksimal.
"Harga gabah di tingkat petani tinggi, sehingga penyerapan gabah
tidak mungkin bisa maksimal. Kita sudah melakukan penyerapan, tetapi
hasilnya tentu tidak seperti yang diharapkan oleh pemerintah," ujar
Syamsul, Senin (13/3).
Harga gabah di petani tinggi berdampak pada harga beras di pasar mahal,
menurut Syamsul, karena petani juga mau mencari untung. Tapi, konsumen
menjerit karena harga beras melambung. Problem ini yang perlu
dipecahkan.
"Penyerapan gabah petani terbentur harga yang tinggi. Karena itu, untuk pengadaan cadangan beras kita perlu impor dengan harga
murah. Karena, kegiatan penyerapan gabah dan beras juga tidak maksimal," pungkasnya. (N-2)
Terkini Lainnya
Rencana Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja Diapresiasi
KPK Siap Turun Tangan Dalami Denda Beras Bulog Rp350 M
KPK Siap Turun Tangan Dalami Persoalan Demurrage Beras Bulog
Soal Demurrage Beras Impor, Pakar Hukum: KPK Harus Periksa Bapanas dan Bulog
Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Jaga Cadangan Pangan, Bulog Serap 700 Ribu Ton Beras Petani
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Mengapa Nama Ibu tidak Tertulis di Ijazah?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap