visitaaponce.com

Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri

Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Petugas melakukan pengepakan beras di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Karawang, Jawa Barat(MI/Usman Iskandar)

PERUM Bulog kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menyebut bahwa pada tahun ini Bulog menargetkan akan menyerap lebih dari 900 ribu ton setara beras dari dalam negeri di tahun ini.

"Perum Bulog hanya bisa menyerap gabah bila produksinya ada. Kami berkomitmen untuk terus memprioritaskan penyerapan gabah dalam negeri. Saat ini kami telah menyerap kurang lebih 700 ribu ton, lebih dari target yang telah ditugaskan oleh pemerintah sebesar 600 ribu ton. Kami optimis bisa menyerap lebih dari 900 ribu ton setara beras pada tahun ini. Impor hanya dilakukan bila perlu dan melihat neraca beras yang ada,” ujar Bayu, dikutip pada Kamis (13/6).

Lebih lanjut, Bayu menyebut bahwa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dimiliki oleh Perum Bulog saat ini adalah 1,8 juta ton yang mana 30 persen berasal dari stok dalam negeri. Hal ini tentunya merupakan suatu pencapaian tersendiri mengingat masa pengadaan dalam negeri yang singkat dikarenakan masa panen padi yang pendek sekitar 2 sampai 3 bulan.

Baca juga : Jaga Cadangan Pangan, Bulog Serap 700 Ribu Ton Beras Petani

Bayu juga menjelaskan bahwa untuk bisa menyerap gabah dalam negeri secara maksimal, pengadaan yang dilakukan oleh Perum Bulog memiliki beberapa mekanisme.

"Yang pertama adalah membeli gabah, tunggu di gudang. Hal ini hanya bisa dilakukan di 10 Sentra Penggilingan Padi yang dimiliki Perum Bulog, di mana kita bisa menyerap gabah dalam jumlah yang cukup banyak. Pilihan kedua adalah membeli gabah dengan cara menjemput ke petani. Mekanisme ketiga adalah membeli beras asalan dari penggilingan-penggilingan padi kecil yang kita beli dan olah sehingga menghasilkan beras sesuai kemauan pasar,” jelasnya.

Produksi Padi Turun 17,54%

Di sisi lain, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada periode Januari-April 2024 turun 17,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu saat mencapai 22,55 juta ton.

Baca juga : Perum Bulog Klaim Serap 486 Ribu Ton Gabah di Sepanjang April 2024

Perum Bulog, sambung Bayu, saat ini mulai masuk ke ranah hulu dengan memiliki program bernama Mitra Tani.

"Menjadi petani itu tantangannya semakin besar dan berat. Karenanya petani harus didampingi dan dibantu untuk bisa membantu peningkatan produktivitas. KPI kami adalah meningkatkan produktivitas petani melalui program ini, bukan semata-mata hanya untuk bisa mendapatkan beras. Kalau petani bisa meningkatkan produktivitasnya, maka secara makro ada peningkatan produksi beras. Saat ini sudah ada 250 hektare lahan yang dikelola dalam program ini ,” terang dia.

Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang tepat, Perum Bulog memastikan bahwa setiap dapur di Indonesia memiliki akses ke pangan yang cukup dan terjangkau. Perum Bulog juga akan terus berupaya menjaga stabilitas pangan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat sesuai dengan salah satu visi transformasinya.

Baca juga : Harga Beras Melambung, Gagal Panen dan Pemilu jadi Pemicunya

Sementara itu, Ekonom FEB Universitas Indonesia dan staf khusus BUMN, Mohammad Ikhsan, mengatakan bahwa stabilisasi hanyalah salah satu bagian dari ketahanan pangan.

"Stabilisasi tidak akan efektif tanpa perbaikan oleh komponen lain yaitu ketersediaan pangan. Tren dari produksi pangan itu turun untuk semua komoditas," ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Ikhsan membeberkan bahwa perlu adanya kerjasama dari berbagai pemegang kebijakan, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, petani, koperasi, dan sektor swasta.

"Kolaborasi ini penting untuk memastikan ketersediaan dan distribusi pangan yang efektif serta mendukung ketahanan pangan nasional," sebutnya. (Fal/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat