visitaaponce.com

Polres Tasikmalaya Gagalkan Penjualan 22 Kancil

Polres Tasikmalaya Gagalkan Penjualan 22 Kancil
Kancil yang disita.(MI/Kristiadi)

SATUAN Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), mengagalkan penjualan secara ilegal berupa 22 kancil (Tragulus kanchil). Hewan itu diperjualbelikan lewat media sosial (medsos) oleh pelaku berinisial MI dan Y, warga Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tasikmalaya Ajun Komisaris Ridwan Budiarta mengatakan pihaknya memperoleh laporan dari warga ada penjualan satwa yang dilindungi. Tahapan penyelidikan mulai dilakukan di wilayah Kecamatan Jatiwaras. Selama penyelidikan pihaknya menangkap dua pelaku yang hendak menjual hewan langka melalui media sosial.

"Kami berhasil menggagalkan upaya penjualan 22 kancil (Tragulus kanchil) yang masih tersimpan dalam beberapa boks plastik dan hewan langka tersebut hendak dijual oleh dua pelaku yang berinisial MI dan Y. Hewan langka itu langsung disita dari kedua pelaku dan masih tersimpan di Polres Tasikmalaya guna kepentingan penyelidikan," katanya, Rabu (29/5/2024).

Baca juga : Todongkan Senjata di Minimarket, Perampok Gondol Rp67 Juta

Penjualan hewan langka melalui media sosial milik MI dan Y berlangsung sejak 2023. Kedua pelaku mendapatkan kancil dari pemburu yang menjual. 

Hingga kini pemburu tersebut tidak diketahui secara pasti keberadaannya. Namun, ia pernah menjual hewan berupa elang dan kucing hutan.

"Kedua pelaku mengaku mendapatkan hewan kancil dari wilayah Kabupaten Garut bagian selatan, termasuk Sukabumi. Kancil yang disita dari tangan pelaku akan diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dititipkan sementara dan observasi supaya lebih terawat," ujarnya.

Menurutnya, penangkapan dan pengungkapan kasus penjualan hewan langka tersebut menyalahi aturan meski kedua pelaku itu sempat berniat membuat izin pemeliharaan hewan yang hendak dijual. Akan tetapi, MI dan Y tidak kunjung membuat surat karena kurang mengetahui izin jenis hewan tersebut.

"Atas perbuatan yang dilakukan kedua pelaku dikenakan Pasal 40 ayat (2) UU KSDAHE. Pihak yang menjualbelikan satwa dilindungi secara ilegal dijatuhi hukuman paling lama 5 tahun penjara dan denda sebesar Rp100 juta," paparnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat