Jokowi Dinilai Tak Seharusnya Hadir Dalam Musra di Istora
![Jokowi Dinilai Tak Seharusnya Hadir Dalam Musra di Istora](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/a1828a5715740e642a3f61ad1d9f86e8.jpg)
KEHADIRAN Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta Pusat dikritik. Kepala Negara seharusnya tidak menghadiri kegiatan tersebut. Itu bisa menciptakan ambiguitas peran presiden menjelang Pemilu 2024.
"Presiden ini hari Minggu, datang, di Musra, Musyawarah Rakyat, yang kita tidak tahu di konstitusi itu tidak ada lembaga namanya Musyawarah Rakyat," kata Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES Wijayanto dalam telekonferensi pada Minggu, (14/5).
Wija menjelaskan, acara itu kental dengan kegiatan politik. Pihak yang datang sebagai relawannya juga mendukung tokoh tertentu untuk maju sebagai calon presiden.
Baca juga: Ganjar Ajak Relawan Jokowi Berjuang Menangkan Dirinya
"Jika ini tim sukses, maka, presiden sebagai Kepala Negara tidak boleh menghadirinya sebagai presiden, sebagai Kepala Pemerintahan," ujar Wija.
Jokowi dinilai harus menjauhkan diri dari kegiatan pencalonan presiden. Sebab, dia masih menjadi Kepala Negara yang bekerja.
Wija menyebut Jokowi harus mengikuti kepala daerah maupun pejabat lain jika mau memberikan dukungan kepada pihak tertentu. Caranya, lanjutnya, dengan meninggalkan jabatan presiden.
Baca juga: Jokowi King Maker di Pilpres 2024 Asal...
"Selama masih melekat jabatannya sebagai presiden, maka selama itu pula Presiden harus menjalankan fungsinya sebagai pengayom seluruh rakyat tanpa kecuali," tutur Wija.
Jokowi menyampaikan Musyawarah Rakyat (Musra) merupakan momentum menghasilkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari kalangan akar rumput. Ia mengeklaim tokoh yang muncul dari Musra bukan suara kalangan elite.
"Saudara-saudara ingin mencari menemukan capres dan cawapres yang tepat. Kalau yang kita dengar suara rakyat suara akar rumput bukan suara elite," ujar Jokowi saat menghadiri Musra, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 14 Mei 2023.
Jokowi menekankan Indonesia adalah negara besar, sehingga dibutuhkan pemimpin yang tepat. Termasuk dibutuhkan pemimpin yang mampu hadapi ketidakpaatian dunia.
"Ke depan negara ini butuh kepimpinan yang kuat dan mampu hadapi ketidakpastian dunia kita butuh pemimpin yang kuat, itu yang harus saya usahakan," jelas dia.
(MGN/Z-9)
Terkini Lainnya
Besok, Presiden Dijadwalkan Lepas Atlet Olimpiade Paris 2024
Presiden Tunggu Sarpras Siap untuk Ngantor di IKN
Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto Akui Bahas Pilgub Sulsel Bersama Jokowi
Jokowi Yakin IKN Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian di Daerah Sekitar
Megawati Dianggap Masih Kecewa dengan Jokowi
Resmikan Bendungan Pamukkulu, Presiden Jokowi: Upaya Meningkatkan Ketahanan Air di Sulsel
Ini Kunci the Daddies Bisa Masuki Babak Kedua Indonesia Terbuka
Rehan/Lisa Takluk dari Pasangan Tiongkok di Indonesia Terbuka 2024
Debat Capres: Polisi Pisahkan Para Pendukung Tiap-tiap Paslon
Polda Metro Jaya Kerahkan 2.366 Personel Gabungan Amankan Debat Capres
Brasil Lolos ke Putaran Dua FIBA 2023, AS Jaga Rekor Sempurna
Besok Dimulai, Persaingan Indonesia Terbuka 2023 Bakal Ketat
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap