visitaaponce.com

Pemilu 2024, Perluni UAJ Edukasi Pemuda Jadi Pemilih Cerdas

Pemilu 2024, Perluni UAJ Edukasi Pemuda Jadi Pemilih Cerdas
Seminar nasional edukasi politik yang digelar Unika Atma Jaya dan Perluni UAJ di Jakarta, Jumat (26/1).(Dokpri.)

PEMILU 2024 di Indonesia merupakan momentum untuk menjadi rujukan demokrasi dari para ahli internasional serta generasi muda karena memiliki jumlah suara yang menentukan. Generasi muda diharapkan menjadi pemilih cerdas. 

Anggota KPU August Mellaz menyampaikan itu pada seminar nasional edukasi politik Orang Muda dan Masyarakat Mencermati Pemilu Bersih dan Mengawal Hasil Pemilu secara Bertanggung Jawab untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik. Seminar ini diselenggarakan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ/Unika Atma Jaya) dan Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta (Perluni UAJ) secara hibrida pada Jumat (26/1). 

"Tips-tips menjadi pemilih cerdas seperti memberikan atensi pada proses pemilu, menyuarakan aspirasi atau ide gagasan pribadi, mencermati edukasi politik dari tokoh yang baik, memahami program kerja seandainya terpilih, dan mengenali rekam calon beserta rekam jejaknya," tutur August. 

Baca juga: Cawe-Cawe Jokowi Kejauhan, Kekuasaan Lembaga Kepresidenan Harus Diatur

Peneliti Senior Institute for Advance Research UAJ Muhammad Fajar PhD memaparkan pemikirannya tentang aspirasi, kampanye, dan pilihan politik dikaitkan dengan respons orang muda pada Pemilu 2024. Fajar menampilkan fakta publikasi tentang pemilu dan keterlibatan mahasiswa dari satu pemilu ke pemilu lain. "Saya mengajak berpikir ulang mengenai partisipasi politik anak muda. Generasi muda perlu menemukan strategi-strategi kreatif dalam membangun komitmen yang kredibel dengan para politisi," ujar Fajar.

Di sisi lain, Country Managing Partner Deloitte Legal Indonesia, Cornel B. Juniarto menilik perspektif hukum praktik kampanye dan demonstrasi kekuasaan terkait upaya terwujudnya pemilu bersih dan damai. Generasi muda perlu menggunakan hak hukumnya ikut memilih, tidak membiarkan orang lain mengambil keputusan mengenai nasib kita, tanpa kita sendiri terlibat. Ancaman Pemilu menjadi tidak bersih yang terbesar ialah politik uang yang berakibat mendistorsi demokrasi, menciptakan ketidaksetaraan politik, dan meningkatkan apatisme publik terhadap politik.

Pembicara lain, Elisabeth Husrini menyoroti pentingnya mewujudkan pemilu bersih dan mengawal hasil pemilu untuk menghasilkan manfaat kebaikan bagi rakyat Indonesia. Partisipasi generasi muda dalam pemilu juga sangat penting karena merupakan salah satu indikator kesehatan demokrasi, bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, dan akhirnya berdampak sosial bagi dirinya sendiri. "Generasi muda juga dapat mengawal pemilu bersih dengan melaporkan kecurangan melalui pengawas TPS, Panwaslu, dan Bawaslu. Juga tersedia aplikasi SigapLapor atau Gowaslu," terang Elisabeth.

Baca juga: Pj Gubernur Sulawesi Selatan: ASN Netral, tidak Memihak, dan tidak Boleh Berkampanye

Selanjutnya Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko Priyatno mengajak orang muda bersikap kritis membaca hasil survei dan bijak memanfaatkan media sosial tentang proses pemilu. Penelitian mengungkapkan bahwa keluarga juga memberi pengaruh besar dalam kedewasaan demokrasi dan pilihan politik. 

Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) menyebut tujuan pemilu ialah dinamika melaksanakan suatu proses demokrasi dalam memilih pemimpin untuk kemajuan bangsa dan negara. Yuda mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menyukseskan pemilu dengan rasa dan logika. "Saat menentukan pilihan, kita harus menempatkan rasional logika daripada emosional. Unika Atma Jaya sangat bahagia dapat ikut serta mendidik pemilih pemula yang hadir di Kampus 1 Semanggi untuk sukseskan Pemilu di Indonesia," kata Yuda. 

Seminar Nasional Edukasi Politik bagi pelajar, mahasiswa, dan generasi muda ini dibungkus elegan dengan Pernyataan Bersama Pimpinan Dan Alumni, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Berikut pernyataan bersama itu.

1. Mengambil bagian dalam pemilu sebagai hak dan tugas kami sebagai warga negara Republik Indonesia.

2. Mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan sebagai salah satu cara menjunjung hak asasi setiap warga mengambil bagian dalam pemilu.

3. Melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata meningkatkan kemandiran dan kebebasan dalam pemilu berdasarkan suara hati dan akal sehat.

4. Mengutamakan kerja sama antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan untuk memperkuat pendidikan demokratis.

5. Mengecam dan menolak keras sikap memperalat anak muda dan mahasiswa dan segala bentuk kekerasan mengatasnamakan kesuksesan pemilu.

Dalam seminar nasional tersebut, pemilu bersih juga dapat merujuk pada penjelasan International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) yakni pemilu yang peraturannya dipatuhi dengan cermat dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh tindakan yang ilegal. Pemilu bersih dapat diukur melalui tingkat representasi, tingkat partisipasi publik, perlindungan terhadap hak asasi dan implementasi negara berdasarkan hukum.

"Perluni-UAJ menyambut baik ajakan pimpinan almamater untuk mengedukasi pemilih pemula dalam rangka menyukseskan pemilu damai. Seminar nasional ini menjadi satu kesempatan lagi bagi Perluni-UAJ yang sedang giat menggerakan generasi muda untuk terlibat mewujudkan Pemilu Bersih. Alumni Unika Atma Jaya konsisten hadir mengawal proses demokrasi untuk keadilan sosial bagi rakyat Indonesia," pungkas Michell Suharli, Ketua Umum Perluni-UAJ. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat