visitaaponce.com

Kematian Senna Buat Formula 1 Semakin Aman

Kematian Senna Buat Formula 1 Semakin Aman
Pembalap tim Scuderia Ferrari Kimi Raikkonen menguji coba alat perlindungan baru halo di sesi latihan bebas 1 GP Brasil, 11 November 2016.(AFP/Miguel SCHINCARIOL)

KEMATIAN Ayrton Senna pada 25 tahun lalu mengubah sikap Formula 1 mengenai keamanan sehingga hanya satu pembalap yaitu Jules Bianchi pada 2014 yang meninggal dunia dalam kecelakaan.

Pada 1994, Formula 1 sukses terbebas dari kecelakaan mematikan selama 1994.

Setelah 10 pembalap meninggal pada 1970-an, hanya empat orang tewas pada 1980-an dengan yang terakhir, Elio de Angelis, pada 1986.

Kemudian tibalah akhir pekan kelabu di Imola pada Mei 1994 ketika Roland Ratzenberger meninggal di babak kualifikasi dan kemudian Senna saat balapan.

Kematian keduanya menguncang para pembalap dan federasi balap mobil internasional (FIA).

"Kami menjadi terlalu percaya diri bahwa masa berbahaya telah berlalu," ungkap mantan rekan setim Senna, Gerhard Berger.

Baca juga: Bottas Juarai GP Azerbaijan

"Kami menyadari bahwa tidak ada yang berubah dan kami hanya beruntung selama ini. Kematiannya mengejutkan FIA, tim, dan para pembalap, Setelah itu, semua orang bersatu dan dengan FIA sebagai pemimpin menghasilkan hasil yang positif," imbuhnya.

Beberapa hari pascakematian Senna, sejumlah pembalap, termasuk Michael Schumacher, Niki Lauda, dan Berger, mereformasi Asosiasi Pembalap Formula 1 dan meminta pengurangan kecepatan yang berlaku di GP Spanyol pada akhir Mei.

Saat GP Kanada digelar pada pertengahan Juni, kokpit telah diperpanjang dan diperkuat.

Pada musim berikutnya, 1995, uji kecelakaan diperbanyak.

Pada 1996, perlindungan di sekitar kepala pembalap diperkuat. Pada 1998, roda disambungkan dengan mobil agar tidak terlempar saat kecelakaan.

Sistem penunjang kepala dan leher (HANS) yang menyambungkan helm dengan bahu dan bertujuan melindungi tulang belakang diperkenalkan pada 2003.

Yang teranyar adalah pada musim lalu adalah pemasangan halo untuk melindungi kepala para pembalap. (AFP/OL-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat