Megawati Ajukan Amicus Curiae, KPU Sebut Istilah Itu tak Dikenal Undang-Undang
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) menegaskan istilah amicus curiae yang dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai sahabat pengadilan tidak dikenal dalam undang-undang (UU), baik UU Mahkamah Konstitusi (MK) sampai aturan turunannya, maupun UU Pemilu.
Hal itu disampaikan anggota KPU RI Idham Holik menanggapi banyaknya amicus curiae yang disampaikan oleh berbagai pihak ke MK, termasuk dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Amicus curiae itu disampaikan Megawati terkait perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden-Wakil Presiden 2024 yang tinggal menunggu agenda pembacaan putusan dalam waktu dekat.
Baca juga : KPU Diminta Tak Beropini soal Putusan Sidang MK Putusan Pilpres 2024
"Dalam Peraturan MK Nomor 4/2023 (tentang Tata Beracara Dalam Perkara PHPU Presiden dan Wakil Presiden), tidak ada istilah amicus curiae. Begitu juga dalam UU Pemilu," kata Idham lewat keterangan tertulis, Rabu (17/4).
Idham juga menyinggung ketentuan dalam UU Nomor 24/2003 tentang MK yang menegaskan bahwa salah satu pertimbangan majelis hakim konstitusi dalam merumuskan putusan didasarkan pada alat bukti yang diajukan ke persidangan.
Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) UU tentang MK, alat bukti terbagi menjadi enam jenis, yakni surat atau tulisan, keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan para pihak, petunjuk, dan alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disampaikan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.
Baca juga : KPU Yakin Putusan MK akan Merujuk UU Pemilu
Bagi Idham, istilah surat dalam beleid itu bukanlah amicus curiae, melainkan surat yang diterbitkan oleh para pihak yang bersidang di PHPU, khususnya surat yang diterbitkan oleh pihak termohon. Dalam sengketa hasil Pilpres 2024, KPU duduk sebagai termohon.
"Artinya alat bukti yang dapat dipertimbangkan oleh majelis hakim adalah alat bukti yang diserahkan dalam proses persidangan dan dicatat oleh panitera persidangan. Alat bukti harus memuat atau berisikan fakta objektif atas sebuah peristiwa," terangnya.
Di samping itu, ia juga menyitir beleid dalam UU tentang Kekuasaan Kehakiman sebagai kekuasaan negara yang merdeka untuk menggelar peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan konstitusi.
"Saya sangat yakin bahwa Yang Terhormat majelis hakim MK memiliki integritas tinggi yang berpedoman pada kekuasaan kehakiman. Majelis Hakim MK memiliki independensi atau kemerdekaan dalam merumuskan dan menetapkan putusan, dalam hal ini putusan PHPU Pilpres 2024," tandas Idham.
Penyerahan surat amicus curiae Megawati ke MK sendiri diwakilkan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kemarin siang. Dalam suratnya, Megawati mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berdoa agar palu MK bukan merupakan palu godam, melainkan palu emas. (Tri)
Terkini Lainnya
Iring-iringan Kendaraan Prabowo-Gibran Tiba Pukul 19.30 WIB di Istana Negara Temui Jokowi
Kapan Prabowo akan Bertemu Megawati?
Peran Oposisi Tetap Dibutuhkan
Penetapan Kemenangan Prabowo-Gibran Jadi Momentum Persatuan Anak Bangsa
KPU Pastikan Ganjar-Mahfud Diundang dalam Penetapan Capres-Cawapres Terpilih
Ibas Berikan Ucapan Selamat dan Harapannya untuk Prabowo-Gibran
Tok! Tennessee Mengesahkan Undang-Undang Memungkinkan Guru Bawa Senjata
KPU: Satu TPS Maksimal 600 Pemilih pada Pilkada 2024
Ketua Komisi V Minta Pemerintah Selesaikan Masalah ODOL Melalui Rapat Gabungan
Soal RUU Perampasan Aset, Jokowi: Sudah Ajukan ke DPR
Ini Respons Gerindra soal Megawati Ajukan Diri Jadi Amicus Curae
Mengenal Penyakit Parkinson: Harapan dan Tatalaksana di Masa Depan
Pilpres 2024 Selesai, Semoga tidak Seperti Firaun
Kota (dalam) Plastik
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Menakar Kebutuhan Pendanaan untuk Pilpres 2024 Putaran Kedua
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap