PBSI Terapkan Sport Science Tur Eropa Berbuah Apik
INOVASI pemanfaatan sport science, teknologi, dan big data menjadi pilihan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) agar Indonesia tetap berada di peringkat puncak panggung bulu tangkis dunia.
"Sekarang trennya ke arah sana. Ada sport science, teknologi analisis video, database. Kita tidak boleh ketinggalan," tandas Fadil.
Menurut Fadil, talenta pemain adalah modal dasar. Kemudian harus dikembangkan dengan pendekatan yang modern, yakni penerapan sport science.
Baca juga : PBSI Fokus Perbaiki Sport Science untuk Dongkrak Prestasi
"Kita sudah mulai, dan pelan tapi pasti kita lihat hasilnya di tur Eropa ini,” ujar Fadil, mengomentari hasil final Swiss Open 2024 yang baru saja berakhir.
Di ajang Super 300 itu Indonesia meraih gelar di ganda putri melalui Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto, serta runner-up di ganda putra dari Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan tunggal putri dari Gregoria Mariska Tunjung. Prestasi ini melengkapi pencapaian sebelumnya di All England dan Orleans Masters.
Fadil melanjutkan, penerapan sport science nantinya menghasilkan pola latihan yang terukur dan tailor-made serta dapat dipantau secara real time.
Baca juga : Rebut 2 Gelar di All England, PBSI Ingin Jaga Momentum
“Kita tidak bisa lagi bilang, si A mainnya lagi jelek, si B tidak bugar. Ukurannya apa? Di sini pentingnya analisis performa menyediakan data kuantitatif dan real time," jelasnya.
Menurut Fadil, jadwal turnamen yang padat sepanjang tahun mengharuskan atlet mendapat program latihan, bertanding, fisioterapi, nutrisi, dan recovery yang terukur sehingga penampilannya bisa stabil. "Program itu dirancang per individu, karena tidak ada manusia yang sama,” tambah Fadil yang juga Sekjen PP PBSI.
Inovasi pilihan PP PBSI itu, lanjut Fadil, melibatkan pakar berpengalaman dari sejumlah kampus terkemuka. Profesor Nicolaas C Budhiparama, dokter spesialis orthopedi dan traumatologi lulusan Universitas Leiden, Belanda, menjadi direktur medis tim Olimpiade Paris 2024. Ia memimpin tim dokter, nutrisi, fisioterapi, dan masseur.
Di bidang psikologi olahraga, Profesor Hamdi Muluk dan Profesor M Enoch Markum. Terlibat pula dua mantan atlet nasional Lilik Sudarwati (bulu tangkis), dan M Nanang Himawan Kusuma (atletik) yang sekarang merupakan akademisi di bidang olahraga. (Dhk/R-1)
Terkini Lainnya
Lalu Muhammad Zohdi Masih Bertekad Bukukan Waktu di Bawah 10 Detik
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Naik Meja Operasi, Kristaps Porzingis Dipastkan Absen di Olimpiade Paris 2024
Gregoria Matangkan Persiapan untuk Olimpiade Paris 2024
Fajar/Rian tidak Sabar Tampil di Olimpiade Pertama Mereka
Alex De Minaur akan Tampil di Olimpiade Paris 2024
PBSI Fokus Perbaiki Sport Science untuk Dongkrak Prestasi
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap