visitaaponce.com

Popularitas Gibran Pasca Debat Alami Pergerakan

Popularitas Gibran Pasca Debat Alami Pergerakan
Popularitas Gibran alami pergerakan pasca debat kedua cawapres(MI / Susanto)

ELEKTABILITAS calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengalami pergerakan pasca debat kedua cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/1) malam kemarin. Pengamat media, Prabu Revolusi menjelaskan terdapat beberapa fakta percakapan di media digital terkait cawapres pendamping Prabowo Subianto tersebut. 

Prabu menunjukkan bahwa Gibran Rakabuming Raka mendominasi percakapan di media sosial maupun pemberitaan digital mengungguli 2 kandidat cawapres lainnya. Topik mengenai Gibran mendominasi percakapan dan pemberitaan media dring hingga 55,4 persen diikuti Cak imin 29,4 persen dan Mahfud MD 15,2 persen. 

“Pembicaraan tentang Gibran mendominasi percakapan dan pemberitaan di dunia digital atau media baru hingga 55,4 persen,” ujar Prabu dalam keteranganya yang diterima di Jakarta, Senin (22/1). 

Baca juga : 

Prabu melanjutkan dari volume percakapan yang ada pasca debat cawapres 2024, ia menunjukkan bahwa Gibran menempati total volume percakapan sebanyak 225,063, diikuti oleh Muhaimin Iskandar sebesar 119,425, dan Mahfud MD sebesar 61,522.

Baca juga : 

Sementara impresi potensial mengikuti total percakapan yang ada, Gibran yang memuncaki peringkat pertama secara percakapan turut memimpin impresi potensialnya sebesar 3.1 miliar, diikuti oleh Cak Imin sebesar 2.3 miliar, dan Mahfud MD sebesar 982.7 juta impresi potensial

“Dari data ini kita bisa melihat bahwa Gibran mendominasi perhatian dari publik terutama publik yang menyaksikan melalui beberapa platform sosial media maupun pemberitaan online” jelas Prabu. 

Terkait dengan sentimen yang turut muncul dari percakapan-percakapan digital saat berlangsungnya debat cawapres, Prabu menilai bahwa utamanya sentimen ini lahir dari para pendukung pasangan calon PIlpres 2024. Sentimen digital sulit untuk dijadikan sebagai sentimen publik secara keseluruhan.

“Fanbase tentu akan memberikan sentimen positif apapun yang cawapresnya lakukan, sementara itu akan memberikan sentimen negatif pada cawapres kompetitornya” jelas Prabu. 

Adapun sebagai penutup, Prabu menjelaskan selain volume percakapan ada parameter yang bisa digunakan untuk melihat bagaimana popularitas cawapres di media sosial. Seperti misalnya dari jumlah likes, comment, engagement, maupun reach dari data yang tersedia. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat