visitaaponce.com

Diterima 1.945 Pelaku Usaha, Program KCS Cilegon Pinjaman Modal Terserap Rp5,9 Miliar Lebih

Diterima 1.945 Pelaku Usaha, Program KCS Cilegon Pinjaman Modal Terserap Rp5,9 Miliar Lebih
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian didampingi Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta menyerahkan bantuan modal kepada pelaku UMKM Cilegon(Dok.Wahyu Annas)

DINAS Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop-UKM) Kota Cilegon telah merealisasikan program pinjaman modal tanpa bunga dan dengan bunga 3 persen hingga sekitar Rp 5,9 miliar lebih. Program yang diluncurkan tahun 2021 sebagai bagian dari realisasi Program Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang menjadi janji kampanye Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dan Wakilnya Sanuji Pentamarta tersebut telah berjalan dengan sangat baik dengan jumlah penerima pinjaman lebih dari 1.945 pelaku usaha. 

Berdasarkan data yang dihimpun, pada awal diluncurkan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga disiapkan plafon maksimal Rp 3 juta per orang, sementara untuk maksimal Rp 5 juta dikenakan bunga 3 persen. Kebijakan tersebut berubah pada 22 Desember 2023, yakni plafon pinjaman tanpa bunga bisa hingga Rp 10 juta per orang.

Realisasi program pinjaman melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Dana Bergulir (PDB) Kota Cilegon pada tahun 2021 sebesar Rp 966 juta dengan 439 penerima, tahun 2022 sebesar Rp 1,2 miliar dengan 550 penerima, tahun 2023 sebesar Rp 2,8 miliar dengan 709 penerima dan tahun 2024 yang tercatat hingga Juni sebesar Rp 250 juta dengan 121 penerima. 

Baca juga : Cegah Jeratan Pinjol dengan Tingkatkan Literasi Keuangan

Selain melalui UPT PDB, pinjaman tanpa bunga juga masuk program pembiayaan amanah yang disalurkan melalui Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Terhitung mulai 22 Desember 2023 hingga Juni 2024 sudah terserap lebih dari Rp 704 juta dengan 126 peminjam. Atas dasar itu, total dana pinjaman bergulir yang sudah disalurkan sebesar Rp 5,9 miliar lebih dengan jumlah penerima sebanyak 1.945 pelaku usaha di Kota Cilegon.

“Dana pinjaman bergulir tanpa bunga itu sudah direalisasikan lebih dari Rp 5,95 miliar lebih terhitung sejak 2021 hingga 2024 dengan jumlah peminjam sebanyak 1.945 pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” kata Kepala Dinkop-UKM Kota Cilegon Didin S Maulana sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Senin 24 Juni 2024.

Selain program pinjaman tanpa bunga yang disalurkan melalui UPT PDB, tambah Didin, ada juga program pengembangan KCS, yakni program pembiayaan amanah yang disalurkan melalui BPRS. “Terhitung mulai 22 Desember 2023 hingga Juni 2024 ini sudah terserap lebih dari Rp 700 juta dengan 126 peminjam. Pembiayaan amanah merupakan  program pengembangan dari program KCS  yang sumber pembiayaannya dari BPRS. Pembiayaan untuk usaha mikro dengan margin atau bagi hasil 0 persen atau margin dibayar pemerintah,” tambahnya. 

Baca juga : HUT ke-35 FIFGROUP, Maucash Hadir dengan Penawaran Menarik di Localicious 2024

Dijelaskan Didin, para penerima pinjaman modal tanpa bunga tersebut merupakan para pelaku UMKM sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membantu menyediakan modal tanpa harus terbebani oleh bunga pinjaman.

“Program pinjaman ini bergulir sejak 2021 dengan nilai pinjaman melalui UPT PDB tanpa bunga bisa sebesar Rp 3 juta per orang dan jika pinjamnya di atas Rp 3 juta sampai Rp 5 juta pakai bunga 3 persen. Pada Desember 2023 program pinjaman tanpa bunganya ditambah menjadi maksima Rp 10 juta melalui BPRS atau bunga nol rupiah. Alhamdulillah, pada umumnya para pelaku UMKM usahanya berkembang dan maju. Ini merupakan bentuk perhatian besar pak wali (Helldy Agustian-red) kepada para pelaku UMKM,” jelasnya.

Pada keterangan sebelumnya, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menegaskan bahwa program bantuan modal UMKM ini merupakan bagian dari realisasi janji kampanye sebagaimana yang tertuang dalam Kartu Cilegon Sejahtera (KCS).

Baca juga : Aduan Pinjol Masih Marak, YLKI Minta Pemerintah Jangan Pasif

"Masih banyak yang tidak paham bahwa ada empat program KCS, salah satunya adalah bantuan modal usaha sampai dengan Rp 25 juta. Dengan asumsi satu periode kami lima tahun, berarti per tahun Rp5 juta. Maka kita bikin tahap rintisan Rp1-3 juta. Kemudian tahap penguatan Rp3-5 juta," kata Helldy.

Menurut Helldy, dirinya tidak ingin pelaku UMKM terjerat pinjol.

 "Saya minta kepada pihak bank untuk mempermudah proses administrasinya. Jangan sampai UMKM kita malah pinjam ke pinjol (pinjaman online) atau rentenir. Kami juga minta kepada pelaku usaha yang mendapat pinjaman untuk amanah. Jangan sampai nggak dibalikin. Sudah dibayar marginnya, malah nggak dibayar," pesan Helldy. (Adv/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat