Setahun Jelang Pemilu, Politisasi SARA Harus Dihentikan
PEMILIHAN serentak presiden dan anggota legislatif akan berlangsung satu tahun dari sekarang. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) meminta politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk dihentikan. Koordinator Nasional JPPR Nurlia Dian Paramita mengatakan, penyelenggara pemilu harus berkaca pada gelaran pesa demokrasi sebelumnya yang mengancam persatuan dan keutuhan bangsa.
"Melalui maraknya hoaks, ujaran kebencian, politisasi SARA, kerusuhan pascapenetapan pemilu, dan lainnya. Bahkan terdapat korban jiwa yang seharusnya tidak terjadi dalam merayakan pesta kedaulatan rakyat ini," ujar Nurlia melalui keterangan tertulis, Selasa (14/2).
Baca juga: KY Siap Berikan Jaminan Keamanan untuk Hakim Pemberi Vonis Mati Sambo
JPPR juga menyoroti beberapa wacana yang dinilai melunturkan nilai-nilai demokrasi jelang Pemilu 2024. Beberapa di antaranya adalah wacana perpanjangan jabatan kepala desa, wacana penghapusan jabatan, wacana penundaan pemilu, dan wacana tiga periode jabatan presiden.
Wacana-wacana tersebut, menurut Nurlia, telah menguras energi masyarakat. Padahal, energi publik seharusnya digunakan untuk berkonsolidasi dalam menangkal kondisi pelaksanaan pemilu sebelumnya yang mengancam disintegrasi bangsa dan bahkan memakan korban jiwa.
"Apalagi wacana-wacana tersebut sangat mencederai iklim demokrasi yang dibangun pada era reformasi dengan upaya melanggengkan kekuasaan dengan mengotak-atik pembatasan terhadap jabatan publik di negara ini," beber Nurlia.
Oleh karena itu, JPPR turut meminta agar Pemilu 2024 harus berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan. Penundaan pemilu menjadi hal yang harus ditidakan, terlebih perpanjangan jabatan dan segala bentuk wacana yang mengancam iklim demokrasi berdasarkan konstitusi.
"Mengutuk segala bentuk tindakan yang dapat menciptakan disintegrasi bangsa dalam pelaksanaan pemilu. Mendorong semua pihak untuk berkonsolidasi dan mencegah terjadinya korban jiwa dalam pelaksanaan pemilu," pungkas Nurlia. (OL-6)
Terkini Lainnya
Pencalonan Kepala Daerah Jangan Rusak Tatanan Kelembagaan
Eks Komisioner Beri Petuah Anggota KPU RI Pasca-Pemberhentian Hasyim
Masoud Pezeshkian Dapat Ucapan Selamat dari Para Pemimpin Dunia
KPU Perlu Berbenah Selesaikan Masalah Berbasis Gender
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Peneliti BRIN: Seleksi Keterwakilan Perempuan Masih Sangat Patriarkis
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap